•••
"Kakak mau makan apa?" Pemuda rupawan berdiri didepan kitchen set, menggulung lengan bajunya bersiap untuk memasak. "Biar Sean masakin."
Lengan berurat itu bertumpu pada meja menunggu balasan dari Sena.
"Mmm Pasta?" Ucap gadis cantik itu tak yakin. Menggaruk kepalanya bingung ingin makan apa. Karena makanan buatan Sean enak-enak.
"Masih pagi ... Umm. Umm." Telunjuk pemuda itu bergerak kekanan dan kekiri melarang. Tidak memperbolehkan pasta menjadi menu sarapan di akhir pekan ini.
"Nasi goreng?"
"Tapi masa nasi goreng lagi ... bosen." Sena melihat kelangit-lagit dapur mencari ide yang mungkin akan datang.
Melihat Kakaknya yang kebingungan, Sean ikut berpikir. "Nasi kuning mau? Atau nasi uduk?"
"Kamu bisa bikinnya emang?"
"Bisa." Balas pemuda itu 100%.
"Jangan deh ... lagi gak pengen, Mmm apa ya?"
"Bubur mau?" Tawar Sean lain.
Sena menggeleng mengerutkan bibirnya tak setuju. "Kakak lagi gak sakit yaa ..."
"Bubur gak cuma buat orang sakit kali ..." Ucap Sean diiringi kekehan.
Melihat senyum menawan yang cerah dari adiknya membuat Sena ikut terkekeh. Merasa senang dengan perkembangan Sean yang kian meningkat.
"Kalo Sandwich?" Gelengan diberikan Sena pada Sean. Disertai rasa bersalah, karena tak kunjung menemukan menu yang ia inginkan.
"Terus? Kakak maunya apa?" Nada Sean mulai kesal.
"Kakak juga gak tau, hehehe bingung ..." Tak terhitung sudah berapakali ia garuk kepalanya.
Sean membiarkan kakaknya berpikir, sementara dirinya menyibukn diri dengan membersihkan dan menyiapkan dapur sebelum digunakan.
Setelah berperang batin cukup lama. "Sean bisa bikin bibimbap?" Tanya Sena agak ragu.
"Bibimbap?"
"Yang pernah dibikin halmeoni waktu itu loh. Tau kan?" Merujuk pada kenangan masa kecil mereka.
"Oh tau-tau."
"Bisa?"
"Bisa kayanya, waktu itu pernah bikin." Balas Sean yakin. "Itu aja? Ada lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆𝐔𝐄
FantasyThe End of The Pain. Dari sekian banyaknya waktu dan masa yang telah Sena lalui. Setelah berulang kali terjebak digaris waktu yang sama. Ia ingat semua dan Sena melakukan usaha terakhirnya. Mungkin memang takdirnya bukan untuk Asher. Sena memilih...