•••
Asher tiba di kantin. Manik charchoalnya menari bergerak kesana-kesini mencari Sena.
Kantin sekolah ramai, suasana riuh rendah dan penuh semangat mewarnai setiap sudut ruangan. Deru langkah para siswa yang membanjiri kantin terdengar, seolah-olah menghidupkan ruangan yang sunyi. Aura keceriaan dan kehangatan langsung terasa begitu melangkah masuk.
Keramaian kantin membuatnya kesulitan menemukan Sena. Di tengah-tengah kantin yang dipenuhi dengan deretan meja dan kursi, siswa-siswa sibuk bergerak kesana-kemari, mencari tempat duduk yang nyaman.
Beberapa dari mereka duduk bersama teman-teman sekelas, sementara yang lain memilih untuk duduk sendiri sambil menikmati momen istirahat mereka. Terdapat pula kelompok-kelompok kecil yang berkumpul di sudut-sudut kantin, terlibat dalam diskusi seru atau mengerjakan tugas kelompok.
Pandangan teralihkan pada berbagai sajian makanan yang menggoda di berbagai penjuru kantin. Dari piring-piring dengan nasi goreng yang menguar, hingga tumpukan burger dan kentang goreng yang menggiurkan, semua terpajang dengan rapi di atas meja penjual. Aroma harum dari masakan-masakan itu menyelimuti seluruh ruangan, memancing selera dan membuat siapa pun yang melangkah masuk tak sabar untuk segera menikmatinya.
Sambil mencari Sena, Asher ikut mengantri makanan. Membeli nasi goreng.
Penjual-penjual dengan cekatan melayani pelanggan mereka, tersenyum ramah sambil mengambil pesanan. Tidak jarang terdengar canda tawa di antara mereka, menambah keceriaan di kantin yang sudah ramai itu. Suasana hangat dan ramah membuat para pelanggan merasa nyaman.
"Nasi goreng seafood satu pedes, sama es Matcha Yoghurt Blended satu" Tutur Asher, setelah memesan ia bergegas mencari meja untuk menunggu makanannya.
Asher duduk di bagian sayap kanan kantin. Duduk sendiri dimeja yang mampu menampung 6 orang. Pemuda itu sudah terbiasa sendiri. Bukannya terlihat menyedihkan, Asher malah terlihat seperti penguasa di singgasana.
Sesampainya makanan Asher, pemuda itu mulai menyantap hidangan didepannya. Menyerah karena tak kunjung menemukan Sena. Ia memutuskan untuk cepat-cepat menghabiskan makanannya. Dan kembali kekelas, mungkin Sena sudah dikelas.
15 menit berlalu, nasi goreng Asher sudah habis. Ia tengah menyedot minumannya. Ia seruput tak bersisa.
Selepas itu, tangannya mulai merapikan alat makannya. Asher lumayan perfeksionis. Jadi semua yang sudah ia pakai pasti akan ia susun dengan rapi, memenuhi hasrat aneh dalam dirinya.
Pemuda tampan bermanik kelam yang mengelap meja dengan tisu adalah pemandangan lumrah bagi siswa AIHS. Sifat perfeksionis Asher cukup terkenal seantero sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆𝐔𝐄
FantasyThe End of The Pain. Dari sekian banyaknya waktu dan masa yang telah Sena lalui. Setelah berulang kali terjebak digaris waktu yang sama. Ia ingat semua dan Sena melakukan usaha terakhirnya. Mungkin memang takdirnya bukan untuk Asher. Sena memilih...