•••
Masa depan adalah medan yang luas dan tak terbatas, sebuah jalan yang terbentang di hadapan setiap individu dengan berbagai pilihan dan kemungkinan. Setiap individu memiliki potensi untuk membentuk masa depan mereka sendiri melalui serangkaian keputusan dan tindakan.
Masa depan berubah! Itu yang disadari Sena. Setiap perubahan kecil yang ia lakukan akan merubah sesuatu dimasa depan.
Apa yang Sena perbuat hingga bisa merubah Leon? Kenapa pemuda itu mau menerimanya? Setahu Sena Leon tidaklah menyukainya apalagi menerima Sena sebagai tunangan.
Pertanyaan itu terus menghantui pikiran Sena sejak semalam. Setiap kali ia melihat senyum atau mendengar suara Leon ia bertanya-tanya.
Bagaimana bisa dia tertarik pada Sena? Apakah ini hanya sekadar penilaian subjektif dari pandangannya, atau ada sesuatu yang lebih mendalam di balik tatapannya?
"Sena, Muka lo kenapa sih? Asem banget! Ada apa?"
"Aih!" Sena mengusak rambutnya frustasi. Ia bingung dengan perubahan yang terjadi pada Leon. Tapi ia lebih bingung karena tak kunjung menemukan Asher.
"Kill! Aku bingung banget. Asher, tiba-tiba ilang tiga jam pelajaran. Dan sampe istirahat juga belom muncul. Padahal tadi pagi aku sapa."
Krik ... krik ...
Bunyi jangkrik dalam hati Killa berbunyi. Ia kira ada maslah besar yang menimpa sahabatnya. Tapi apa ini?
"Aelah lebay amat neng." Sinis Killa atas perkataan Sena yang menurutnya kurang bermutu. "Santai aja kali"
"Tapi, udah aku cari ke mana-mana, nggak ketemu juga." Tutur Sena sedikit panik. "Apa Asher diculik ya?"
Killa sudah mulai terbiasa dengan sifat menggebu-gebu Sena. Jengah, gadis bermata kucing itu menonyor mulut Sena.
"Jangan aneh-aneh ... Mungkin dia ada urusan mendadak." Timpal Killa asal.
"Iya kah? ... Tapi kenapa gak kabar-kabar gitu, Kill? Kan bikin aku khawatir aja."
Garis imajiner muncul dikening Killa, Salah satu alis gadis itu terangkat. "Lah emang lo siapanya?"
"Emang aku siapa Asher?" Monolog Sena. "Bukan siapa-siapa." Cengiran Sena mengembang.
Killa memutar matanya malas.
Asher, pemuda itu tak menunjukan batang hidungnya selama tiga jam pelajaran yang membuat Sena khawatir. Ia takut kalau percobaan pembunuhan yang sudah ia perkirakan terjadi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆𝐔𝐄
FantasyThe End of The Pain. Dari sekian banyaknya waktu dan masa yang telah Sena lalui. Setelah berulang kali terjebak digaris waktu yang sama. Ia ingat semua dan Sena melakukan usaha terakhirnya. Mungkin memang takdirnya bukan untuk Asher. Sena memilih...