[00:32]

5.4K 351 49
                                    

Tandai kalo ada typo

Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

32. Permintaan Jayden

Eliza tentu saja tak tinggal diam di permalukan seperti tadi, ia mengadukan semuanya pada ayahnya.

Ia tak terima di perlakukan seperti tadi oleh Jayden, meskipun ia menyukai pria itu sejak pandangan pertama tapi tetap saja ia merasa sakit hati.

Tuan Edward yang mendengar cerita anaknya tentu saja marah, ia tak terima melihat putri kesayangannya dipermalukan sampai menangis.

Seumur-umur merawat Eliza, Edward sebisa mungkin untuk selalu membuat putrinya tersenyum bahagia dan sekarang ia justru mendapati putrinya menangis karena orang lain.

Edward mengusap puncak kepala Eliza dengan penuh kasih sayang, “Sekarang kau ingin Ayahmu berbuat apa, Putriku?”

Eliza menghentikan tangisnya sejenak, ia tersenyum licik dalam pelukan ayahnya.

“Aku ingin Ayah memisahkan mereka berdua, dan aku ingin gadis itu dipermalukan seperti yang kurasakan di depan orang-orang, Ayah.”

Edward terdiam mendengar permintaan putrinya, sebenarnya ia tak ingin merusak hubungan seseorang, tapi demi putrinya ia terpaksa harus melakukannya.

Edward melerai pelukannya ia memegang kedua pundak Eliza, tangannya mengusap pipi putrinya yang basah oleh air mata.

“Apa pun yang putriku minta, Ayah akan mengabulkannya.”

🎤🎤🎤

Mobil Jayden memasuki parkiran apartemen saat menjelang sore, Azura keluar dari mobil Jayden begitupun dengan Jayden yang ikut turun. Jayden memutari mobilnya dan berdiri di hadapannya gadis itu.

“Maaf jika aku merepotkanmu hari ini.”

Azura tersenyum tipis lalu menunduk sebentar, ia mendongak menatap manik Jayden.

No problem, tapi aku senang. Terima kasih sudah mengajakmu ke studio barumu,” ujarnya tersenyum tulus.

“Aku akan kembali ke sana lagi sekarang.”

Azura sedikit memiringkan kepalanya menatap Jayden bingung. “Kau tidak tinggal di sini lagi?”

Jayden menggeleng, “Aku akan tinggal di sana untuk beberapa hari ke depan untuk mengurus pekerjaanku.”

Azura mengerti sekarang, mungkin Jayden akan di fokuskan untuk lomba semifinal nanti. “Semangat, aku yakin kau bisa menjadi bintang terkenal.”

“Jika kau berhasil menjadi bintang terkenal, aku akan memamerkan pada teman-temanku kalau aku mempunyai teman se keren dirimu,” ucap Azura memberikan candaan pada pria itu.

Mendengar kata teman yang keluar dari mulut Azura entah mengapa membuat Jayden tersenyum kecut, “Hanya teman, ya?” batinnya dalam hati.

Tak lama ia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya dan menyodorkan sesuatu itu pada Azura. Sebuah gelang berbandul kupu-kupu milik Azura yang pernah gadis berikan padanya tempo hari.

“Aku kembalikan gelang ini padamu, tapi–“ Jayden menjeda perkataannya, ia mengambil lengan Azura dan menaruh gelang itu di telapak tangan Azura.

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang