"Kamu tidak bisa melihat gambaranmu di dalam air mendidih.. Selain itu, kamu tidak bisa melihat faktanya ketika kamu sedang marah.. Tunggu sampai kamu tenang lalu berikan keputusanmu agar kamu tidak menyesalinya!"
~~ Zaidan Mukhtar El-Fatih ~~
Sudah lima hari rumah tangga gus zaidan dan rizkia berjalan dengan lancar seperti biasa tiada hari tanpa debat dan bertengkar.
Semenjak rizkia datang bulan gus zaidan setiap hari selalu tidur di kamar rizkia untuk mengelus perutnya yang selalu sakit sakit tiba tiba.
Dari hari itulah dimana mereka berdua saling bisa mendekat dan membuka hati sedikit demi sedikit.
"Kamu sudah bangun ifa?"
rizkia baru saja turun dari tangga menjumpai dirinya.
"Udah gus"jawabnya.
Rizkia akhir akhir ini selalu bangun kesiangan sudah kebiasaannya jika lagi halangan ia selalu tertidur pulas karena tidak melalukan sholat shubuh.
kaya Author nya aja nih kia.
di pukul jam enam pagi tadi ia sudah siapkan sarapan untuk rizkia agar dia bangun tidur langsung bisa sarapan,terlalu berlebihan sih tapi ia tidak tega jika melihat rizkia kesakitan.
"Gus ngga ke kampus ngajar?"Tanya rizkia.
rizkia melirik jam sudah menunjukan pukul lebih dari jam delapan pagi sudah waktunya gus zaidan segera mengajar.
dengan sarung dan peci yang masih menempel di dirinya.
"Ngga"jawab gus zaidan singkat.
"Lah kenapa gus"Tanya nya lagi.
"Mau ke pesantren bukannya kamu pengen cepat ke sana"jawabnya lagi.
"Ouh,terus kampus gimana gus?"rizkia takut tugas gus zaidan malah keganggu oleh keinginannnya.
"Lagi cuti fa"jawabnya singkat.
"Cuti?bukannya gus harus nyelesain materi kemarin saat gus di bandung"
rizkia terduduk di meja makan berhadapan dengan gus zaidan dan menatapnya.
"Saya sudah kasih materinya semuanya tinggal di kirim lewat laftop"jelasnya.
"Ouhh,Yes berarti kita akan ke pesantren sekarang ya gus"ucap rizkia kegirangan sampai hampir tersedak oleh makanannya.
"Hati hati dong kaya anak kecil aja"peringat gus zaidan.
"Hehe maaf gus soalnya aku seneng banget"dengan dua nyari tangan di acungkan dan kata maaf yang ia lontarkan.
"Gus?"panggil rizkia.
"Hm"dehem gus zaidan.
"Maaf ya aku ngerepotin gus,Maaf yah aku selesai kok halangannya jadi ngga ngerepotin gus lagi"Ampun rizkia menelangkupkan kedua tangannya.
Gus zaidan tersenyum padanya."Ngga,Malah saya seneng"
"Kok seneng,jangan jangan gus"rizkia micingkan matanya.
gus zaidan menatap rizkia"jangan jangan apa?"
"Jangan jangan gus mau mesyum yah"tuduh rizkia.
"Jangan suka nuduh nuduh saya kasian sama kamu kesakitan mulu"ucapnya meperjelas supaya tidak berpikir yang aneh aneh padanya.
"Ouh Kasian yah"jawabnya acuh.
Tak ada topik pembicaraan lagi dari mereka sampai makanan yang di buat gus zaidan habis di lahap oleh keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELALUI GARIS TAKDIR
Teen FictionDi Pondok Pesantren Ibnu falah, Rizkia Asy-syifa hidup dalam ketaatan dan ketaatan yang tak tergoyahkan terhadap para guru dan pemimpinnya. Namun, hidupnya tiba-tiba berubah ketika sang gurunya memutuskan untuk menjodohkannya dengan seorang pria yan...