[00.08]

10K 731 86
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote and komen (◠‿◕)

Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

08. Bagian dari Masa Lalu

Hari ini Azura mempunyai jadwal kelas di siang hari, jadi pagi harinya ia pakai untuk merapihkan apartemennya yang terlihat berantakan karena ulahnya semalam.

Setelah semua dirasa rapih, Azura membuka ponselnya berniat memesan makanan, karena persediaan makanan di kulkasnya sudah habis.

Selagi menunggu pesanannya datang, Azura memilih mandi terlebih dahulu. Setelah beberapa menit Azura keluar dari kamar mandi dengan badan yang terlilit oleh handuk.

Bergegas memakai baju, Azura memilih baju yang cukup simpel yaitu kaos oblong warna putih dengan celana hotpants, lalu membungkus rambutnya yang basah menggunakan handuk.

Ia berjalan ke arah meja kaca untuk memakai pelembab wajah, gerakannya terhenti saat mendengar suara bel. Azura bergegas keluar kamar untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

Pasti itu kurir pengantar makanan, pikirnya.

Matanya membola terkejut melihat siapa yang datang. Azura kira itu kurir pengantar makanan, ternyata yang datang sangat di luar perkiraannya.

Jayden, pria itu yang ternyata menekan bel apartemennya. Keduanya saling tatap satu sama lain, Azura menggaruk tenguknya yang mendadak gatal.

"Ada apa, ya?" ucapnya bingung.

"Ini." Tangan kanan Jayden yang memegang sebuah paper bag terangkat ke depan dan memberikannya pada gadis itu.

Satu alis Azura naik satu seolah bertanya. "Pesananmu." Mendengar itu kening Azura mengkerut, kenapa jadi Jayden yang tiba-tiba mengantarkan makanan pesanannya?

Seolah mengerti apa yang gadis itu pikirkan Jayden menghela napas sejenak, "Kau membuka pintu terlalu lama, jadi kurir pengantar makanan itu menitipkannya padaku."

Azura meringis dalam hati mendengar itu, ia jadi tidak enak karena malah merepotkan orang lain akibat kecerobohannya sendiri.

Mengambil paper bag itu dari tangan Jayden, ia membukanya dan menemukan sebuah kertas kecil di dalamnya.

"Saya titipkan pesanannya sama tetangga sebelah, Mbak."

Kepala Azura mendongak menatap Jayden, "Terima kasih, dan maaf sudah merepotkanmu," ucap Azura.

"Sebagai permintaan maaf ku, apa kau mau mampir sebentar ke dalam?" sambung Azura. Dalam hati Azura yakin, Jayden pasti menolak tawarannya.

"Tidak."

Meskipun agak menyakitkan karena ajakannya ditolak mentah-mentah oleh pria itu tapi Azura malah menghembuskan napas lega mendengarnya.

"Tapi, sebagai gantinya, malam nanti kau harus datang ke apartemenku." Setelah mengatakan demikian Jayden berlalu dari hadapannya.

Sementara Azura masih diam di tempatnya mencerna ucapan Jayden barusan, ia merasa aneh apa barusan Jayden mengundangnya untuk datang ke apartemen pria itu?

Sangat mustahil, bahkan di kehidupan sebelumnya kejadian ini tidak pernah terjadi.

🎤🎤🎤

Sore hari Azura baru selesai menyelesaikan perkuliahannya. Meskipun jadwal kuliah hari ini hanya setengah hari, tapi tetap saja melelahkan.

Azura mengeluarkan kunci motornya dari kantong celana, tapi ia tidak menemukannya di sana.

Azura mendadak panik, ia menggeledah setiap kantong baju dan celananya tapi nihil, kunci motornya hilang.

Apa ia lupa menaruhnya? Azura berpikir keras berusaha mengingatnya.

"ZURA!"

Azura menolehkan kepalanya saat seseorang memanggil namanya. Ternyata yang memanggilnya barusan adalah Manda, temannya.

"Nih, kunci motormu tertinggal di meja tadi." Azura menerima kunci motornya. "Ah, terima kasih, untung saja kau menemukannya," ucap Azura.

"Apa kau akan langsung pulang?" tanya Manda.

Azura memakai helm-Nya, "Tidak, aku akan ke supermarket dulu untuk belanja bahan makanan. Apa kau ingin ikut?"

Raut wajah Manda berubah suram, "Aku ingin ikut, tapi tidak bisa. Bunda menyuruhku untuk langsung pulang ke rumah."

Azura mengangguk mengerti, kemudian mereka berdua saling berpamitan satu sama lain. Azura mulai menaiki motornya dan pergi meninggalkan area kampus.

Selama perjalanan, Azura mengendarai motornya dengan santai sembari menikmati suasana sore hari ini.

Beberapa menit kemudian Azura sampai di tempat tujuan, ia turun dari motornya setelah memarkirkan motornya di antara jajaran motor lainnya.

Kakinya melangkah masuk ke dalam bangunan besar dan bertingkat itu, ia mengambil sebuah troli belanja dan mendorongnya.

Tangannya dengan lihai memilih barang yang ia butuhkan. Saat tengah mendorong trolinya, tak sengaja ia menabrak sebuah troli orang lain.

Azura segera meminta maaf pada pemilik troli yang sudah ia tabrak barusan.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja," ucap Azura merasa bersalah. Lagi-lagi ia bersikap ceroboh.

"Tidak papa, lain kali berhati-hatilah," ucap orang itu.

Di tempatnya Azura mematung mendengar suara itu, suara yang sudah sangat lama tidak ia dengar kembali.

Tidak salah lagi, perlahan Azura mengangkat kepalanya untuk melihat orang itu. Pupil matanya melebar kala pandangannya menatap mata coklat indah milik pria di depannya.

Detak jantungnya berdebar kencang, rasa itu seketika mulai muncul kembali dari dalam dirinya. Rasa rindu yang ternyata tak pernah sirna.

Takdir macam apa ini? Kenapa ia harus dipertemukan kembali dengan orang yang pernah menjadi masa lalunya?

Padahal sudah sejauh ini Azura sudah melupakan kehadiran pria itu, pria yang pernah menjadi alasan ia bahagia.

Kanha Marvellion Anggara.

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

To Be Continued

⭐👇

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang