Bab 13

8.9K 513 0
                                    

Siang ini keluarga Jeno pulang ke apartemen mereka, sebelum pulang mereka mampir ke mall untuk berbelanja beberapa keperluan.

Jeno merangkul jaemin di sebelah kiri sementara tangan kiri jaemin menggandeng Juna. Jeno mengambil troli dan mendorongnya mengikuti langkah jaemin dan Juna.

Mereka memilih beberapa macam bahan makanan, buah-buahan dan keperluan rumah lainnya. Sekarang mereka tengah berada di lorong khusus Snack, mata Juna nampak berbinar melihat makanan berjejeran banyak disana.

" Juna boleh pilih 10 macam tapi makannya cuma boleh 3 hari sekali ya". Jaemin memerintahkan Juna memilih jajanan yang ia mau, Juna pun senang berlarian kesana kemari mencari makanan yang ia ingin. Jujur ini kali pertama Juna seperti ini, biasanya jajanan untuknya sudah tersedia dirumah dan ia tidak pernah ikut Taeyong dan haechan ketika mereka belanja kebutuhan rumah.

Jeno senang melihat Juna yang tampak bahagia, akhirnya Juna bisa memiliki kehidupan yang seharusnya ia jalani. Kini tinggal Jeno yang harus bisa menerima takdirnya dan hidup dengan selayaknya keluarga bersama jaemin dan Juna.

Juna telah menemukan semua jajanan yang ia ingin. Namun ketika melihat itu jaemin langsung memijat kepalanya. Lihatlah jajanan yang Juna pilih semua hanya coklat dan permen saja.

" Juna jangan cuma coklat dan permen saja itu bisa bikin gigi kamu rusak. Kamu cuma boleh pilih satu macam permen dan satu macam coklat. Sisanya beli biskuit dan chips juga boleh". Perintah jaemin. Juna dengan bimbang menentukan coklat dan permen yang ia ingin. Setelahnya barulah Juna kembali menaruh jajanan sesuai yang jaemin perintahkan.

" Anak pintar ". Jaemin mengelus dan mengecup kepala Juna.

Setelah berbelanja mereka mampir ke resto jepang untuk makan siang. Jeno memilih sushi dan ramen untuk menu makan siangnya, jaemin memilih ramen saja karena masih kenyang dan jaemin memilihkan Juna nasi kari katsu agar anak itu makan siang dengan kenyang.

" Jangan makan ramen saja, kamu dokter loh. ganjel nasi sedikit dulu ". Ucap Jeno

" Tadi pagi kan udah, aku kenyang mas". Elak jaemin

Bukan Jeno namanya kalau mau saja mengalah, Jeno pun mengambil sepotong sushi miliknya dan menyuapkannya ke mulut jaemin. Jaemin pun pasrah menerima suapan suaminya itu.

" Anak pinter". Ejek Jeno
Jaemin melirik tajam Jeno sementara Jeno hanya tertawa.

Juna melirik menu ramen pilihan Jeno dan jaemin. Sejujurnya Juna juga ingin makan ramen namun dilarang oleh jaemin karena tadi pagi saat di hotel Juna hanya makan sosis dan telur saja.

" Kamu mau ". Tawar jaemin dan Juna pun mengangguk. Jaemin pun menyuapkan ramen miliknya ke mulut Juna.

" Terima kasih Buna ". Juna tersenyum riang ke arah jaemin

Setelah selesai makan, seperti sudah hafal dengan kebiasaan jaemin, Jeno melangkahkan kakinya ke arah toko ice cream gelato kesukaan jaemin.

Jaemin memesan 2 cup gelato untuknya dan Juna.

" Mas yakin ga mau ". Tawar jaemin yang sedang menyuap gelato ke mulutnya. Jeno menggelengkan kepala

" Enak loh mas, buat menetralkan aroma di mulut".

" Kalau itu mas ga perlu ice cream itu, kan ada kamu". Jawab Jeno enteng. Sementara jaemin langsung melotot dan menepuk pundak Jeno. Untung juna ga paham dan sedang sibuk dengan ice cream nya.

Sesampainya mereka di rumah, Juna membantu jaemin menata belanjaan mereka tadi.

" Juna, tidur siang dulu ya nak. Kamu pasti capek". Ucap jaemin

" Juna tidur sama Buna boleh ga".

" Ya udah, kamu Buna temenin sampai tidur aja ya. Habis ini Buna mau beres-beres barang Buna di kamar".

Jaemin berbaring di sebelah Juna sambil memeluk anak itu. Juna benar-benar nyaman di dekapan jaemin hanya dengan sedikit elusan di kepalanya dan pelukan jaemin saja Juna sudah tertidur pulas.

Saat jaemin keluar kamar Juna, dia bertemu pandang dengan Jeno yang baru saja keluar dari kamar mereka.

" Bukannya tadi di dapur". Tanya Jeno

" Udah beres dari tadi mas, barusan aku habis nemenin Juna buat tidur siang. Mas ga mau istirahat dulu?".

"Dari tadi mas nungguin kamu di kamar, ayo kita istirahat". Ajak Jeno

" Nana mau beres-beres barang Nana dulu mas".

" Udah mas beresin barusan, ayo tidur siang dulu".

Jaemin masuk ke kamar dan mengecek barang-barang nya. Ternyata benar sudah di susun rapi oleh Jeno. Jaemin kaget Jeno orangnya sangat rapi dan tertata rupanya.

Kini jaemin sudah berada dalam dekapan Jeno, sepertinya semenjak menikah Jeno sudah tidak butuh guling lagi.

"Mas".

"Hmm". Jawab Jeno dengan mata terpejam

" Mas harus lebih perhatian sama Juna. Mas jangan ingat kalau Juna itu anaknya wanita itu. Tapi mas perlu ingat kalau Juna itu anaknya kita, anak Nana dan anaknya mas. Meskipun dulu Juna membawa kesulitan bagi mas, tapi sekarang Juna membawa mas kepada Nana. Itu artinya semua hal itu ada sisi positif dan negatif nya. Jika sisi negatifnya Juna di lahirkan wanita itu dan membawa kesulitan bagi mas. Tapi sisi positifnya Juna membawa mas pada posisi mas sekarang, mas bisa sukses dengan perusahaan yang mas Bangun sendiri, dan Juna lah yang menyatukan kita berdua. Juna pisahkan mas dengan ibunya dan ia ganti dengan kehadiran Nana di hidup mas. Itu yang perlu mas ingat".

Mendengar ucapan jaemin, Jeno hanya diam saja tanpa menanggapi. Dia akan mencoba tapi itu perlu waktu. Sementara jaemin hanya pasrah, dia tau Jeno belum tidur dan Jeno pasti mendengar apa yang ia katakan barusan. Jaemin tau Jeno butuh waktu, menerapkannya ga bakal mudah buat Jeno. Akhirnya jaemin memilih untuk tidur saja, ia peluk erat Jeno dan ia usap-usap punggung Jeno. Ia tau suaminya itu tengah berperang dengan pemikirannya.

Mr. widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang