BAB.50 END MGT 🍃

203 3 0
                                    

_Sesuatu yang pergi tidak akan pergi lebih jauh, dia akan kembali jika memang dia adalah benar-benar takdirmu_

~~ Rizkia Asy-Syifa ~~

Jam menunjukan pukul tujuh, masih ada waktu dua jam lagi bagi gus Zaidan untuk pergi ke acara di universitas Tebu Ireng.

Untung saja dia berangkat dari Tangerang ke Tebu Ireng nya jam 3 dini hari, jadi dia masih punya sisa waktu untuk mengajak putra sulungnya berjalan-jalan di daerah kota Jombang.

Royyan, laki-laki kecil itu merengek ingin mendapatkan seorang ummi seperti teman-temannya. Tapi, bagi Zaidan mengabulkan permintaan putranya itu bukan sesuatu hal yang mudah, tidak seperti membeli mainan robot langsung dapat begitu aja.

Namun, sudah beberapa kali di kasih penjelasan oleh abinya itu ia tetap saja keukeuh menginginkan seorang ibu yang teringin menenani dia di setiap tidurnya bersama abinya.

Sampai pada akhirnya, pendiriannya kalah setelah Zaidan menawarkan dirinya untuk membeli sebuah mobil mainan cukup besar, yang pernah di inginkan oleh anak itu. Dan sekaranglah waktu yang tepat membelikan mainan itu di saat dirinya marah.

"Udah dong jangan marah lagih kan mau abi beliin mainan," ujar gus Zaidan saat melihat putranya tetap saja mencemberutkan bibirnya dengan kedua tangan di silangkan ke dada.

Royyan menghentakan kedua kakinya seraya menatap abinya dengan tatapan tajaman kecil.

"Ta-tapi setelah beli mainan kita cari ummi buat Loyyan yah abi," pintanya.

Gus Zaidan menghela napasnya, mengusap wajahnya kasar."Abi harus bicara apa lagi sama kamu Royyan, tolong plis tolong jangan bicarakan itu lagi. Abi sudah lelah!"

Ia sama sekali tidak pernah berpikir untuk menikah lagi sama siapa pun, di hatinya hanya ada satu wanita saja dan tidak ingin membagi tempatnya sama siapa pun lagih.

Cukup dengan kehilangannya membuat terpuruk, jangan sampai ia harus mengingatnya kembali sampai ia merasakan rasa sakit lagih.

"Kalau kamu ngomongin itu lagih abi pulangkan kamu ke Tangerang!" ancam Zaidan.

Royyan seketika menundukan kepalanya."Tapi apa salahnya coba Loyyan pengin um... "

"ROYYAN!"

  Di luar kendalinya, Zaidan meninggikan ucapannya hingga putra kecil yang ada di sampingnya untuk rensentak.

Baru pertama kalinya Royyan mendapatkan sentakan seperti dari abinya sendiri, karena masalah ia meminta seorang ibu saja.

Gus Zaidan menjambak rambutnya, ia memang benar-benar tidak sengaja membentak putranya hingga dirinya menangis.

"Abi jahat!"

Royyan berniat untuk keluar dari mobil, namun dengan segera ia tahan dan tarik ke pelukannya.

"Sayang, maafin abi. Abi ngga berniat sedikit pun memarahi kamu, abi bukannya tidak mau menghadirkan seorang ibu buat Royyan. Tapi, buat Royyan hanya ada satu ummi saja, yaitu di surga. Kamu bersabar yahh," ujarnya.

Zaidan memeluk erat pangeran kecilnya itu di pelukannya, mencoba untuk menenangkan dirinya yang sudah terisak parah.

"Udah yahh jangan nangis."

Royyan melepaskan pelukannya."Maafin Loyyan abi," lirihnya.

"Kamu ngga salah kok, udah yahh abi mau beliin mainan baru Royyan."

"Iya, abi."

Gus Zaidan mengusap bulir air mata di pipi putranya itu."Senyum dulu dong."

Kedua sudut bibir Royyan di kembangkan ke atas, menampil sebuah senyuman kecil darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELALUI GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang