•••
Hampir satu pekan, Sena dan Sean berada dirumah sakit. Melakukan perawat intensif dibawah pengawasan dokter. Rencananya sih ketika dibawa kerumah sakit kemarin, Sena tak berniat rawat inap, karena dirasa lukanya tak begitu parah. Ia juga harus sekolah karena masa liburan telah berakhir.
Tapi paksaan Leon dan keadaan Sean yang drop mengakibatkan Sena ikut terjebak di Rumah Sakit milik keluarga Leon. Lelaki tampan itu membawa Sena dan Sean ke Rumah Sakit milik keluarganya untuk menghindari media dan pemberitaan yang tidak perlu. Hal itu pun disetujui Sena karena tak ingin ada keributan.
Selama enam hari full Sena dirawat, Leon berkunjung rutin sehabis pulang sekolah. Membawa buah, makanan, atau sekedar mengobrol ringan dengan Sena.
Sena tidak tahu hal apa yang membuat dirinya dan Leon menjadi sedikit dekat. Leon yang ini, sangat berbeda dengan Leon yang ada dimasa nanti. Faktanya selama beberapa hari ini Leon layak untuk dianggap seorang teman.
Tidak hanya Leon, sahabat Sean dan Sena pun sering berkunjung.
Killa, teman Sena sedari SD. Berkunjung hampir setiap hari. Mencacimaki orangtua Sena yang tak becus dan bajingan, membahas kecurigaanya tentang perubahan dalam diri Sena, bergibah ria tentang sikap Leon terhadap Sena, atau berita terkini dan terpanas disekolah.
Luka Sena lumayan parah, akan tetapi letak semua luka tersembunyi dan bisa ia tutupi. Luka memar punggungnya bisa dihalangi baju sedangkan luka dikepala bagian belakang bisa ia atasi dengan rambut yang tergerai.
Hans memang berpengalaman dalam hal ini. Ia memukul kedua anaknya diarea yang tersembunyi.
Kecuali untuk Sean, mungkin karena Hans dalam pengaruh alkohol kemarin, membuat manusia biadab itu lepas kendali. Luka yang didapat Sean cukup parah. Kakinya digips, kepala diperban, dan memar diwajahnya belum hilang dalam kurun seminggu ini.
"Bener kata Leon ... kamu itu masih harus dirawat Sean." tutur Sena sedang mengepak barang bawaannya untuk pulang kerumah.
Hari ini Sena berniat pulang, ada sesuatu mendesak yang harus dia lakukan. Awalnya hanya Sena yang pulang karena ia memiliki keperluan. Tapi Sean merengek dan memaksa untuk ikut pulang padahal lukannya belum sembuh.
Pemuda berambut coklat itu menggeleng cemberut.
"Gak mau?" tanyanya atas respon Sean.
Sean mengangguk lucu.
"Kenapa?"
Pemuda berdarah campuran korea itu menunduk dalam, tak menjawab "Kamu bosen di Rumah Sakit?"
Melirik takut, Sean menaik turunkan kepalanya beberapa kali.
"Tapi luka kamu masih belum sembuh Seaaann. Dirawat sebentarrr ... lagi. Ya?" ujar Sena geregetan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆𝐔𝐄
FantasyThe End of The Pain. Dari sekian banyaknya waktu dan masa yang telah Sena lalui. Setelah berulang kali terjebak digaris waktu yang sama. Ia ingat semua dan Sena melakukan usaha terakhirnya. Mungkin memang takdirnya bukan untuk Asher. Sena memilih...