"Jika itu akan membuat kamu bahagia maka aku akan melakukan nya,jika itu membuat kamu tak nyaman maka aku pun aku meninggalkannya"
~~ Zaidan Mukhtar El-Fatih ~~
suara percikan demi percikan kompor seperti ada seseorang yang sedang memasak di dapur terdengar di telinganya gus zaidan.
gus zaidan berjalan menghampiri mencari orang yang sedang memasak di dapur.
"Siapa yang masak sepagi ini yah"gumam gus zaidan.
jam masih menunjukan 06.00 masih terlalu pagi jika untuk sarapan baginya.
"Astagfirulloh ifa kamu lagi ngapain"sontak gus zaidan.
Melihat rizkia sudah berada di dapur dengan santainya memakan nasi goreng buatannya sendirian.
"Lagi makan gus,gus mau"jawab rizkia dengan mulut masih semutut oleh makanan.
Gus zaidan berdesis."ya allah,pagi pagi gini ifa"datarnya.
"kenapa?jangan ngambek gitu dong sini ikut makan masih banyak kok di kompor"Ajaknya menunjuk ke tempat penggorengan.
"Emang enak?"tanya gus zaidan ragu.
"Enak Makan,ngga enak buang"jawab rizkia simple."Eh mubadzir biar aku habisin sendiri".Laratnya.
gus zaidan lagi lagi di buat bungkam oleh rizkia dan sekarang ia lebih baik menurut dari pada debat lagi dengannya.
Gus zaidan membawa sebuah piring di tangannya dengan memasukan beberapa butir butir nasi berwarna coklat yang berada di wajan di atas kompor.
Nasi goreng yang di padukan dengan sosis baso dan juga beberapa sayuran di dalamnya membuat sedikit menggugah seleranya namun tak tau jika hasilnya gimana.
Suapan pertama masuk di mulutnya membuat matanya menolot kok bisa seenak ini lebih enak dari masakan uminya."Enak"
"Hah,apa gus enak"rizkia membinar saat makanannya di puji orang lain.
"siapa yang bilang,biasa aja rasanya seperti makanan makanan lain"Ucap gus zaidan mengelak karna gengsi.
Rizkia tidak membalas dia sudah tau bahwa gus zaidan berbohong namun ia tidak pedulikan lebih baik menyelesaikan tugasnya kembali.
'jadi cowo gengsian'batinnya kalau bergumam pasti akan kedengeran sama dia.
gus zaidan pun kembali ke kamarnya untuk bersiap siap berangkat ke kampus tempat ngajarnya setelah menyelesaikan ritual makannya.
Setelah selesai gus zaidan menghampiri rizkia yang sedang berada di dapur memcuci piring untuk berpamitan.
"Ifa,Saya berangkat dulu tolong jaga rumah takut aya yang nyulik"pamitnya dengan nada yang masih datar.
Rizkia cekikikan mendengar ucapan suaminya itu"Emang orang bisa di culik gus"ucapnya"Eh tunggu tunggu siapa tadi ifa?ifa siapa"
rizkia dari tadi mendengar suaminya itu memanggilnya dengan nama ifa,siapa ifa apa mantannya.
Rizkia memicingkan matanya dengan tatapan sinis pada gus zaidan"Ouh Mantan gus yah,susah move on yah kasian"ucapnya ngeledek namun di hatinya serasa ada yang mengganjal.
"Kamu ngga cemburu?"Gus zaidan mengerutkan halisnya.
"Ngga,kan aku ngga cinta sama gus"jawabnya santai tanpa melirik suaminya.
"Terus kenapa kamu nerima lamaran dari aku?"tanyanya lagi.
Gus zaidan semakin terpancing dengan ucapannya bukan marah tapi penasaran kenapa dia menerima perjodohan ini jika bukan karena cinta,jika dia sendiri menerimanya karna ingin membahagiakan kedua gurunya tapi dia akan tetap belajar mencintai tanpa harus membencinya. apa rizkia pun sama begitu alasannya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELALUI GARIS TAKDIR
Teen FictionDi Pondok Pesantren Ibnu falah, Rizkia Asy-syifa hidup dalam ketaatan dan ketaatan yang tak tergoyahkan terhadap para guru dan pemimpinnya. Namun, hidupnya tiba-tiba berubah ketika sang gurunya memutuskan untuk menjodohkannya dengan seorang pria yan...