01

51.1K 402 19
                                    

Happy Reading 🐈



Kamis, 09:45

Jam pelajaran olahraga masih berlangsung di lapangan basket yang sangat panas, semua murid perempuan berlomba lomba untuk di ajari basket oleh guru olahraga mereka yang tampak sangat tampan namun berwajah dingin dan datar.

Tetapi, hal itu lah yang membuat para murid perempuan menjadi semakin terkagum kagum dan terpesona oleh guru olahraga mereka yang bernama Damian Theo Pramana, Dami panggilannya.

Kini, tatapan Damian beralih pada salah satu murid perempuan yang hanya duduk di belakang para murid laki laki sembari memegang perutnya.

"Hei, kamu!" Panggil Damian sembari menunjuk ke arah murid perempuan tersebut

Murid perempuan itu pun langsung menatap wajah dingin Damian lalu meneguk air ludahnya dengan kasar.

"Ngapain kamu cuma duduk di situ?"

"Ma-maaf, pak. Sa-saya lagi sakit perut"

Lestari Dheandra, murid perempuan itu langsung berdiri saat Damian tak membalas ucapannya. Ia berjalan ke tengah lapangan dan bergabung bersama teman temannya untuk mengambil nilai olahraga basket.

"Dengar! Kalau di antara kalian semua ada yang tidak suka dengan pelajaran saya, silahkan pergi sebelum pelajaran saya mulai dan jangan berpura pura sakit" ucap Damian

Semua murid kelas 2 yang tengah belajar mata pelajaran Damian pun membalas ucapan guru mereka dengan lantang.

"Iya, pak!"

Tari hanya menundukkan kepalanya sembari memainkan ujung kaos olahraga nya karna ia merasa takut dan perut nya benar benar tak enak.

10:00

Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid yang baru saja menyelesaikan mata pelajaran olahraga pun langsung berhamburan ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sangat lapar.

Berbeda dengan tari, perempuan itu masih duduk di tangga lapangan basket karna perutnya tiba tiba kram.

Damian yang melihat itu tak ambil pusing dan langsung membereskan peralatan mengajar nya lalu langsung pergi meninggalkan lapangan.

"Loh, yang. Ngapain di sini sendirian?" Tanya Randi pacar tari

Tari mendongakkan wajahnya dan melihat Randi yang ada di sampingnya.

"Perut aku kram" jawab tari yang masih memegang perutnya

Randi yang mendengar itu langsung saja menggendong tubuh tari dan membawanya ke UKS, tari sebenarnya sangat malu jika hari di gendong seperti ini. Namun tak ada cara lain lagi untuk dirinya pergi ke UKS karna ia tak bisa berjalan.

Banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka dengan tatapan julid dan ucapan ucapan yang sangat tak enak di dengar di telinga tari.

"Anak yatim piatu mah gitu, gak ada yang ngajarin sopan santun. Jadi gak ada malu malu nya di gendong sama cowok"

"Tari si jalang SMA Mandala"

Banyak lagi perkataan yang menyakitkan hati tari, namun ia menganggap semua itu angin lalu dan tak akan membalas perkataan teman temannya. Dirinya tak ingin membuat masalah yang berakhir beasiswa nya akan di cabut.

Sampai di UKS, Randi meletakan tubuh tari di atas brankar, setelah itu ia mengambil minyak telon untuk di letakkan di perut tari.

"Gak usah, ran. Aku bisa sendiri, kok" ucap tari

MY FIERCE HUSBAND [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang