Happy Reading 🐈
•
•
•8 Bulan kemudian 🍃
Usia kandungan tari kini sudah menginjak 9 bulan dan areum sudah berusia 10 bulan, tari sudah tak bisa menggendong areum karna perutnya sudah sangat besar dan ia sedang menunggu hari saja untuk menyambut calon buah hatinya yang masih berada di dalam perutnya.
Damian sudah mengambil cuti dan saat ini ia tengah bermain bersama areum di ruang keluarga, anak perempuannya itu tak bisa berjauhan sedikitpun dengannya dan areum akan menangis jika dirinya pergi sebentar saja.
"Pa" panggil tari yang baru keluar dari kamarnya dan kini berjalan menghampiri Damian
Damian yang tengah sibuk menciumi pipi areum pun langsung menolehkan kepalanya ke arah tari lalu mengangkat sebelah alisnya dengan maksud bertanya ada apa?
"Tadi bang Jiman nelfon, pas mama mau angkat, telfon nya udah mati" ucap tari yang kini duduk di sebelah Damian dan langsung memberikan ponsel Damian
Damian pun menerima ponselnya lalu melihat banyak panggilan tak terjawab dari Jiman. Dengan rasa khawatir, Damian pun menelfon Jiman dan menunggu sahabatnya itu menjawab telepon darinya. Namun, sudah beberapa kali Damian mencoba menelpon, Jiman tak kunjung menjawab dan membuat Damian semakin khawatir.
"Kok gak di angkat angkat, sih!" Ucap Damian
Brak..
Damian dan tari terlonjak kaget saat pintu rumahnya di buka dengan kasar dari luar dan pelakunya adalah Jiman.
Jiman yang masuk ke rumah tanpa salam pun langsung menghampiri Damian dengan wajah yang penuh dengan keringat.
"Kok lo gak angkat angkat telpon dari gue, sih!" Teriak Jiman saat sudah berada di hadapan Damian dan tari
Damian langsung berdiri dan langsung mengecek wajah sahabatnya yang masih baik baik saja, ia pun bernafas lega dan menyuruh jiman untuk duduk terlebih dahulu.
Bukan tanpa alasan Damian khawatir kepada sahabatnya itu, Jiman adalah sahabat nya yang paling muda dan terkenal polos. Jiman juga pernah di manfaatkan oleh wanita hingga sahabatnya itu pernah mengalami depresi. Maka dari itu, Damian selalu deg deg an jika Jiman menelpon dirinya.
"Lo ngapain nelfon gue?" Tanya Damian
"Motor gue habis bensin, gue gak bawa uang" balas Jiman
Mendengar hal itu, Damian yang tadinya sangat khawatir pun langsung menjitak kepala Jiman dan memukul paha Jiman berulang kali hingga membuat sahabatnya itu menjerit kesakitan.
"Sakit, Dami! Lo apa apaan sih!" Pekik Jiman
"Terus kenapa lo gak angkat telpon gue, ha?" Tanya Damian
"Emang nya lo nelfon?" Tanya Jiman pula
"Gak! Anak gue yang nelfon lo! Ya iyalah gue yang nelfon, bego!" Balas Damian yang terlihat sangat kesal
"Gue gak denger kali waktu lo nelfon, gue lagi di jalan mungkin. Lo khawatir ya sama gue, Dami?" Tanya Jiman lagi
"Gue? Khawatir sama, lo? Ya kagak lah, buang buang waktu gue aja" jawab Damian dan tari hanya tersenyum saat mendengar jawaban dari suaminya itu
Jiman yang mendengar itu pun hanya terkekeh dan sangat tau jika Damian sangat mengkhawatirkannya.
Tok..
Tok..
Tok..
"Misi, mas" ucap seseorang dari pintu utama rumah Damian
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIERCE HUSBAND [END✓]
ChickLitMenceritakan tentang seorang guru yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan muridnya, walaupun bayi yang di dalam kandungan sang murid bukan lah darah dagingnya.