[00:24]

6.9K 465 60
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote and komen (◠‿◕)

Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎


24. Sebait Lagu Untukmu

Sesuai yang dikatakan Jayden semalam, pukul 2 siang Azura pergi ke gedung fakultas seni sendirian, sebenarnya ia tidak tau denah di setiap gedung ini.

Untung ia sempat bertanya pada orang lain letak ruang musik di mana, jika tidak ia akan tersesat nanti.

Azura menatap pintu ruang musik yang tertutup itu sebelum masuk ke dalam. Ia sedikit ragu untuk masuk ke sana.

Menghela napas panjang untuk menenangkan diri sebelum akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam.

Saat pertama kali masuk Azura disuguhkan oleh berbagai macam alat musik di sana, banyak foto-foto komponis terkenal dari penjuru dunia yang di pajang di dinding. Ia menatap satu persatu foto komponis itu.

Sampai matanya tertuju pada salah satu komponis asal Jerman, Ludwig Van Beethoven.

Entah mengapa saat melihat foto Ludwig Van Beethoven Azura teringat pada Jayden.

Tentu Azura sedikit tau biografi tentang Ludwig Van Beethoven, adalah salah satu musisi terhebat dalam sejarah. Yang membuat Azura teringat pada Jayden adalah, Beethoven juga seorang tunarungu.

Azura berjengit pelan saat merasakan pundaknya di tepuk seseorang. Ia menoleh dan mendapati Jayden yang berdiri di sampingnya.

“Aku senang kau datang,” ucapnya, lalu berjalan ke arah kursi kosong yang ternyata sudah ia persiapkan dari tadi.

“Duduklah.”

Azura menduduki kursi yang berhadapan dengan pria itu, ia diam mengamati Jayden yang sedang mengambil sebuah gitar.

Ia mengernyit saat melihat Jayden yang kini menatap ke arahnya.

“Kau tau? Aku sudah membuat sebuah lagu, tapi aku ingin kau menjadi orang pertama yang mendengar laguku.”

“Kenapa harus aku yang menjadi orang pertama?” tanya Azura heran.

“Karena kaulah orangnya.”

Kerutan di dahi Azura terlihat jelas, ia tak paham dengan yang dikatakan Jayden barusan. Jayden yang tau raut kebingungan dari gadis itu hanya tersenyum kecil.

“Kau akan mengetahuinya, setelah mendengar ini.” Jari-jari Jayden mulai memainkan senar gitar, ia memainkannya dengan perlahan.

Azura terdiam saat suara Jayden mulai terdengar mengalun dengan indah.

Sekian lama ku mencari 
Arti cinta yang sejati 
Di antara bintang yang jauh 
Namun hanya bayang semu

Azura memejamkan matanya sejenak saat mendengar Jayden menyanyi, ia merasa dejavu. Suara ini, tidak berubah dari dulu sampai sekarang.

Saat semua terasa hampa 
Kau hadir beri cahaya 
Membawa harapan baru 
Yang tak pernah ku tahu

Azura dibuat terpaku beberapa detik, suara indah ini, alunan melodi ini, sangat menyentuh hatinya.

Menemukannya, cinta yang selama ini ku nanti 
Dalam hatimu, ku temukan jawaban pasti 
Segalanya kini terasa sempurna 
Karena ku telah menemukanmu, akhirnya

Pandangan mereka bertemu, dan semakin lama Azura terhanyut dalam tatapan itu.

Setiap langkah yang ku jalani 
Kini terasa lebih berarti 
Kau temani setiap mimpi 
Denganmu aku ingin abadi

Jayden tersenyum tipis melihat tatapan gadis itu yang tak pernah berhenti menatapnya.

Kau bawa damai dalam tawa 
Segalanya kini berbeda 
Tak ada lagi keraguan 
Kau adalah tujuan

Azura terdiam saat melihat senyuman Jayden yang ditunjukkan padanya, entah mengapa melihat tatapan mata Jayden, Azura merasa ada maksud tertentu dari tatapan itu.

Bersamamu ku takkan lelah 
Menggapai mimpi yang indah 
Takkan pernah ku lepaskan 
Kau yang ku temukan

Di bait terakhir Jayden memejamkan matanya, ia mengambil napas dalam-dalam.

Menemukannya
Kini takkan ku biarkan pergi
Cinta ini, selamanya ku genggam erat di hati

Jayden membuka matanya perlahan saat mendengar suara tepukan tangan dari gadis itu, kini dirinya yang dibuat terpaku melihat Azura tersenyum padanya. Hatinya menghangat melihat reaksi dari gadis itu.

“Menakjubkan, kau bernyanyi dengan sangat indah,” ucap Azura tanpa sadar.

Jayden mengulum senyumnya mendengar itu, di antara pujian orang lain saat mendengar suaranya, pujian dari gadis itu lah yang membuatnya lebih bahagia. Jayden sadar akan perasaannya pada gadis itu. Namun ia memilih diam.

“Terima kasih, aku ikut senang jika kau menyukai laguku.”

“Tentu saja aku menyukainya. Jayden, kau benar-benar berbakat. Kau seperti dilahirkan untuk bermusik," puji Azura.

Jayden terkekeh pelan mendengarnya, “Kau terlalu berlebihan.”

Ia melunturkan senyumannya, “Jadi, apa kau sudah paham alasanku yang ingin kau menjadi orang pertama yang mendengar lagu ini?”

Azura menggeleng pelan membuat Jayden menghela napas kasar. Ia beranjak dari tempatnya dan mendekat ke arah jendela.

Dari tempatnya Jayden bisa melihat pemandangan luar dari gedung lantai 3 ini.

“Tidak masalah jika kau tidak paham, biarlah waktu yang menjawabnya.”

“Kenapa harus waktu? Kenapa kau tidak mengatakannya terus terang saja?” Azura bangkit dari tempatnya dan berjalan menghampiri Jayden, ia berdiri beberapa langkah di hadapan pria itu.

“Mungkin ada baiknya kau tidak mengerti sekarang, Zura. Semua butuh waktu, perlahan-lahan kau akan mengerti maksudku.”

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

To Be Continued


⭐+ 💬👇

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang