•••
Gadis bermanik kelabu itu menyorot jijik pada pemuda tampan didepannya. Pumbuluh darah vena lehernya mengetat, memberi sinyal bahwa dia sedang menahaan emosinya.
"Gak usah banyak ngomong kalo gak tau apa-apa" lirih Sena menggertak pemuda rupawan yang paling ia benci setelah papanya.
Reonidas Van Cullen.
Di masa depan, sehabis Leon memutuskan pertunangannya dengan Sena. Kejadian malang hampir merenggut mahkota Sena.
Mulai dengan teror penguntit yang selalu mengiriminya buket bunga, boneka, dan surat penuh kasih sayang. Selain itu, si penguntit juga mengirimi foto aktivitas Sena dari mandi, memakai baju, sarapan, olahraga dan sebagainya.
Sena yang tak tahan dengan kelakuan stalker, meminta bantuan polisi untuk mengusut kasus. Dan ditemukanlah kamera pengintai mini di tempat tidur, kamar mandi, weardrobe, dan hampir seluruh ruangan di apartemen Sena.
Setelah menyingkirkan semua kamera sialan itu. Polisi mulai melacak pelaku, dengan keamanan Sena yang bisa dikatakan cukup terjaga. Namun masalahnya hari sial atau nasib buruk tidaklah tertera didalam kalender.
Sena dilecehkan oleh sosok yang ia kenal, Reon-saudara kembar Leon. Ia tak tahu apa yang salah. Ia merasa tak pernah merugikan Reon.
Tapi kenapa pemuda ini berkelakuan seperti penjahat? Dan berniat memperkosanya? Perlawan terus dilakukan Sena yang menghasilkan sebuah kesia-siaan. Di detik-detik terakhir ia hampir kehilangan mahkotanya.
Tubuh besar Reon yang mengukungnya, terpental oleh tendangan yang dilayangkan saudaranya sendiri. Leon muncul didetik-detik terakhir dan menyelamatkan Sena.
Terpaan obat tidur yang melayangkan kesadaran Sena, ia sempat mendengar kata-kata Leon yang terdengar ambigu.
"Bodoh! bukan begini caranya! Pakai cara halus-"
Kesadarannya terenggut. Kala Sena terbangun, dia seperti kehilangan sebagian kecil memori saat kejadian pelecehan tersebut.
"Hahah!" Reon menggigit bibir bawahnya, kesal. Ia jadi bingung, seharusnya disini yang marah itu Reon bukan Sena. Kenapa ia ditampar?
"Lo ... nampar gue? ... Demi cowok bisu ini?"
Plak!
Tamparan kedua untuk Reon. Raut wajah Sena mendingin, sorot mata yang baru Reon lihat dalam diri Sena.
Dia siapa? mulutnya terlalu lancang menghina adiknya Sean. "Jaga mulut kamu ... kalo gak mau ditampar lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆𝐔𝐄
FantasyThe End of The Pain. Dari sekian banyaknya waktu dan masa yang telah Sena lalui. Setelah berulang kali terjebak digaris waktu yang sama. Ia ingat semua dan Sena melakukan usaha terakhirnya. Mungkin memang takdirnya bukan untuk Asher. Sena memilih...