[00:07]

4.3K 422 80
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote and komen (◠‿◕)

Happy Reading 💐

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎


07. Tetanggaan?

"Maaf menunggu lama."

Seolah hapal dengan sang pemilik suara, Azura tak langsung mengangkat kepalanya ke depan. Tubuhnya terasa kaku saat mendengar suara yang sangat ia kenali itu

"Suara itu, tidak mungkin dia kan?" batin Azura berucap.

"Tidak apa-apa, ayo duduk-duduk, makan malamnya juga belum dimulai kok." Bunda Marie menyuruh Jayden untuk duduk di tempatnya.

Merasa ada yang memperhatikannya, dengan gerakan kaku Azura mengalihkan pandangannya ke depan. Dan benar saja. Jayden, pria itu baru saja duduk di depannya sembari menatap ke arahnya tanpa ekspresi. Mata coklatnya yang menatapnya tajam dan menusuk, membuat Azura terpaku beberapa detik.

Hingga Azura tersadar dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia berdeham untuk menghilangkan rasa gugupnya, memilih fokus dengan makanannya.

Semua orang yang berada di sana makan dengan tenang, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu beradu dengan piring. Tak terkecuali Azura yang duduk gelisah di tempatnya.

Bagi Azura makan itu di rumah Manda kali ini terasa sangat menegangkan baginya, ia buru-buru menghabiskan makanannya sampai akhirnya ia tersedak makanannya sendiri.

Azura terbatuk berkali-kali membuat orang-orang di sekitarnya terkejut dan panik. Wajahnya memerah dan matanya berair. Jayden yang duduk di depan gadis itu dengan sigap menyodorkan gelas miliknya pada gadis itu.

Azura tanpa pikir panjang langsung meminumnya dengan cepat, dan perlahan makanan yang tersangkut di tenggorokannya mulai masuk ke dalam perut.

Azura bernapas lega, "Kamu tidak papa kan Ra? Lain kali makanlah dengan perlahan." Naina yang di sebelah Azura mengusap punggung temannya.

Azura menunduk malu, demi apa pun ia ingin menghilang sekarang juga.

🎤🎤🎤

Setelah kejadian makan malam yang memalukan itu Azura dan Naina langsung pamit pulang.

"Kamu bener mau pulang sendiri?"

Azura tersenyum berusaha meyakinkan Bunda Marie bahwa ia tak akan kenapa-napa.

"Iya bunda, Azura bakal hati-hati kok ngendarain motornya."

Bunda Marie menatap tak yakin, "Tapi ini udah malem, bunda takut kamu kenapa-napa di jalan. Apa lagi kamu perempuan."

"Kamu pulang dianter pak Darto aja ya? Motornya ditaruh aja di sini, nanti besok kamu bisa ambil lagi." Tawar Bunda Marie yang lagi-lagi dijawab gelengan kepala oleh Azura.

Manda yang sedari tadi diam ikut berbicara, "Bunda bener Ra, kamu tau kan kalau malam hari rawan begal, apalagi jalan menuju apartemen mu itu sangat sepi kalau malam."

"Lagian kenapa kamu nolak ajakan Naina si buat pulang bareng?"

Bukan nya menolak, hanya saja jalan pulang Azura dan Naina berbeda arah. Azura tak suka merepotkan orang lain, maka dari itu ia menolak ajakan Naina untuk pulang berasama.

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang