[00:15]

8K 509 10
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote and komen (◠‿◕)


Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎


15. Perdebatan kecil

Setelah menyelesaikan kelas seharian penuh, akhirnya Azura bisa kembali ke apartemennya untuk beristirahat.

Hari ini sangat melelahkan menurutnya, tidak seperti biasa-biasanya. Azura melirik ke arah jam dinding, baru jam setengah sembilan malam dan ia merasa bosan.

Ia memutuskan pergi ke balkon kamarnya, melangkahkan kakinya menuju pembatas balkon.
Menghirup angin malam yang sejuk, Azura menutup matanya sejenak menikmati angin malam.

Perlahan Azura membuka matanya saat telinganya tak sengaja mendengar bunyi gitar. Siapa yang bermain gitar di malam-malam begini? Pikirnya.

Azura menoleh ke kanan saat suara gitar itu terdengar lagi. Ia tertegun sejenak, di depannya tepatnya di balkon apartemen Jayden, pria itu sedang duduk di sana sembari memainkan gitar.

Azura terdiam di tempatnya saat mendengar melodi gitar yang dimainkan oleh Jayden. Tanpa sadar segaris lengkung bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman.

"Melodi yang sangat indah," gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Jayden.

Sudah sejak lama saat terakhir kali ia bertemu dengan Jayden di kafe itu, dan malam ini ia melihat pria itu kembali.

Di sisi lain, Jayden merasa ada seseorang yang memperhatikannya, ia menoleh ke sana ke mari sampai pandangannya jatuh pada seorang gadis di depan sana yang sedang melihat ke arahnya.

Gadis itu masih terdiam di tempatnya meskipun dirinya menangkap basah gadis itu yang sedang melihat ke arahnya juga.

Jayden tersenyum tipis melihat kelakuan gadis itu, ia menaruh gitarnya dan berjalan ke pembatas balkon di samping.

Jayden terkekeh dalam hati saat Azura masih terdiam di tempatnya. Apa gadis itu sedang melamun? Jayden berdeham keras membuat Azura tersentak kecil.

"Tidak baik melamun malam-malam," ucap Jayden.

Azura tersenyum kaku mendengarnya, ia terbatuk kecil, "Aku tidak melamun," elak Azura.

Jayden menaikkan satu alisnya lalu mengangguk seolah percaya. "Benarkah? Lalu sedang apa kau di luar?" tanya Jayden menatap Azura serius.

Azura menelan ludahnya susah payah entah mengapa ia menjadi gugup saat Jayden menatapnya seperti itu. Azura berdeham pelan lalu melipat tangannya di depan dada agar tidak terlihat gugup.

"Kenapa kau ingin tau apa yang sedang kulakukan?" tanya Azura balik.

Jayden mengangkat kedua bahunya acuh, "Hanya ingin tahu saja. Soalnya, tadi aku merasa ada orang yang melihatku diam-diam."

"Aku tidak melihatmu!" elak Azura cepat.

"Aku tidak bilang bahwa orang itu adalah kau," ucap Jayden santai.

"Sial! Dia menjebakku, argh! Memalukan!" batin Azura.

"Mengapa kau diam, hm?" goda Jayden. Entahlah rasanya sangat menyenangkan menggoda gadis itu sampai marah.

"Kenapa kau cerewet sekali malam ini?" tanya Azura balik dengan wajah memerah. Untung saja balkon di kamarnya mati.

"Kenapa kau selalu bertanya balik dan tidak menjawab pertanyaanku?" ucap Jayden tak mau kalah.

Azura mendengus kesal, ia tidak menyangka Jayden bisa menjadi orang yang menyebalkan sekarang.

Ke mana Jayden yang selalu cuek dan menatapnya dengan pandangan tajam itu? Azura merasa Jayden yang di depannya ini sangat berbeda dengan Jayden yang ia kenal selama ini.

Bahkan di masa depan setelah menjadi seorang musisi yang terkenal, semua orang mengenal Jayden sebagai seorang tsundere.

Meskipun terlihat cuek dan terlihat tidak peduli dengan sekitarnya, sebenarnya Jayden orang yang sangat lembut dan perhatian.

Dan para penggemarnya mengetahui itu.

"Lihatlah, kau melamun lagi," sindir Jayden.

Azura mengerjap beberapa kali, ia menghela napas kasar. Dari pada menjawab pertanyaan Jayden yang akan membuatnya kembali kesal ia memilih masuk ke dalam kamarnya untuk tidur.

Di tempatnya Jayden terkekeh kecil saat mengingat wajah kesal gadis itu, "Kenapa dia begitu kesal padaku?" gumamnya.

Jayden berbalik dan mengambil gitarnya, sebelum masuk ke dalam kamarnya, Jayden menyempatkan diri untuk melihat ke arah balkon kamar Azura yang sudah gelap.

Ia tersenyum tipis saat mengingat perdebatan kecil dirinya dengan gadis itu.

Di dalam kamarnya, Azura berbaring di kasurnya sambil menatap langit-langit kamar. Raut wajahnya terlihat serius.

Rasanya, ia sangat malas untuk ke kampus esok pagi. Ia teringat dengan Kanha, kenapa pria itu harus muncul lagi di kehidupannya?

"Ya Tuhan, kenapa dia harus kembali?"

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

To Be Continued


Bagaimana part kali ini? jika suka tekan tombol bintang sebagai rasa semangat untukku dari kalian (◍•ᴗ•◍)

see u next part <3

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang