Hari ini jaemin dan Jeno akan bertemu dan sudah di atur oleh winwin dan Taeyong. Jeno menjemput jaemin ke kediaman Nakamoto, saat Jeno sampai langsung di sambut oleh yuta dan winwin.
" Masuk jen, tunggu ya bunda panggilan Nana dulu ke kamarnya"
" Apa kabar jen?"
" Baik yah" ( Jeno sudah mengubah panggilan kepada yuta dan winwin. Itu atas usulan yuta sendiri).
" Mau kemana hari ini "
" Belum tau yah, nanti tanya jaemin dulu"
" Jen, pesan ayah cuma satu. Kalau kamu emang yakin dan serius sama Nana, kamu bisa lanjut tapi kalau ga tolong berhenti. Nana itu anak ayah satu-satunya kalau kamu macem-macem kamu pasti tau akibatnya. Kamu kenal saya gimana kan?"
" Iya yah, ayah tenang saja".
Jaemin datang bersama winwin dan Jeno pun langsung berpamitan kepada yuta dan winwin.
" Ayah, bunda Nana berangkat ya". jaemin berpamitan dan tak lupa memeluk ayah dan bundanya.
Ketika mereka telah memasuki mobil, mereka awalnya saling diam sampai akhirnya jaeminlah yang memulai pembicaraan terlebih dahulu
" Juna mana, kok tidak ikut?".
" Juna ada di apartemen bersama maid, saya sengaja tidak membawanya karena ada banyak hal yang harus kita bahas soal ini".
" Lalu kita mau kemana?"
" Kamu ada rekomendasi?"
" Tidak tau, ahjussi sudah makan?"
" Belum "
" Ya sudah, kita cari tempat makan saja. Ahjussi ingin makan apa?"
" Terserah kamu saja "
" Kalau ke resto grill mau?"
" Boleh, kasih tau saja tempatnya".
Jaemin mengajak Jeno ke salah satu restoran grill langganannya di mall. Mereka memesan beberapa jenis daging untuk mereka makan.
" Jaemin, kamu yakin ingin menerima perjodohan ini?"
" Kenapa bertanya seperti itu ?"
" apa pacar kamu tidak keberatan? Apa kamu tidak malu menikah dengan duda yang usianya lumayan jauh dengan kamu?"
" Pertama saya ga punya pacar, kedua saya tidak masalah dengan status ahjussi. Intinya yang penting kita saling membuka diri dan sama-sama belajar menerima satu sama lain itu ga masalah buat saya".
" Apa kamu menerima semua ini memang ingin berkomitmen berumah tangga atau kamu kasihan dengan Juna?, jaemin saya tau jika Juna sudah banyak bercerita tentang dia kepada kamu"
" Ahjussi, bagi saya pernikahan bukan hal main-main. Jadi kita bisa belajar bersama untuk memperbaiki diri dan saling mencintai seiring berjalannya waktu. Jika ahjussi menganggap saya kasihan kepada Juna, memang Juna juga termasuk salah satu pertimbangan bagi saya dalam memutuskan hal ini".
" Jika saya mengatakan saya sudah menyukaimu sejak pertama bertemu apa kamu percaya?". Jaemin kaget dengan ucapan Jeno
" Maksudnya ahjussi suka sama saya? Tapi saya ". Ucapan jaemin terpotong
" Saya tidak masalah jika kamu belum menyukai saya, seperti yang kamu katakan tadi kamu bisa belajar seiring berjalannya waktu. Perihal Juna, mungkin sedikit banyak kamu sudah mendengar bagaimana kisah saya dan Juna. Jaemin, sangat sulit bagi saya untuk berdamai dengan masalalu. Semenjak adanya Juna saya banyak mengalami hal berat, saya paham kalau anak tidak bersalah soal hal seperti ini. Tapi setiap melihat Juna saya akan mengingat bagaimana ibunya menghancurkan hidup saya dengan menghadirkan Juna ke dunia ini. Dibilang benci saya tidak benci dengannya bahkan saya tidak pernah melakukan kekerasan padanya, hanya saja saya membatasi interaksi dengannya dan mengalihkan pandangan saya saat bersama dengannya. Saya tahu betul keluarga saya juga memikirkan hal yang sama dengan saya soal Juna, hanya saja mereka masih mau berinteraksi dengan Juna dalam hal formalitas saja. Kamu tau alasan saya membawa Juna ke apartemen?". Jaemin menggelengkan kepala
" Saya paham apa yang Juna rasakan, dia pasti sedih melihat bagaimana anak Mark menjadi pusat perhatian dirumah itu. Sedari kecil Juna hanya akan di oper sana sini dan tidak pernah menjadi pusat perhatian di keluarga saya. Itulah hal pertama yang membuat saya menyukai kamu, saya kagum dengan kamu dan keluargamu. Saya dapat melihat bagaimana Juna merasa nyaman dikeluarga kamu yang baru ia kenal. Saya kagum dengan senyuman tulus dan tatapan tulus kamu kepada semua orang. Untuk saat ini, saya sudah mencoba untuk berdamai dengan masalalu saya tapi jaemin, itu masih sulit bagi saya. Tolong bantu saya untuk menerima semua dan berdamai dengan masalalu saya. Saya juga akan membantu kamu untuk belajar mencintai saya. Jadi, kamu mau kan hidup bersama saya?". Jaemin kaget dengan penjelasan Jeno, ternyata Jeno tak sejahat yang ia pikirkan.
