Happy Reading 🐈
•
•
•19:19
Setelah selesai makan malam, Damian mengajak kedua anaknya untuk ke kamarnya karna ia ingin memberitahukan sesuatu kepada areum dan juga Fabian.
Kedua anaknya pun menurut dan kini mereka berdua sudah berada di dalam kamar dan duduk bersila di depan Damian yang tengah duduk bersandar di tempat tidur.
"Mau ngomong apa? Cepetan, adek gak ada waktu kalau ini cuma bercanda" ucap Fabian
"Cih, sok sibuk banget kamu, dek" balas Damian
Tari yang berada di sebelah Damian pun hanya terkekeh saat mendengar ucapan anak laki lakinya yang tampak sangat tak berkenan dengan ayah nya itu.
"Mau ngomong apa sih, pa?" Tangan areum pula
Damian langsung berdehem kemudian melihat wajah kedua anaknya yang tampak penasaran itu.
"Kalian senang gak kalau misalnya mama hamil lagi?" Tanya Damian pada areum dan Fabian
"Enggak! Seneng!" Jawab areum dan Fabian bersamaan
Damian kini melihat ke arah Fabian terlebih dahulu yang menjawab senang saat menjawab pertanyaan dari nya tadi.
"Kenapa adek seneng kalau mama hamil lagi?" Tanya Damian
"Seneng aja karna nanti adek punya temen main di rumah" jawab Fabian
"Loh, mbak kan ada, dek. Mbak juga bisa jadi temen main adek di rumah" timpal areum
"Ya gak apa apa, kita bisa main bertiga" balas Fabian lagi
"Gak mau, mbak cuma mau sama kamu aja. Gak mau ada orang lain" ucap areum dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah
Melihat sang kakak ingin menangis, Fabian pun langsung memeluk tubuh kakaknya lalu menepuk nepuk punggung sang kakak dengan pelan.
"Gak boleh dikit dikit nangis ya, mbak. Nanti kita bisa main bertiga. Mbak, adek sama dedek bayi nya" ucap Fabian
Areum kini benar benar menangis dan langsung menarik dirinya dari pelukan Fabian, ia tak ingin ada orang lain di rumah ini selain Fabian dan hanya boleh Fabian saja. Setelah itu, areum pergi dari kamar orang tuanya dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata.
"Jangan marahin adek ya, pa. Adek gak ngomong yang aneh aneh loh sama, mbak" ucap Fabian saat Damian menatapnya dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan
Plak..
Plak..
Plak..
Damian tiba tiba memukul paha anak laki lakinya dengan gemas kemudian memeluk tubuh Fabian karna dirinya merasa sangat bangga dengan Fabian malam ini.
"Ucapan kamu tadi dewasa banget, dek. Siapa yang ngajarin, hm? Papa bangga banget sama kamu" ucap Damian yang masih memeluk tubuh Fabian
"Om Gilang yang ngajar_____.
"ASU TENAN" Teriak Damian yang langsung melepaskan pelukannya dari Fabian
"Astagfirullah, papaku! Papa kenapa?" Tanya Fabian
Damian langsung berbaring di kasur dengan mulut yang sudah misuh misuh dan menyesali pertanyaannya untuk Fabian tadi.
"Tolong ambilin mama raket listrik yang untuk nyamuk itu, dek" pinta tari pada Fabian sembari menunjuk ke arah raket listrik yang berada di sebelah lemari pakaian
"Untuk apa, ma? Kan gak ada nyamuk" tanya Fabian
"Mama mau nyetrum mulut papa kamu yang udah ngomong kotor barusan" jawab tari
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIERCE HUSBAND [END✓]
ЧиклитMenceritakan tentang seorang guru yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan muridnya, walaupun bayi yang di dalam kandungan sang murid bukan lah darah dagingnya.