07

3.8K 308 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Hai! Aku Sena. Sena Louise," ucap Sena setelah duduk disamping pemuda dipojok belakang. Dikehidupannya dulu, ia dan Asher hanya sekelas. Tidak pernah bertegur sapa maupun saling mengenal, karena sifat Sena yang penyendiri.

Namun, tujuan Sena disini adalah mengubah masa depan. Ia akan melindungi pemuda yang ia cintai dari takdir buruk. Sena pun memutuskan untuk mengenal dan menjadi dekat dengan Asher lebih cepat dari kehidupan lalu.

Pemuda tampan bersurai hitam itu hanya melirik sekilas, kembali ke papan tulis melihat Bunda Desi yang menjelaskan materi Matriks.

Bukannya tersinggung, Sena malah merasa lucu. Asher memang seperti ini, lelaki tsundere. Wajah sangar dingin acuh, tapi hatinya lembut peduli.

Sena menoleh keteman sebangkunya, memandang wajah rupawan pemuda disampingnya sejenak. Menghembuskan nafasnya berharap ia bisa mengontrol emosinya saat melihat Asher. Kemudian Sena mengeluarkan matcha gummy dari saku roknya.

"Hadiah perkenalan," kata gadis itu berbisik sedikit memajukan wajah mendekati telinga Asher. Ia taruh permen tersebut kemeja teman sebangkunya-Asher. Sena memutuskan untuk sebangku dengan Asher supaya lebih mudah mendekatinya.

"Rasa matcha, pasti kamu suka," Asher menatap permen didepannya dalam.

"Nama kamu Asher kan?" tanya Sena basa-basi, cekikikan sendiri. Karena menanyakan nama seseorang yang sudah ia kenal. Merasakan hembusan nafas ditelinganya, Asher menoleh kearah gadis aneh disampingnya. Yang terus mengajaknya berbicara.

Hidung mereka nyaris bersentuhan, Sena mengembangkan senyumnya berhasil manarik atensi pemuda didepannya. "Salam kenal aku Sena, Semoga bisa berteman"

"Lo ga takut?" suara berat dan dalam mengalir ketelinga Sena. Memberikan sensi yang tidak bisa dijelaskan.

"Takut?"

"Rumor."

"Ngapain takut? orang cuma rumor. Aku gak percaya sama rumor." Asher mengangkat alisnya heran. Gadis didepannya terlihat berbeda.

Asher dan Sena berbicara dengan posisi sama. Belum berubah, membuat beberapa siswa melirik penasaran akan interaksi mereka.

"Temenan?" usul Sena.

"Temen?"

"Humm, mau gak jadi temen aku?" timpal Sena mengajak Asher untuk berteman. "Aku pikir kamu baik"

"...?"

"Perhatian juga." tambahnya diakhiri kekehan.

𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆𝐔𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang