BAB. 39 MGT🍃

67 2 0
                                    

Dua hari berlalu tak terasa,dua hari yang sangat menyedihkan oleh rizkia,gus zaidan tidak sekalipun pulang ke rumahnya dia hanya terdiam di rumah sakit menunggu ning fatim yang masih di rawat di sana.

Malam yang indah baginya,kini rizkia sudah memutuskan apa yang harus di lakukan kedepannya.

Ia tidak akan sanggup jika selalu bersama gus zaidan dan apalagi nanti akan kedatangan tamu dari rumah tangga nya,ning fatim.

Dengan malam yang begitu indah di penuhi oleh bintang bintang yang berkedip kedip,membuatnya seperti biasa ia selalu terdiam di balkon untuk meningmati ke indahan dan ketenangan di langit itu.

Rizkia tersenyum dan mengusap perut yang agak berisinya,"Gus andai kamu tau di dalam perut ini ada janin kamu"Gumam rizkia pilu.

Dia pun masuk ke kamarnya setelah terdiam lama di luar karena semakin malam hawa semakin dingin.

Pada saat masuk ia tertuju pada suatu benda putih tipis bersih dan bolpoin,ia pun menuliskan sesuatu di dalamnya.

"Hallo assalammualaikum gus,apa kabar mungkin kamu akan membaca surat ini setelah nikah dengan ning fatim selamat yah gus,ouh ya aku baik baik saja kok dan aku juga udah maafkan kamu gus kamu tidak salah,dan aku mau kasih kabar bahagia ini bahwa aku sedang mengandung anak kamu gus usianya sudah 4 bulan,andai gus ada di sini teringin rasa anak ini di elus oleh abanya,tapi tidak apa nanti suatu saat anak ini bisa bertemu kamu gus walau ke terakhir kalinya,Maaf gus:(,aku tidak sanggup jika harus berbagi cintamu dengan orang lain,yah aku egois emang ogeis hanya satu wanita saja yang beruntung bersanding dengan kamu gus,langgeng yah aku pamit dulu assalammualaikum"

   "Salam hangat aku rizkia asy syifa 14 juli 2023."

Dia pun menyimpan kertas surat darinya pun di bawah bantalnya gus zaidan,mau di baca atau tidak di baca ia tetap tidak peduli dan akan menyimpan surat itu sampai kapan pun ia akan menyimpan surat ini bisa sampa kapan pun di bawah bantal itu.

Rizkia tersenyum kecut,"Maafkan aku gus"Lirihnya.

******

"Riz,lo jangan egois ingat situasi lo sekarang,lo sedang hamil riz"Mohon syahara.

"Aku tidak peduli ra,soal ini aku tidak akan sanggup"Ucap rizkia dengan membopong dua kopernya.

"Lo jangan gitulah,bentar lagi vidio kebohongan dia itu akan kita tayangkan di pondok lo,kita tinggal nunggu beberapa lagi"Rengek syahara memegang kedua tangan rizkia.

  Dia pun memegang pundak sahabatnya itu,"Makasih sudah membantu ku sampai sejauh ini,aku pengen kejar cita cita aku ra,dan anak ini aku insyaallah tetap amanah kok ra"Jawab rizkia dengan tulus.

"Ta-tapi"

"Ada apa ini,kaya ada suara ribut"Sahut bang difta yang baru datang,keluar dari rumahnya.

Syahara mengedapankan bibirnya,"Ini bang rizkia mau pergi ke luar negri kairo bang,padahal penyelidikan kita sudah selesai tapi dia malah mau pergi"Adunya.

"Bagus dong bisa menambah ilmu di sana"Bang difta terkekeh,melihat syahara mengadu padanya seperti meminta uang pada emaknya.

"Ihh,kok abang kayak gitu sihh"Rengek syahara tiba tiba dirinya bertingkah seperti anak kecil.

"Mau kemana kamu riz"Tanya bang difta baru menyadari bahwa di sisi adiknya itu ada sahabat darinya.

"Aku mau ngejar cita cita aku bang di al azhar kairo"Ujarnya dengan lembut,tanpa ada lagi kesedihan.

"Sini lo,ikut kita dulu di dalam,gue mau ngobrol dulu sama lo"Dengan nada bariton yang serius itu rizkia menurut dan ikut masuk ke dalam rumah syahara.

MELALUI GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang