Bab 49

3.3K 244 10
                                    

Sesuai janjinya, setelah sarapan Jeno beserta istri dan anak-anaknya berangkat ke klinik di antar oleh Supir mereka.

Jeno sedang memangku anak gadisnya, sementara Juna dan junwoo ada di kursi belakang.

" Buna, Buna." Ucap junwoo yang tiba-tiba menyembulkan kepala di antara kedua orangtuanya.

" Kenapa."

" Ayah, suka belbohong ya Buna."

Jeno dan jaemin kaget mendengar ucapan polos sang anak, sementara Juna yang sudah paham dengan ka random an sang adik. Memilih menatap keluar jendela untuk menahan tawanya.

" Kenapa Juju bilang seperti itu nak."

" Kata Abang Juna, olang yang suka belbohong itu hidungnya panjang. Sepelti Pinocchio."

" Hidung ayah kan tidak panjang sayang."

" Hidung ayah itu panjang Buna. Lihat itu." Tunjuk Juna pada hidung ayahnya.

" Ini namanya mancung ju, bukan panjang."

" Itu panjang ayah, kata Abang Juna panjang sepelti ini." Ucap junwoo memperagakan bagaimana bentuk panjang yang dia maksud.

" Ini namanya mancung, kalau panjang itu hidungnya sampai ke mobil depan sana. Kamu sih, hidungnya pesek. Enak aja bilang hidung ayah panjang karena berbohong."

" Buna pesek juga, ayah." Tunjuk junwoo pada hidung jaemin.

Mampus lah Jeno, bisa-bisa jaemin marah padanya. Benar-benar kerandoman junwoo membawa petaka.

" Aku pesek, ya mas."

" Enggak sayang, lagian ini anak kamu. Nanya nya aneh-aneh aja."

" Oh, anak aku."

" Maksud aku bukan gitu sayang."

" Jung Juna, ini ulah kamu ya." Ucap Jeno dan menatap tajam kepada si sulung.

" Juna tidak bilang begitu ayah, Juju saja yang mikirnya kesana."

" Kamu kalau cerita ke dia, kasih liat gambarnya. Biar dia tau bentuk aslinya."

" Iya ayah, maaf. Ga lagi deh."

Akhirnya jaemin memilih tertawa melihat kelakuan suami dan anak-anaknya.

°°°°°

Saat sampai dirumah sakit, juna dan junwoo duduk menunggu orang tuanya di ruang tunggu.

Setelah pengecekan kondisi Ji-Su. Jaemin dan Jeno mulai konsultasi tentang masalah mereka.

" Dok, akhir-akhir ini asi saya seret. Itu kenapa ya."

" Biasanya itu karena dokter na yang terlalu stress dan suasana hati yang tidak nyaman. Itu sangat berpengaruh untuk produksi asi."

" Solusinya apa ya, dokter kun."

" Dokter tetap harus rutin menyusui, minimal 8 kali sehari. Harus rajin memijat area dada juga, makan-makanan yang bernutrisi dan sayur-sayuran yang bagus buat produksi asi. Dokter juga harus rajin melakukan pumping setelah menyusui dan jangan lupa minum asi booster juga dokter na."

" Seperti itu ya, oke terima kasih dokter kun."

" Sama-sama, ada yang mau di tanyakan lagi."

" Untuk saya, apa yang bisa saya bantu pada istri saya dokter."

" Bapak bisa memijat pundak istri bapak saat menyusui agar dia bisa relaks dan bapak juga bisa bantu dengan ikut menyusu pada istri bapak. Itu juga dapat memperlancar produksi asi. Oh, satu lagi. Harus rajin minum susu almond juga."

Mr. widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang