[00:02]

12.7K 1K 129
                                    

Happy Reading 💐

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

02. Tragedi

Pagi hari ini berbeda dari biasanya, pagi yang cerah namun dibalut kabut duka. Kabar duka menyelimuti dunia musik, masih hangat berita tentang kematian seorang musisi papan atas yaitu Jayden Louis Abraham yang meninggal secara tragis di apartemen nya sendiri.

Sejak semalam sampai pagi ini, berbagai stasiun televisi, radio dan media online ramai memberitakan berita ini. Wajah Jayden terpampang di berbagai headline.

Di media sosial, warganet membanjiri platform dengan ungkapan rasa duka dan hormat. Tagar #RIPJayden menduduki puncak trending yang menjadi bukti nyata betapa besarnya kehilangan yang dirasakan oleh para penggemarnya.

Beberapa penggemar berspekulasi bahwa idola mereka bunuh diri dengan cara membakar apartemen nya akibat mengalami depresi berat.

Namun ada pula yang menduga bahwa itu bukan bunuh diri melainkan akibat korsleting listrik yang menyebabkan kebakaran itu terjadi.

Jenazah Jayden sudah di bawa ke kediaman Abraham pagi ini, para keluarga sepakat akan memakamkan Jayden di sore harinya.

Saat ini Azura masih berada di rumah sakit untuk bekerja, namun tugas nya kali ini terasa hampa, ia merasa gagal dalam menjalankan tugasnya. Azura menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa meyakinkan Jayden untuk bisa sembuh melawan depresinya.

Ketiga teman Azura yang lainnya sudah meyakinkan Azura jika itu bukan salahnya, kematian Jayden sudah menjadi takdir.

"Ra, makan dulu ayo! Nanti magh kamu kambuh lagi." Naina,sahabat Azura sejak kuliah berusaha membujuk sahabatnya itu untuk makan.

"Aku nggak napsu Nai," tolak Azura.

Naina mendengus napas kasar, sudah beberapa kali ia membujuk sahabatnya itu, namun memang dasarnya saja Azura itu keras kepala.

"Setidaknya makanlah sedikit, dua atau tiga suap gitu asal perutmu ke isi," ucap Naina.

Azura menoleh sekilas menatap sendok yang di sodorkan oleh Naina, perlahan ia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Naina

Naina tersenyum lebar melihatnya. "Ih pinter banget si anak Mama Tina." Tangannya mengusap-usap puncak kepala Azura membuat gadis itu merengut karena rambutnya menjadi berantakan.

"Berhenti Nai! Kau membuat rambutku berantakan!" sungutnya kesal, Naina hanya menampilkan deretan giginya menyengir lebar.

"Maaf, habisnya kayak anak kecil yang harus di bujuk dulu baru mau makan." Naina terkekeh kecil, Azura tak menyangkal yang di ucapkan Naina barusan, jika di pikir-pikir perkataan Naina tadi ada benar nya.

"Nanti sore aku mau datang ke pemakaman Jayden, kamu mau ikut?" Ajak Azura, Naina menghentikan tawanya lalu ia menggeleng.

"Aku nggak bisa, nanti sore ada pasien yang harus ku urus. Kamu coba ajak Ella, siapa tau dia bisa."

"Dia bilang nggak bisa, katanya ada acara keluarga."

"Terus kamu nggak papa pergi sendiri?" Tanya Naina.

Azura mengangguk yakin, "Aku kan udah biasa sendiri." Ucap nya sembari mengibaskan rambutnya.

Naina mendorong pelan pundak Azura, "Makanya cari cowok biar nggak sendiri," ledek Naina.

"Ngaca! Emangnya kamu juga punya cowok?" cibir Azura tak terima. Naina menggaruk kepalanya, "Ya enggak si."

🎤🎤🎤

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang