BAB.32 MGT🍃

59 2 0
                                    

Selama seminggu tak sia sia syahara dan juga rizkia membuat semua penyelidikan ini dengan baik dan rapih tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya itu juga berkat kedua orang sahabatnya yaitu zahra dan wulan yang membantunya.

"Yes berhasil kita input semuanya"Ucap syahara sebringah usahanya tidak sia sia.

Sebenarnya dia itu bukan hanya ingin membantu temannya tapi dia ingin juga membuktikan pada abangnya bahwa dia juga bisa seperti dirinya.

"Gimana lo dek?"Tanya bang difta pada adeknya.

"Udah dong bang,aku juga bisa kayak abang"Ucap syahara dengan nada sedikit arogan.

Bang difta menatap layar komputer melihat seorang wanita berhijab berduaan dengan seorang laki laki."Dek itu siapa"Tunjuk bang difta.

"Yang itu?Emang kenapa bang"Tanya balik syahara.

"Ya aneh aja wanita syar'i begitu tak bisa jaga jarak dengan laki laki yang kayak ngga bener gitu"Kritiknya melihat aneh pada layar komputer.

"Ya lah bang,syar'i bukan berarti sholehah juga.liat nih ade abang tomboy tomboy gini juga rajin ibadah"Jawab angkuh dia.

"Ngomong aja kamu ngga mau nutupin aurat dengan benar karena nyamannya begitu"Cibir bang difta.

"Iya emang kenyataannya begitu bang"

Di sisi lain rizkia sedang berada di pondok pesantren nurul jannah dan ini penelitian terakhir dia untuk mendapatkan kebenaran ya sebenarnya.

Wulan dan zahra sontak kaget saat tau siapa orang yang mau ngeracunin ningnya dan emang dari awal mereka sudah mencurigai dia namun mereka harus putuskan dulu gimana sebenarnya kebenaran yang mereka harapkan.

"Aku ngga nyangka ning dia bisa sampai berbuat begitu"Sahut zahra tak menyangka.

"Aku juga"Timpal wulan lemas.

"Ngga papa kali kita kan sudah tau kebenarannya berarti kita harus saling waspada aja"Ucap rizkia menenangkan.

"Iya bener ning,karena sebaik baiknya orang tidak mungkin belum pernah berbuat kesalahan begitu pun sejahat jahatnya orang jika tidak mungkin belum pernah berbuat kebaikan"

"Jadi kita tidak boleh lihat dari penampilannya saja tapi kita harus melihat dari dalamnya juga siapa dia sebenarnya"Timpal wulan.

  "Iya benar kamu ra,ya sudah ayo kita lanjut ke kelas sebelum ustadz alfan masuk duluan ke kelas"Ajak rizkia karna sebentar lagi masuk pelajaran sore.

"Iya ning ayo"Ajak zahra dengan membawa kitab kitab di dalam dekapannya.

Rizkia,wulan,zahra berjalan menuju kelasnya   untuk menimba ilmu di sana.

ketiga wanita itu dengan anggun berjalan melewati asrama asrama wanita yang begitu banyak dan menjadi atensi semua santri di sana.

"Huhh pelakor"

"Sok cantik banget"

"So alim padahal perebut calon suami orang"

"Kalau mau nyantri ya nyantri aja jangan segala pake ngeembet suami orang juga"

Ocehan demi ocehan mengarah padanya siapa lagi kalau bukan salsa dan teman temannya.

mereka adek kelas atau adek asrama mba laras senior rizkia jadi pantes aja sifat sifatnya begitu.

Namun begitu tapi masih banyak berpikir positif dan berbuat baik padanya.

"Assalammualaikum ning"Sapa seseorang.

"Waalaikumsalam"rizkia mengembangkan senyumananya pada seseorang yang berpapasan dengannya.

Di sini rizkia kadang di hormati dan ada juga yang mengolok oloki tapi ia tidak heran ataupun benci pada mereka karna ini pesantren banyak berbagai sifat orang orang di sini dan rizkia memaklumiNya.

"Ning"Panggil zahra.

Rizkia terduduk di kursi yang berada di kelasnya,yah mereka sudah sampai di kelas karena tidak terlalu jauh dengan asrama mereka.

"Iya ada apa ra?"tanya zahra.

"Ning ngga risih gitu banyak orang orang yang ngga suka sama ning"Lirih zahra tak tega temannya di hina oleh orang lain.

"Masyaaallah ara,kan udah bilang dari kemarin juga aku biarin mereka ngga suka karena mungkin tidak selera sama aku"Rizkia terkekeh.

"Ya kasihan aja ning di hina"Ujar zahra.

"Iya ning aku juga"Timpal wulan.

"Hm,tidak apa biarin aja"

tidak lama dalam keheningan ustadz yang mengajar pun akhirnya datang dengan menenteng kitab kitab di tangannya.

"Assalammualaikum  warohmatullohi wabarokatuh"Ucap ustadz Alfan.

Dan di jawab serempak oleh semua santri aliyah kelas 2.

Hanya membutuhkan dua jam untuk belajar mengajar untuk rizkia dan juga ustadz setelah itu dia mengakhiri mengajarnya dan berlalu pergi namun tak lupa membaca doa terlebih dahulu.

Semua santri berpencar kemana mana menuju tempat masing masing yang akan mereka tuju,ada warung toilet asrama ataupun sungai yang berada di belakang pondok untuk santri yang ngadem di sana.

Rizkia dan kedua uculnya dia akan meneruskan penyeledikan terakhir yaitu penyadapan hp ning fatim yang masih belum berhasil mereka laksanakan.

"Assalammualaikum ning"Ucap seseorang yang memanggilnya dari belakang.
  "Waalaikumsalam"Rizkia membalikan badan nya ke belakang.

"Ning tadi di panggil oleh umi sayyida"Ucap wanita itu.

"Ouh ya,ya sudah aku akan ke ndalem dulu"Cerca rizkia.

"Iya ning sebaiknya temui dulu mungkin ada yang mau di bantuin olehnya"Ujar zahra.

Rizkia mengangguk dan menitipkan kitab kitabnya pada kedua temannya lalu pergi mengemori salah satu santriwati yang tadi memanggilnya.

Di benaknya terasa bingung kenapa santri wati itu bukannya membawa dia ke ndalem malah ke belakang pondok apa umi ada di sana?.

"Loh,kenapa ke belakang pondok mba"Tanya rizkia dengan mimik membingungkan.

terlihat santri wati tampak bingung seperti susah menjawab pertanyaan darinya.

tanpa di sadari di belakang ada seseorang yang mengikutinya.

"Hufffffhh"

******

Waktu sudah menunjukan jam 6 magrib rizkia belum juga pulang ke ndalem,biasanya sebelum waktu waktu sholat tiba dia sudah berada di sisinya untuk melakoninya namun ini tidak dia masih belum kunjung pulang.

  Mungkin sedang asikk di asramanya bersama kedua sahabatnya dan gus zaidan akan menyusulkan setelah melaksanakan sholat magrib di masjid.

setelah sholat magrib dan berdzikir selesai gus zaidan bergegas ke asrama khadijah untuk mencari istrinya yang masih belum pulang juga.

Namun hasilnya nihil kedua temannya berkata rizkia sudah pulang tadi pas bu nyainya memanggil ningnya.

gus zaidan tampak khawatir istrinya tidak berada di ndalem ataupun di asrama apa mungkin pulang ke rumah sendirian?Itulah pikiran dirinya.

"Guss"Panggil seorang santri wati yang sama tadi yang memanggil rizkia.

"Iya ada apa"Jawab datar gus zaidan.

"Gus cari ning kiya yah,yuk ikut aku "

Setelah mendengar dia mengucapkan nama istrinya sembringah dan langsung mengikuti santri wati itu.

Tanpa di sadari dirinya di ajak ke sebuah gubuk kecil yang berada di belakang pondok pesantren.

"Kenapa kamu bawa ke sini"Tanya gus zaidan.

"Coba lihat"

Santri itu menelunjukan telunjuknya mengarah ke gubuk itu.

tampak aneh namun gus zaidan menurut dan mengintip ke dalam ruangan gubuk kecil itu.

"Astagfirulloh kiyaaa!"

MELALUI GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang