Tidak ada kata cinta yang begitu hebat, selain ikhlas dan mengikhlaskan.
~Zaidan mukhtar el-fatih~~
Di pagi yang cerah seperti biasa semua para santri putra maupun santri putri melakukan aktivitas mereka masing masing.Seperti Sapu sapu lapang,piket kobong asrama,dan lain sebagainya.
Dan ada juga yang lagi berjemur di lapang, lebih tepatnya di hukum karena tidak mengikuti sholat shubuh berjamaah.
Berbeda dengan para khadim khadimah yang sudah mengabdikan dirinya me guru gurunya,pekerjaan mereka beuberes beres di ndalem dan di rumah rumah guru lainnya.
Di sana,bukan hanya umi sama abah guru nya saja yang mengajar namun, ada santri santri abdi dan menikah menetap di pondok,mereka pun ikut mengajar di sana.
Ada juga salah satu santri khadim khadimah untuk siap mengantar jemput abah atau umi untuk keluar pondok.
Kia dan erin juga khadimah di pondok yang selalu siap dalam keadaan apapun mereka akan menuruti semua apa yang di perintah kan oleh sang gurunya.
Kia dan erin tugas nya selalu bersih bersih Di ndalem,dan yang lainnya bersih bersih di rumah asatidz lain.
Khadimah senior hanya ada beberapa saja, jadi mereka hanya di tugaskan untuk selalu ada mendampingi umi,agar tidak terlalu jauh untuk memerintah nya.
Setelah semua sudah membereskan semua tugas tugas mereka,semua santri beristirahat sejenak untuk makan dan setelah melanjutkan nya dengan mengaji pagi.
Di pondok pesantren ibnu falah jadwal makan nya dua hari sekali,ada sekolah namun hanya orang yang mau sekolah saja yang tidak mau hanya mengaji saja namun tetep punya ijazah karna paket C.
Semua santri setelah makan mereka lanjut ke kelasnya masing masing, ada yang ke sekolah ada ke madrasah saja.
Begitu pun kia dan kawan kawannya,selalu siap sudah di kelas karna agar tidak telat belajar di kelasnya.
Mereka berjalan serempak masuk ke kelas aliyah 1 yang terdapat di dekat dengan gedung aula.
"Rin,katanya orang tua si kia mau ke sini?"tanya kiran sambil berbisik kepada orang yang terduduk di sebelah mejanya.
"Tanya pada orang nya tuh?"jawab erin acuh. Karena di juga ngga tau apa apa tentang orang tua rizkia akan datang ke pondok.
"Hmm,ngga bakalan marah kah?takut nanti ngga ngejawab pertanyaan dari gue lagi."Ucapan kiran yang tak luput dari kata 'gue' dan 'lo'
Kiran asli orang jakarta jadi dia selalu berkata dengan kata kata kasar itu karena sudah terbiasa dengan bahasanya itu.
''Ngga,si kia ngga akan gitu coba samperin aja."Kiran maju sedikit maju ke depan menghampiri mejanya teman yang ada di hadapannya.
"Switt,switt."Kiran mengkode supaya orang yang di makudnya menoleh ke belakang.
"Ada apa ran?"kia menyerngitkan alis nya.
"Emm it-itu kmu marah sama aku?"Basa basinya agak sedikit terbata bata.
"Ngga,ngga marah."Kia membalikan badannya jadi mereka berhadap hadapan."Buat apa aku marah kalian kan ngga punya salah,"Ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELALUI GARIS TAKDIR
Teen FictionDi Pondok Pesantren Ibnu falah, Rizkia Asy-syifa hidup dalam ketaatan dan ketaatan yang tak tergoyahkan terhadap para guru dan pemimpinnya. Namun, hidupnya tiba-tiba berubah ketika sang gurunya memutuskan untuk menjodohkannya dengan seorang pria yan...