Setelah mengucapkan itu, Jeno menatap jaemin meminta jawabannya.
" Baiklah ahjussi, saya mau. Mari kita sama-sama belajar". Jaemin tersenyum menatap Jeno. Dan Jeno pun menggenggam tangan jaemin sambil menganggukkan kepala.
Merekapun fokus ke makanan mereka, awalnya mereka fokus membakar daging masing-masing namun saat jaemin perhatikan sepertinya Jeno kesulitan dalam memanggang daging miliknya.
" Ahjussi memang suka daging yang terlalu matang ya?". Tanya jaemin dan Jenopun malu saat ditanya seperti itu. Melihat reaksi Jeno, jaemin pun paham dan membantu Jeno membakar daging.
Selama makan, jaemin akan memindahkan daging-daging yang sudah matang ke piringnya dan piring Jeno. Melihat hal seperti ini Jeno semakin kagum dengan jaemin, apalagi selama mereka berbicara nampaknya jaemin memang tipe orang periang.
" Jaemin, jika nanti saat menikah saya meminta kamu berhenti bekerja apa kamu keberatan". Jaemin kaget dengan pertanyaan Jeno. Tapi jaemin memang pernah membahas ini bersama ayah dan bundanya dulu
" Ga masalah, kata bunda kalau udah nikah harus nurut sama suami jika hal itu memang baik untuk kita". Jeno tersenyum dan mengelus kepalanya. Dalam hati jaemin ingin berteriak, kenapa Jeno jadi soft seperti ini dan lihatlah senyumnya sangat tampan.
Setelah makan, mereka keliling mall dan sebelum pulang mereka mampir ke toko mainan dan toko minuman untuk membelikan Juna oleh-oleh. Tentu saja tidak lupa jaemin akan membeli ice cream gelato kesukaannya.
Begitu sampai di mobil, jaemin dengan tidak sabaran memakan ice creamnya karena takut meleleh. Selama di perjalanan jaemin dan Jeno saling bercerita tentang pekerjaan mereka. Saat lampu merah menyala, Jeno menoleh ke arah jaemin yang asyik berceloteh sambil memakan ice cream dan tidak sadar ice creamnya menempel di sekitar bibirnya. Jeno mendekat ke arah jaemin membuat jaemin kaget, namun setelahnya Jeno mengusap bibir jaemin yang terkena ice cream dan kembali menjalankan mobilnya saat lampu hijau menyala.
" Dasar bocil " kekeh Jeno
" Ahjussi diam". Jaemin memukul lengan Jeno
" Jaemin, berhenti memanggil saya ahjussi, saya tidak setua itu". Jaemin kesal dan memalingkan wajahnya. Jeno hanya tersenyum, ternyata jaemin mode manja lucu juga pikir Jeno.
Jeno dan jaemin sudah di depan pintu apartemen milik Jeno, begitu pintu di buka Juna kaget ayahnya datang bersama Nana
" Kak Nana " sambut Juna riang, jaemin pun tersenyum dan merentangkan tangannya. Juna masuk kedalam dekapan jaemin berakhir ia di gendong oleh jaemin.
" Jangan di gendong junanya, dia udah gede".
" Kamu juga Juna, badan kamu itu berat kasian bunda kamu"
" Kok bunda?" Tanya Juna dan jaemin serentak
" Ya bunda, karena kak Nana itu bakal jadi bunda kamu. Ayah dan kak Nana akan menikah nanti". Balas Jeno cuek
" Beneran kak ?" Tanya Juna. Jaemin mengangguk
" Bener, tapi jangan panggil bunda ya. Panggil Buna aja".
" Buna?" Tanya Juna bingung
" Iya, Buna itu bunda Nana". Mendengar penjelasan jaemin, Juna pun bersorak riang.
" Terima kasih Buna, udah mau jadi ibunya Juna. Juna sayang Buna". Juna mencium pipi jaemin, mendengar itu mata jaemin berkaca-kaca, begitu juga Jeno yang terharu mendengarnya.
" Sama-sama sayang, sama ayah ga bilang terima kasih juga ". Tanya Nana sambil mencium pipi Juna. Dengan sedikit canggung Juna juga mengucapkan terimakasih kepada Jeno
" Terima kasih ayah".
" Hemm". Seperti biasa begitulah balasan Jeno. Jaemin hanya menghela nafas, sepertinya tugasnya lumayan susah