Hari ini adalah hari terakhir mereka di Bali. Baik Jeno maupun jaemin, mereka sepakat untuk menghabiskan waktu di kamar saja.
Saat ini jaemin sedang duduk di pangkuan Jeno dengan tangannya yang bergelayut manja di leher jeno dan wajahnya yang ia simpan di ceruk leher Jeno. Seperti inilah posisi favorit nya jaemin semenjak menikah dengan Jeno.
Sementara Jeno sibuk mengelus punggung jaemin dan sesekali mengecup pucuk kepala jaemin, guna menyamankan sang istri di dalam dekapannya. Seperti biasa, kebiasaan Jeno jika di kamar adalah Shirtless dan jaemin hanya memakai baju kaos oversize milik Jeno.
" Mas."
" Hmm."
" Kita nikah udah 2 tahun lebih, mas pernah ga merasa bosan atau kesel sama Nana."
" Tidak pernah."
" Masa sih mas, Nana kan kadang ngeselin dan manja orangnya. Ayah aja suka kesel sama Nana."
" Kalau soal ngeselin, mas ga masalah. Mas menganggap itu sebagai candaan kamu untuk menghangatkan suasana. Dan kalau Manja, itu hal yang wajar, sayang. Kamu itu anak tunggal, di sayang sana sini. Wajar kalau kamu punya sisi manja. Justru mas senang kalau kamu manja ke mas. Mas terima semua, apa yang ada dalam diri kamu. Kalau kamu mau manja ke mas, ya manja aja. Itu emang tugas mas buat manjain kamu. Kalau kamu ngomel-ngomel juga mas ga masalah, mas anggap itu kamu dalam kondisi capek. Wajar kalau kamu ngomel, buat meluapkan rasa capek kamu. Sejauh ini sikap yang kamu perlihatkan itu memang sesuai dengan keadaan, mas ga masalah dengan hal itu. Tapi, mas boleh Minta sesuatu."
" Apa itu mas."
" Kamu, jangan sungkan kalau mau sesuatu. Jangan di tahan dan jangan ga enakan sama mas sayang. Kamu kalau di tawari sesuatu harus di paksa dulu. Kalau ga, kamu pasti Pendam sendiri."
" Nana emang ga mau apa-apa dari mas, Nana cuma pengen kaya gini. Nana pengen di manja sama mas, di perhatiin sama mas. Jujur semenjak dewasa, Nana udah ga pernah manja-manja lagi baik ke ayah ataupun ke bunda. Nana ga enak, Nana udah dewasa dan bukan umur nya lagi Nana buat manja kaya gini, apalagi ke ayah. Bahkan, waktu Nana kerja, kalau Nana lagi ada masalah, Nana bakal kerja seharian dan bikin badan Nana capek buat lupain semua dan berakhir Nana bisa tidur nyenyak. Mas jangan berubah ya, karena kalau sama mas, Nana bisa lagi merasakan di manja kaya anak kecil begini."
" Iya sayang, tapi tetap aja. Kalau kamu mau apa atau kemana, tolong bilang sama mas,ya. Jangan ga enakan jadi orang, mas kerja buat kamu dan anak-anak. Mas ga suka kalau kamu jadi orang ga enak an."
" Iya mas, lagian tanpa Nana minta, kan mas tetap ngasih juga."
" Ya itu karena kamu ga pernah minta apa-apa. Sayang, mas tau gimana capeknya kamu. Meskipun kamu ga kerja, tapi tugas kamu sekarang lebih berat dari kerjaan kamu dulu. Apalagi, ngurusin anak-anak itu susah loh. Mas aja yang cuma jagain mereka di weekend, kadang rasanya capek kalau mereka lagi mode tantrum. Semua harus kamu hadapin tiap hari, ngurusin mas dan masak juga. Kenapa sih, harusnya masak itu tugas maid di rumah."
" Nana ga anggap mereka beban mas, Nana suka anak kecil dan udah biasa hadapin mereka. Kalau soal masak, bunda bilang itu tugas kita sebagai istri agar suami betah sama kita. Suami ga cuma harus dilayani di ranjang saja, tapi juga dalam memperhatikan penampilan dan menjamin soal makanan mereka. Nana ga papa kok mas, bunda aja bisa ngurus Nana dan ayah sampai sekarang. Berarti Nana juga bisa."
" Bagi mas itu ga masalah sayang. Yang penting kamu sehat dan bahagia. Bunda cuma ngurus kamu dan ayah, berbeda dengan kita. Kita ada dua anak dan tidak menutup kemungkinan jika nanti bisa aja nambah. Kondisinya beda sayang, kamu terlalu sibuk urus semua sampai kamu ga perhatiin diri kamu. Mas ga suka kamu kaya gitu."
" Nana ga papa mas."
" Yaudah, cukup sampai junwoo aja ya. Mas ga mau kamu makin capek kalau kita nambah anak."
" Mas." Lirih jaemin dan menatap Jeno dengan mata berkaca-kaca
" Dengerin mas, ya sayang. Ini bukan soal mas kejam atau gimana. Tapi ini demi kebaikan kamu juga. Nurut ya sayang. Kamu cukup ngurusin mas dan anak-anak aja. Soal masak biar maid kita di rumah aja ya."
" Iya, mas." Lirih jaemin
" Sudah jangan sedih dong, cantiknya mas. Nanti jadi sia-sia dong honeymoon kita. Cebong mas ga jadi nyangkut malah ikut keluar bareng air mata kamu." Candaan Jeno
Jaemin langsung tertawa terbahak-bahak mendengar candaan Jeno yang menurutnya itu garing. Tapi entah kenapa, jika keluar dari mulut Jeno jadi terdengar lucu.
" Apaan sih kamu. Bener-bener candaan bapak-bapak banget."
" Biarin, yang penting istri aku yang cantik ini ga sedih lagi. Ini juga kan candaan buat kamu doang." Ucap Jeno sambil memeluk erat jaemin dan mengecup wajah jaemin bertubi-tubi. Entah kenapa, setiap dia merasa gemas pada jaemin, pasti dia akan memperlakukan jaemin seperti itu.
" Udah mas, geli."
" Semoga setelah habis dari sini ada hasilnya ya sayang. Soalnya mas udah setor hampir setiap hari loh. Kalau ga nyangkut, kan kasian kamunya."
" Kok Nana yang kasihan."
" Soalnya, bakal mas bikin terus sampai jadi."
" Itu mah, maunya kamu mas."
" Sayang."
" Hmmm."
" Kayanya setelah ini, kita harus punya jadwal quality time berdua deh. Efeknya berasa banget kaya sekarang, apalagi kamu. Kita bisa sesekali merasakan bebas dan menikmati waktu kita buat pacaran atau buat deep talk kaya sekarang. Itu berpengaruh juga buat hubungan kita."
" Iyaa mas, Nana setuju. Nanti anak-anak kita titip ke bubu atau bunda aja. Pantes dulu waktu kecil, Nana suka di titip ke kakek atau grandpa. Dulu Nana pikir ayah sama bunda ga peduli sama Nana karena jalan berdua dan nitip Nana ke yang lain. Tapi setelah nikah Nana paham, selain urusan keluarga, kita juga butuh waktu berdua dan melakukan deep talk untuk menjaga hubungan kita."
" Bener sayang, kita harus saling terbuka, saling pengertian dan saling membantu. Itu yang paling penting."
" Iya mas, terima kasih udah milih Nana jadi pasangan mas. Nana ga pernah nyesel sedikitpun nikah sama mas. Nana sayang banget sama mas Jeno."
"Mas juga sayang banget sama kamu, terima kasih juga udah mau membuka hati buat mas ya."
Banyak hal yang mereka bahas tentang kehidupan mereka dan itu membuat mereka semakin nyaman satu sama lain. Karena suasana yang nyaman dan obrolan yang nyaman membuat jaemin mengantuk dan tertidur di pangkuan Jeno.
Jeno tersenyum menatap sang istri,meskipun usia mereka terpaut jauh. Tapi jaemin mempunyai pola pikir dan sifat yang dewasa, itu membuat obrolan mereka nyambung dan membuat dia nyaman saat berbicara dengan jaemin.