BAB. 44 MGT 🍃

90 1 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana yang sudah di tentukan oleh kiyai aldzam untuk menghukum ketiga wanita yang menyakiti mantunya,dengan di setujui oleh kiyai husain ayah ning fatim jika pun itu putrinya ia akan tetap di hukum karena sudah mempermalukan keluarganya dan sudah melampaui batasnya hingga hamil di luar nikah.

Walaupun itu memang tidak kesengajaan dia,dia sudah hamil dan tidak mau jujur pada kedua orang tuanya.

"Abi,aku mohon aku ngga berniat berzina abi itu hanya tidak sengajaan abi"Rengek ning fatim,"Aku tidak mau di hukum abi,aku ngga sengaja".

Kiyai husain membuang mukanya antara kecewa dan sedih meliputinya tidak tau harus berbuat apa selain menuruti keputusan kiyai aldzam,"Kalau ngga salah berarti kamu berani di hukum nak,dan kamu sudah mendzolimi orang lain apa kamu lupa itu Fatim!!"Geramnya di akhir kalimat.

Ning fatim hanya bisa menunduk malu dengan di tontonin oleh semua para santri ibnu falah,terdapat banyak ejekan ejekan pada ketiga wanita itu,hanya nunggu beberapa menit lagi hukuman cambuk akan di laksanakan.

Di sisi lain gus zaidan sangat tidak ingin datang melihat hukuman cambuk ning fatim,namun ia harus menyampaikan pesan dari istrinya itu,dan tidak mungkin bayi yang tak berdosa di dalam perutnya harus merasakan rasa sakit yang sudah di perbuat oleh ibunya.

Dengan berat hati ia harus ke pondok sendirian menemui keluarganya yang meminta dirinya harus datang ke sana.

Selepas tiba di pondok gus zaidan langsung ke ndalem bertemu dengan umi dan abinya serta yang lainnya,dia memandangi kedua orang tuanya itu yang seperti ingin bertanya dan penuh tanda tanya dari raut wajah mereka.

"Ada apa umi?abi"Tanyanya sambil mengerutkan keningnya.

"Kenapa istrimu nak,bukan kah kamu sudah pulang ke rumah mu?"Tanya umi sayyida.

Deghh

Pertanyaan itu membuat rasa menyesal dan salah kini muncul lagi,dia harus menjawab apa pada kedua orang tuanya itu bahwa istrinya sudah meninggalkannya.

"Dan?kamu terlihat pucat apakah kamu sakit nak?"Ujarnya lagi dengan mimik khawatir.

Gus zaidan pun tersadar mencoba menjawab pertanyaan ibunya dan mengeluarkan air matanya lagi,"riz-rizkia kecelakaan pesawat umi pada saat kita di rumah sakit nunggu ning fatim"nihil dia tetap mengeluarkan air matanya,di balik sifat dinginnya ia bisa secengeng anak kecil jika orang yang di sayang meninggalkannya.

"Astagfirulloh,tidak salah itu kan dan"Umi sayyida menutup mulutnya tidak percaya jika menantunya sudah meninggalkan nya semua.

Kiyai aldzam yang tadi hanya menyimak aja kini ikutan terkejut saat menantunya mengalami kecelakaan pesawat,dia sangat tidak percaya akan hal itu.

"Apa kamu benar dan"Tanyanya.

"Iya abi,aku memang tak percaya tapi itu emang benar abi"Ujar gus zaidan yang sudah tidak bisa menahan tangisannya.

"Maafin zaidan abi umi,karna keegoisan zaidan dia harus mengalami seperti itu"Keluhnya.

"Jangan salah kan kamu,ini sudah takdir dari allah untuk kamu dan dia nak"Tegur kiyai aldzam,mencoba untuk menenangkan putra tunggalnya itu.

"Maaf abi maaf"lirihnya.

"Terus jasad dia sudah di temukan belum dan?"Tanyanya.

Sedangkan umi sayyida hanya terdiam menahan tangisannya yang pecah,dia hanya bisa berdoa jika semua ini tidak mungkin.

"Belum abi,dia belum di temukan keberadaannya abi"

"Astagfirulloh"Ucap kiyai aldzam mengusap wajahnya kasar.

****

Cuss

Suara pecutan pertama di pecutkan oleh kiyai husain pada putrinya dan kedua sahabatnya yang sedang meringkuk menahan rasa sakit dalam pecutan itu.

Dengan perasaan kecewa ia terpaksa harus melakukan itu pada mereka,karena sudah membuat fitnah keji pada orang lain.

Hatinya sangat memburu dan panas jika ia mengingat video klip saat dia bermabuk di clup ia sangat marah dan sebagai ayah tidak becus mendidiknya.

"Abi udah,abi dia putri kita kasihan"Lerai umi sabila.

Namun,kiyai husain tidak mendengarkan dan melanjutkan kegiatannya.

Saat beliau akan mengangkatkan tangannya untuk melakukan pecutan keduanya kini malah terhenti.

"*_Stopp_*"

Semua para santri yang sedang mempertonton ning fatim kini mengalihakan padangannya pada seseorang yang menyetopkan kiyai aldzam.

Gus zaidan menyetopkan aksi kerabatnya itu untuk tidak lagi memecut putrinya.

"Stopp kiyai,jangan teruskan lagi"Ujarnya.

Para santri tak terima jika gus zaidan menyetopkan hukuman ning fatim di berhentikan,dan mereka ingin hukuman itu tetap di lanjutkan.

"Gus jangan di berhentikan mereka pantas menerimanya"

"iya bener gus"

"terusin aja kiyai biar tidak ada korban lagi terdzolimi dari mereka"

Sorakan demi sorakan santri yang tak terima hukuman itu di berhentikan,ning fatim dan yang lainnya meringis sakit yang ada di punggung menatap gus zaidan penuh harap semoga membantunya.

Sedangkan sang empu hanya memalingkan wajahnya tak sudi melihat wanita munafik seperti dia.

"Saya minta berhentikan hukuman ini,dan kalian para santri masuk ke dalam asrama kalian masing masing"Ucap gus zaidan dengan nada tegasnya.

Semua santri pun menurut,tidak mau kena imbas dari gus nya itu dan mereka pun masuk ke asrama mereka masing masing.

"Dan kalian berdua boleh istirahat,terkecuali kamu fatim!!"Lanjutnya tegas.

Ning fatim berdiri sambil meringis,walau cambukan itu hanya satu kali tapi sangat menyakiti punggungnya,yang tadi matahari sangat menyerngitnya kini ia bisa berteduh walau gus zaidan menyuruhnya tetap diam tapi dia senang karena hukumannya tidak di lanjutkan,apakah dia masih mencintainya?.

"Gus memaafkan aku dan masih mencintaiku kah?"Celetuknya.

"jangan kepedean kamu,saya ada alasan karena memberhentikan mu"Ujar gus zaidan tanpa melirik ning fatim.

Dia yang tadinya tersenyum sembringah kini kedua sudut bibirnya turun kebawah,eksfektasinya ternyata salah gus zaidan malah sangat membencinya.

Kiyai husain menatap gus zaidan, "Kenapa?,kenapa di berhentikan biarkan dia mendapatkan rasa sakitnya yang sama yang di rasakan oleh istrimu zaidan"Ucapnya dengan nada kesal.

Gus zaidan mengusap wajahnya kasar"Saya bisa bicarakan ini di ndalem"

Mereka pun menurut dan mengekori gus zaidan,ettss tidak pasti kiyai husain lah yang berada di depan dan umi sabila sedang gus zaidan di belakangnya dan ning fatim yang paling belakang dengan di tuntun oleh salah satu mba ndalem yang tadi di suruh oleh gus zaidan.

"Sekarang bicarakan,alasan apa kamu memberhentikan abi?"Tanya kiyai husain the do point.

Semua keluarga berkumpul di ruang tamu ndalem,dan sedang menunggu jawaban dari gus zaidan seorang dengan tatapan serius padanya.

"Ada apa nak,tolong ceritakan"Timpal uminya fatim,penasaran.

Seketika suasana hening hanya hembusan napas kasar gus zaidan yang menyeruak di telinga mereka.

Lagi lagi hatinya merasakan sakit yang begitu besar,tapi mau tak mau ia harus mengucapkannya.

_"Allahhumma inni audzubika minal hammi walhazani,ya allah lindungilah aku rasa gundah gulana dan rasa sedih di hatiku ini"Batinya._

Gus zaidan menghembuskan nafas dan tersenyum kecut,"Ning fatim sedang hamil di luar nikah,dan dia belum menggugurkan bayi yang ada di kandungannya".

"Hah?"

MELALUI GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang