[00:43]

4.6K 335 18
                                    

Tandai kalo ada typo

Sesuai janji, kalo rame, aku bakal update cepet

So..

Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

43. Psikiater Pribadi

Ini adalah hari pertama Azura menjadi perawat pribadi seseorang yang sangat ia kenal. Azura tak menyangka jika orang yang menjadi pasiennya adalah Edward Addison, CEO dari agensi Nebula Entertainment.

Dari penjelasan keluarganya, Tuan Edward mengalami gangguan kejiwaan setelah kehilangan putri kesayangannya yang meninggal dalam kecelakaan 3 tahun yang lalu.

Azura sangat syok setelah mengetahui jika Eliza sudah meninggal dunia karena kecelakaan. Akibat kejadian itu, Edward merasa sedih dan sangat terpukul atas kepergian putri semata wayangnya itu.

Prolonged Grief Disorder (PGD), atau rasa duka yang berkepanjangan adalah jenis gangguan mental yang mengakibatkan kesedihan terus-menerus setelah ditinggalkan oleh orang terdekat.

Kondisi ini juga disebut sebagai kesedihan yang rumit, traumatis kronis, atau patologis. Ciri-ciri kesedihan yang berkepanjangan mencakup tekanan emosional yang signifikan dan perubahan pada tingkat fungsi seseorang dalam beraktivitas.

Meskipun kesedihan merupakan respons alami dan normal terhadap peristiwa atau kehilangan yang menyakitkan atau traumatis, kesedihan yang berkepanjangan menyulitkan seseorang untuk menerima kenyataan dan melangkah maju.

Dan Edward mengalami gangguan prolonged grief disorder itu, ini bukan pertama kalinya keluarga Tuan Edward mencari perawat pribadi. Sebelum dirinya, ada seorang perawat pribadi yang merawat Tuan Edward.

Namun, perawat itu akhirnya diberhentikan menjadi perawat pribadinya karena Tuan Edward pernah memergoki perawatnya membuang barang-barang yang berhubungan dengan putrinya, Eliza.

Akibat itulah Tuan Edward marah besar dan mengamuk pada perawat itu dan hampir mencelakai perawatnya itu.

Selama mendengar penjelasan dari keluarga Addison, Azura tak menyalahkan perilaku perawat pribadi Tuan Edward sebelumnya, menurutnya yang dilakukan perawat itu sudah benar.

Karena melihat barang peninggalan orang yang sudah tiada akan memicu rasa kerinduan dan kesedihan akibat teringat orang tersebut.

“Jadi kau tau kan tugas yang harus kau lakukan apa?” tanya Helga, selaku adik dari Edward.

“Saya akan berusaha semampu saya untuk bisa menyembuhkannya,” ucap Azura yakin.

“Saya percaya padamu.”

🎤🎤🎤

Sepulang dari rumah sakit, Azura melakukan video call bersama teman-temannya. Dalam telepon itu Azura mencerita semuanya pada mereka tentang Tuan Edward yang menjadi pasiennya.

“Astaga, Ra. Kamu ini kudet atau gimana, masa berita tentang kematian Eliza aja kamu nggak tau?” heboh Naina dari seberang telepon khas suara cemprengnya.

“Padahal berita itu heboh banget tau, Ra,” sahut Sofia.

“Udah, nggak baik ngomongin orang yang sudah tiada, lebih baik kita doakan saja dia,” celetuk Manda memberi nasihat.

Setelah itu mereka melanjutkan obrolan panjang mereka satu sama lain lewat telepon karena mereka terhalang jarak satu sama lain akibat urusan pribadi.

🎤🎤🎤

Drivar dibuat heran dengan sikap Jayden seharian ini, tiba-tiba saja pria berwajah datar itu tersenyum tanpa alasan hari ini.

“Berhentilah tersenyum konyol seperti itu, Jayden. Kau sungguh terlihat menyeramkan.”

Tangan Jayden yang sedang menulis sesuatu terhenti, ia melirik tajam pada Drivar. “Urus saja pekerjaanmu itu, dan jangan pedulikan aku.”

Drivar bangkit dari tempatnya, mendudukkan dirinya di sofa panjang sebelah Jayden. Ia menoleh pada Jayden yang tengah sibuk menandatangani album baru pria itu. Drivar mengambil satu album itu dan menelisiknya.

“Aku hanya penasaran, apa yang membuat pria berwajah kaku seperti dirimu ini tersenyum konyol seperti tadi,” ucapnya menoleh pada Jayden.

“Bukan urusanmu, lebih baik kau diam sebelum aku mencari manajer yang baru untuk menggantikan orang cerewet sepertimu.”

“Kau tidak akan bisa menemukan manajer sebaik dan seperhatian seperti diriku ini pada orang lain,” ucap Drivar menyombongkan diri.

“Oh iya aku punya berita penting untukmu.”

“Katakan,” ujar Jayden yang masih sibuk menandatangani albumnya.

“Aku mendapat kabar, kalau Tuan Edward sudah memiliki perawat pribadi lagi. Apa kau akan menjenguknya?”

Jayden berdeham pelan, “ Tapi nanti jika jadwalku tidak sibuk.”

“Setauku di jam 5 sore nanti kau tidak memiliki jadwal apa pun.”

“Baiklah, jam 5 sore kita ke sana.”


☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

To Be Continued

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang