Bab 31

6.6K 348 8
                                    

Pagi ini Jeno bangun lebih dulu, dia menatap jaemin yang tidur pulas dalam dekapannya. Semalam mereka habis melakukan kegiatan panas, itu salah satu saran dari dokter untuk membantu agar ketuban jaemin bisa cepat pecah. Jaemin semalam mengeluh pinggulnya nyeri dan panas. Jeno memijat sampai jaemin tertidur pulas, karena nyaman dengan pijatan Jeno dan kelelahan setelah kegiatan panas mereka. Usia kandungan jaemin sudah memasuki 38 Minggu dan malam nanti adalah jadwal operasi jaemin.

Jeno mengelus punggung jaemin agar tidurnya semakin nyenyak, dia menatap iba melihat wajah pucat jaemin yang kelelahan selama mengandung. Merasakan sentuhan dari tangan Jeno membuat jaemin langsung terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata, yang pertama ia lihat adalah tatapan lembut Jeno kepadanya. Jaemin tersenyum kepada Jeno dan kembali menyamankan posisinya didalam dekapan sang suami.

" Selamat pagi mas." Ucap jaemin dengan suara seraknya.

" Pagi sayang, kalau masih ngantuk tidur lagi aja."

Jaemin menggelengkan kepala dalam dekapan suaminya dan melakukan kebiasaannya yaitu mengendus potongan leher Jeno dan menelusupkan wajahnya ke area ketiak Jeno.

" Ga mas, Nana pengen kita jalan pagi dulu. Boleh ga mas?"

" Boleh sayang, tapi bersih-bersih dulu ya. Ga enak ini habis keringetan semalam. Kamu juga ngapain ngendus-ngendus disana. Bau sayang."

" Ajak Juna juga ya mas, hidung Nana udah kebal sama bau mas. Nana merasa nyaman aja pelukan posisi kaya gini mas, Anget."

" Yaudah ayo kita bersih-bersih dulu. Habis itu kita sarapan sekalian ajak Juna, ga enak ayah sama bunda pasti udah bangun."

" Iya mas." Jaemin langsung merentangkan tangannya, Jeno pun dengan sigap membantu jaemin untuk bangkit.

Selama mandi, Jeno membantu jaemin membersihkan seluruh anggota tubuhnya. Sejak kehamilan jaemin yang sudah mulai besar, Jeno memang sering membantu jaemin mandi, karena jaemin kesulitan membersihkan beberapa bagian dari area tubuhnya. Setelah selesai bersih-bersih mereka menghampiri yuta,winwin dan Juna  ke meja makan untuk sarapan bersama.

" Pagi-pagi udah segar aja jen, habis dapat jatah ya." Goda yuta. Mendengar ucapan yuta membuat winwin langsung mencubit lengan sang suami.

" Yah, Adak anak kecil loh itu. Ngomongnya di jaga." Tegur winwin

Sementara Jeno nampak acuh sambil membantu jaemin untuk duduk di kursinya.

" Nana mau sarapan pakai apa nak."

" Nana mau roti sama susu aja Bun."

" Kamu mau sarapan pake apa jen." Tawar winwin yang hendak mengambilkan sarapan untuk Jeno.

" Tidak usah Bun, Jeno ambil sendiri aja."

Winwin dan yuta memang menginap disini sejak dua hari yang lalu. Mereka ingin menemani anak dan menantunya disini. Jeno pasti akan kesulitan jika menghadapi jaemin sendirian apalagi mereka sama-sama belum punya pengalaman soal persalinan.

Setelah sarapan. Jeno, jaemin dan Juna jalan-jalan mengelilingi taman yang ada di apartemen mereka. Jaemin berjalan tertatih karena perutnya yg besar dan kakinya yang sudah bengkak efek kehamilannya. Jeno dengan sabar menuntun jaemin berjalan, sementara Juna sibuk berlarian sana sini menikmati permainan yang ada di taman tersebut.

" Capek ya."

" Iya mas." Jawab jaemin ngos-ngosan dengan keringat membanjiri pelipis nya.

" Yaudah kita istirahat dulu ya."

Jeno menuntun jaemin untuk duduk di salah satu kursi taman, ia lap keringat yang mengalir di pelipis jaemin dan tidak lupa memberi jaemin air minum. Setelahnya mereka duduk memperhatikan Juna yang sibuk menikmati wahana yang ada di taman tersebut dan tidak lupa tangan Jeno setia mengelus pinggul jaemin yang pasti selalu merasa pegal semenjak usia kandungannya mendekati waktu kelahiran.

Mr. widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang