•••
'Kak Asher itu suka eskrim, eskrim matcha!' gerakan tangan halus memberikan isyarat dikeheningan, tepat di balkon apartemen. Gadis remaja itu tersenyum menceritakan sosok yang ia sayang. Berbincang tentang seseorang yang ia juluki Matcha Boy.
"Iya?" suara lembut menimpali dengan gerakan yang telah dipahami. Mengelus puncuk kepala si gadis.
Sena tersenyum antusias karena makan kesukaan lelaki itu sama dengannya. Tak hanya ice cream matcha, Sena merupakan penggemar berat makanan dengan rasa matcha. Ia terkejut, Asher dan dirinya memiliki kesamaan dari segi rasa yang disukai.
"Kalo gitu, selain matcha Kak Asher suka apa lagi?" ujarnya perlahan dengan tangan yang terus bergerak menyampaikan bahasa isyarat.
'Umm ... Athe kurang yakin sih, kalo gak salah kak Asher juga suka makanan pedes deh.'
Sena melihat gerakan yang disampaikan perempuan berumur 16 tahun didepannya. Mengerti dengan gerakan isyarat yang disampaikan, mata redup Sena berbinar.
"Kak Asher suka pedes?"
Bila didengar dari luar apartemen mungkin Sena seperti sedang berbicara sendiri. Tapi jika dilihat secara langsung, perbincangan ini terasa hangat. Walau bukan suara yang menimpalinya, Sena senang. Sena juga sangat menikmati acara berbincangnya dengan gadis remaja didepannya.
Ketika berbicara dengan Athena, Sena bisa bernafas dari kesesakkan yang ia rasakan. Menghirup udara sekitar tanpa khawatir lagi.
'Iya! Tapi yang paling Kak Asher suka ya ... eskrim matcha. Eh nggak! semua makanan manis rasa matcha itu kak Asher suka. Sukaaa bangett.'
Sena mengulas senyum lebar. "Kalau Athe suka apa?"
'Athe? ... suka coklat.' gadis itu berpikir sebentar menampilkan raut lucu yang membuat Sena gemas. 'Nomer satu cokelat, kedua keju, ketiga vanilla.'
"Loh Athe gak suka matcha kaya Kak Asher?"
Mata bulat Athena menatap tajam, dengan lipatan dikeningnya pertanda ia tak setuju.
'Gak! Matcha itu gak enak. Rasanya kaya rumput! Athe bukan sapi kaya Kak Asher yang suka rumput!'
Sena yang melihat itu tertawa lepas, perutnya serasa dikelitik. Pendapat Athena barusan terasa lucu dipikiran Sena. Karena menyamakan Asher dengan sapi.
Athena yang menonton sedikit tertegun kagum melihat tawa renyah Sena yang baru pertama kali ia lihat. Karena setiap kali Athena lihat, hanya ada kemurungan dan kesedihan yang berlebih di raut muka Sena.
'Kakak cantik kalo ketawa.' Gerak Athena menyampaikan pendapatnya.
Sena tersenyum menimpali "Terimakasih, Athe juga cantik kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆𝐔𝐄
FantasyThe End of The Pain. Dari sekian banyaknya waktu dan masa yang telah Sena lalui. Setelah berulang kali terjebak digaris waktu yang sama. Ia ingat semua dan Sena melakukan usaha terakhirnya. Mungkin memang takdirnya bukan untuk Asher. Sena memilih...