Happy Reading 🐈
•
•
•Tiga bulan berlalu ~
Kini, Aruna sudah berusia 3 bulan dan sudah pintar menangis jika abangnya pergi di saat tengah bermain dengan dirinya.
"Jangan nangis, adek. Mas bian mau main sama temen temen" ucap Fabian saat Aruna menangis dengan kencang
"Main aja, kan ada mama yang jagain adek, sayang" balas tari
"Biar mas bawa aja ya, ma. Kasihan adek nangis terus" balas Fabian pula
"Heh! Kamu mau di sentil sama papa" ucap tari
Fabian menyengir dan kini ia mendekat ke arah Aruna yang masih menangis. Setelah itu, ia kecup pipi Arun dan pamit kepada adiknya itu untuk pergi bermain. Sedangkan Aruna menangis dengan sangat kencang di saat bau tubuh sang Abang sudah tak tercium di indra penciumannya.
"Oeek.. Oeek.."
Tari terkekeh dan kini mengangkat tubuh kecil Aruna dari kasur bayi nya lalu mengajak Aruna ke halaman depan untuk menunggu ayahnya pulang kerja.
Sesampainya di halaman depan dan sudah duduk di gazebo, Aruna tampak diam karna wajahnya terkena hembusan angin sore yang sangat sejuk.
Tin..
Tin..
Bunyi klakson mobil sudah terdengar dari luar pagar, damian memasuki pekarangan rumahnya dan tak henti hentinya menekan klakson mobil saat melihat istri dan anak bungsunya tengah duduk di gazebo.
"Papa udah pulang" ucap tari pada aruna
Seakan tau jika ayahnya pulang, aruna pun menangis dan damian yang sudah memarkirkan mobilnya pun langsung keluar dari dalam mobil lalu berjalan menghampiri anaknya. Setelah berada di dekat sang anak, damian mengambil alih anaknya dan langsung mencium pipi gembul aruna.
Cup..
Cup..
Cup..
Aruna langsung diam dan tari hanya bisa menggelengkan kepalanya saja saat melihat aruna yang sangat manja kepada ayah dan abangnya. Sangat berbeda jika areum berada di dekatnya, aruna pasti langsung menangis seperti tak ingin jika areum berada di dekatnya.
"Adek kangen papa, ya?" Tanya damian pada aruna
Aruna tampak tersenyum dan membuat ayahnya semakin gemas.
"Mandi sana, pa. Habis itu makan" suruh tari
"Bentar lagi, ma. Masih kangen sama adek" balas damian
"Sama mama gak kangen?" Tanya tari
"Manceeeng! Nanti di ajak kangen kangenan malah nolak" balas damian lagi
Tari langsung tertawa dan damian kini duduk di gazebo dengan aruna yang masih berada di dalam dekapannya.
"Mama! Minta duit" ucap fabian yang masih berdiri di luar pagar
"Masuk sini, ngapain di situ?" Ucap tari
"Mas bian tunggu di sini aja, mama. Males mau masuk" balas fabian
"Yaudah, gak dapet duit kalau gitu" ujar tari
Fabian memajukan bibirnya lalu berjalan masuk menghampiri sang ibu yang berada di gazebo bersama ayahnya.
Sesampainya di depan ibunya, fabian pun langsung menadahkan tangannya dan damian langsung menepis tangan kecil fabian.
"Ihh, apa apaan sih kamu!" Ucap fabian
"Mas bian, kenapa gitu ngomong sama papa nya, hm?" Tanya tari dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIERCE HUSBAND [END✓]
Genç Kız EdebiyatıMenceritakan tentang seorang guru yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan muridnya, walaupun bayi yang di dalam kandungan sang murid bukan lah darah dagingnya.