[00:27]

2.2K 160 0
                                    

Halooo, maaf aku baru update hari ini, dan aku ucapin makasi banyak untuk kalian yang udah mampir ke ceritaku dan masih nunggu ceritaku update <3

So ...

Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

27. Gagal?

“Selanjutnya, kontestan dengan nomor 93 Jayden Louis, silakan masuk ke dalam,” ucap seorang staff yang baru saja keluar dari ruang juri.

Jayden beranjak dari tempat duduknya saat gilirannya untuk tampil, sebelum masuk ia menarik napas sedalam-dalamnya berusaha menenangkan dirinya.

Saat inilah penentuan hidupnya. Sejak kecil, musik adalah dunianya. Dan hari ini, ia akan menunjukkan kemampuannya.

Dengan gitar kesayangannya di tangan, ia mengingat latihan-latihan panjang yang telah dilaluinya, setiap nota dan lirik yang telah dikuasainya.

Jayden melangkah maju, dan langsung di sambut oleh ketiga juri yang kini melihat ke arahnya.

“Halo, selamat siang Jayden? Nama kamu Jayden benar, kan?” tanya salah satu juri laki-laki.

Jayden merunduk sedikit, “Siang, benar saya Jayden.”

“Sepertinya kamu terlihat gugup? Terlihat sekali dari gerak-gerik mu,” ucap juri itu lagi.

“Terus terang, saya memang sedikit gugup, tapi rasa semangat saya untuk tampil lebih besar.” Sebisa mungkin Jayden tak terpojok oleh perkataan juri itu.

“Sepertinya kau yakin sekali bakal–“

“Sudah langsung mulai saja, jadi lagu apa yang akan kamu bawakan hari ini?” tanya seorang juri wanita memotong ucapan temannya.

Jayden mengalihkan pandangannya menatap juri wanita itu, “Saya akan membawakan lagu yang saya tulis sendiri. Judulnya, ‘Menemukanmu’”

“Wow, menulis lagu sendiri? Itu luar biasa. Bisakah kau ceritakan sedikit apa yang menginspirasimu menulis lagu ini?” tanya seorang juri pria satunya yang sedari tadi hanya diam.

“Lagu ini saya tulis disaat saya merasa putus asa untuk menggapai mimpi saya, lalu Tuhan mendatangkan seseorang yang menjadi alasan untuk saya menciptakan lagu ini.”

“Sangat terdengar romantis sekali, jadi bisakah kau memulainya sekarang?” tanya juri wanita itu.

Jayden mengangguk yakin, “Saya siap.”

Jayden menarik napas dalam-dalam, menyesuaikan posisi gitarnya, dan memulai lagu dengan nada pertama yang mengalun lembut.

Jayden membawakan lagu itu dengan penuh penghayatan. Setelah Jayden menyelesaikan lagunya, suasana ruangan itu hening sejenak.

Jayden menatap ketiga juri dengan harapan yang membuncah di dadanya. Tangannya mulai keringat dingin karena ketiga juri itu masih terdiam sambil melihatnya membuat ia menjadi tegang.

“Jayden, penampilanmu sangat menyentuh. Kamu punya suara yang khas dan cara menyampaikan lagu yang membuat saya benar-benar merasakan emosi di setiap liriknya.”

Sudut bibir Jayden tertarik ke atas membentuk senyuman saat mendengar perkataan juri wanita itu, “Terima kasih banyak. Saya sangat menghargai itu."

“Harus aku akui, kamu punya potensi. Tapi menurutku, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Dinamika suaramu kurang kuat di beberapa bagian lagu. Juga, menurutku lagu yang kamu pilih mungkin terlalu pribadi dan sulit diresapi oleh penonton yang lebih luas,” ucap juri pria berkacamata.

Senyum Jayden perlahan luntur, tapi ia berusaha tetap tenang meski hatinya mulai goyah.

“Asal kamu tau, kompetisi ini butuh lebih dari sekedar emosi personal. Kamu harus bisa menyentuh banyak orang dengan caramu membawakan lagu. Dan saya tidak yakin kamu siap untuk melangkah ke babak selanjutnya.”

Jayden terdiam mendengar kata-kata juri pria satunya yang sempat memojokkan saat pertama kali ia masuk tadi. Namun, ia berusaha tetap tenang dan profesional.

“Kamu perlu lebih dari sekedar lagu emosional. Teknik dan kemampuan untuk menguasai panggung itu penting, saya rasa kamu belum mencapai level itu,” ucap juri itu lagi membuat kedua juri lainnya terdiam.

Juri bertopi itu menyenderkan punggungnya di sandaran kursi, ia menatap Jayden lekat.

“Sayangnya, Jayden, keputusan kami final. Kami telah mempertimbangkan banyak hal, dan untuk saat ini, kamu belum berhasil lolos ke babak selanjutnya.”

Jayden menundukkan kepalanya sejenak, menerima kenyataan pahit itu. Ia tahu bahwa ia telah berusaha semaksimal mungkin, namun kali ini usahanya belum cukup.

Jayden memaksakan senyumannya di hadapan ketiga juri itu. “Terima kasih atas kesempatan dan masukan yang kalian berikan. Saya akan menjadikan ini sebagai pelajaran berharga,” ucapnya dengan suara sedikit bergetar.

“Jangan berkecil hati Jayden, kami yakin kamu akan berkembang lebih baik lagi. Jangan berhenti bermimpi, Jayden, ini bukan akhir dari perjalananmu, justru ini adalah jalan panjang menuju kesuksesanmu.”

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

To Be Continued

Jangan lupa tinggalkan jejak

see u next part

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang