BAB.31 MGT 🍃

74 2 0
                                    

Di pagi yang cerah seperti biasa gus zaidan dan rizkia menyelesaikan tugasnya mereka masing masing.cinta kini rizkia sudah siap dengan pakaian yang biasa yang selalu ia pakai kapan pun kini gus zaidan sebagai permintaan maaf nya ia akan mengajak suatu tempat yang mungkin membuat dirinya bahagia.
Gus zaidan pun yang biasanya pagi pagi hari sudah memakai pakaian formalnya kini hanya memakai kemeja putih dan serta sarung dengan peci hitam yang senada.

Semoga setelah dia membawa rizkia ke suatu tempat itu ia akan membuatnya bahagia dan melupakan masalahnya kemarin ini. "Bener nih gus ngga ke kampus nih?"Tanya rizkia yang masih sedang membenarkan kerudungnya dengan jarum pentul.

"Ya kalau ngga bener ngga mungkin aku sudah pulang sepagi pagi ini." gus zaidan menentang tangan rizkia pergi keluat rumaj sebelum itu ia mengunci dulu rumahnya  takut ada orang orang yang tak di ingin kan masuk. gus zaidan menentang tangan rizkia pergi keluar rumah sebelum itu ia mengunci dulu rumahnya  takut ada orang orang yang tak di ingin kan masuk.

Beberapa menit jalan di tempuh rizkia dan gus zaidan sudah berada di tempat tujuan di tempat aman damai dan tentram tidak sih tidak begitu.

dia membawa istrinya ke taman driam di sana terdapat banyak bunga bunga bertaburan menjadi pelengkap untuk momen momen pacaran.

Namun,bagi rizkia dia hanya tertuju pada sebuah sungai yang berada dekat taman itu dan menghampirinya.

"Gus ayo kesana yuk ke sungai mau ngadem"Ajak rizkia,dengan nada senangnya.

Ya pasti sangat senang lah di saat dirinya sedang kesal dengan pikirannya kini gus zaidan malah mengajaknya ke sebuah taman yang sejuk ini dengan mengalirnya air sungai yang semakin suasana semakin indah dan sejuk.

Sangat cocok untuk menetralkan otak seseorang biar plonng. "Sejuk banget tempat ini"Ucap rizkia,dia terduduk di ayunan yang dekat dengan sungai itu.

Gus zaidan menarik kedua sudut bibirnya ke atas, "Kamu senang ifa?"Tanyanya sambil tersenyum.

  "Senang banget gus,dari mana gus tau tempat ini"Jawab rizkia,dia mengobrol tak menatap langsung gus zaidan ia pokus pada air sungai yang mengalir deras di sana,dan gus zaidan yang berada di belakang dia hanya bisa tersenyum melihat tingkah rizkia yang menggemaskan.
"Saya sering ke sini jika saya lagi sedih ifa"Ucap gus zaidan,dengan suara balitor yang lembut.
Rizkia ber oh ria saja ia tak lebih pokus dengan mengobrolnya tapi dengan ayunan yang di dudukinya sehingga dia terayun ayunkan seperti anak kecil bermain sama emaknya. Terukirlah senyuman gus zaidan,baru kali dia se senang itu hanya karena membawa dia ke taman yang ada sungainya semakin ingin menarik kepelukannya dan menangis memeluk hangat dia dan meminta maaf.

  Sudah merasa puas rizkia dan gus zaidan pun pulang dengan perasaan senang dan bahagia,bukan ke rumahnya tapi ke pesantren karena rizkia sangat rindu sama teman temannya dan gus zaidan pun harus mengajar di sana.
*****
"Wah ning aku kangen sama kamu"Wulan berhambur memeluk rizkia dengan erat begitu pun zahra dan tasya.

Yah tasya,semenjak perkenalan itu dia lebih nyaman bersamanya dan menjadi teman baik mereka.. "Ning kemana aja sih aku kangen"Ucap zahra,dengan nada merengek.

"Aku sibuk di rumah ra,belum sempat ke pondok maaf ya ra semuanya"Ujar rizkia.

"Emm kemarin gus zaidan nyariin ning kiya loh"Celetuk wulan tanpa aba aba. "Hah nyariin?maksudnya?"Sontak rizkia kurang mengerti.
"Iya,kemarin gus zaidan nyariin ning ke sini padahal ning juga ngga ke sini"Jelas wulan.

"Ouh emm,aku kemarin main ke tetangga aku lupa minta izin sama dia jadi nyariin dia"Alibinya padahal emang begitu,secara gamblangnya ia tidak akan menceritakan perihal kemarin tentang perseteruan dengan suaminya.

Bagaimana pun masalah ini harus jadi privasi hanya orang orang yang tau saja mau siapa pun sahabat atau keluarga ia tidak akan menceritakan nya.

  Wulan cekikikan,"Haha,kasihan itu gus nyari nyari ke sini padahal belahan hatinya ada di rumah tangga"Ledek wulan.

"Hish ngga boleh gitu"Tegur zahra,menggeplak tangan wulan.
"Ouh iya ning aku lupa memberi tahu tasya ingin jadi teman kita dan membantu kita ning tentang masalah yang ning selidiki"Lanjut zahra memberi tahu.

"Apakah benar itu tasya?"Tanya rizkia memastikan.

Tasya pun mengangguk"Saya rasa berteman sama ning lebih baik dan lebih nyaman dari pada yang lain"Ujar dia jujur.

  Dan memang benar tasya susah mencari teman di pondok ini,dia santri baru di sini sebelum rizkia datang tapi dia banyak ngejauhin nya karena dia baru masuk pesantren tapi sudah paling pintar membuat senior seniornya iri jadi mereka ngauhin dirinya.

  "Ouh begitu boleh,boleh banget kita temenan yah"Ucap dia ramah dan lembut,"Jadi ke inget teman teman di pondok aku dulu"Lirih rizkia.
"Gak papa ning kita gantinya kok lain kali ning sama mereka akan di kumpulkan lagi yah"Ucap zahra pada rizkia supaya tidak sedih.
Rizkia mengangkat kedua sudut bibir ranumnya,"Makasih ya kalian"Ucap rizkia sambil tersenyum.

"Ouh ya ning soal penyelidikan gimana ya ning?"Tanya wulan memecahkan kesedihan.

"Tinggal satu lagi yang belum kita sadap lan"Ucap rizkia serius,"Dan hanya tasya yang dekat dengan dia kan?jadi kamu harus yang melakukannya"Lanjutnya lagi.

"Tasya?"Sontak mereka kaget.

"Nanti aku jelasin semuanya"
******
Selepas rizkia berpamitan pada gus zaidan pada kedua orang tuanya untuk pergi ke asrama,sedangkan gus zaidan hanya terdiam di ndalem karena hari ini tidak ada jadwal mengajar.

Dan mungkin nanti ia akan patrol memantau santri santri sebelum adzan dzuhur tiba karena takut ada yang masih tidur,leha leha dan malah nongkrong nongkrong kayak dirinya dulu,eh ya enggak lah.
"Zaidan?"Panggil seseorang yang tiba tiba berada di belakangnya.

"Iya abi ada apa?"Jawab gus zaidan menoleh kebelakang.
Gus zaidan
mempersilahkan duduk abinya itu di sopa sedangkan ia berada berhadapan dengan orang tuanya itu.

"Abi mau ngomong kamu dan"Ucap pria paruhbaya itu pada anak semata wayangnya,dengan nada serius.

"Iya abi silahkan mau ngomong apa?"Tanya Gus zaidan menatap abinya dengan penuh kasih padanya.

"Apakah kamu masih mencintai fatimah dan?abi berharap kamu menerima perjodohan yang sempat terbatalkan dan kamu bisa berpoligami dengan nduk rizkia"Ucap abinya itu,dengan penuh harap juga.
Degh
Seperti sambaran petir yang menghantam hatinya itu,dia mengingat betapa pedihnya ia di khianati oleh cinta pertamanya itu,walau kenyataannya itu hanya salah paham dia tetap merasa sakit hati saat mengingatnya.

Dan apa yang di maksud oleh abinya itu?apa dia harus melanjutkan perjodohannya kemarin dan harus mempoligami istrinya,itu maksudnya apa abi!apa aku harus menyakitinya lagi setelah kejadian kesalahpahaman kemarin,sungguh aku sudah sangat mencintai dirinya bi.

Namun,pertanyaan pertanyaan itu hanya bisa di ucapkan dalam hatinya tidak dengan mulutnya menunggu penjelasan dari abinya dulu.

"Maksud abi gimana yah?"Gus zaidan mengerutkan keningnya tanda kurang mengerti.
"Kiyai husain meminta kamu berpoligami dan,dan tidak membatalkan perjodohan kemarin,abi sangat tidak enak hati pada kiyai husain nak"Jelas kiyai aldzam.

"Tapi zaidan sudah cinta sama rizkia bi"Lirih gus zaidan.

  Walau pun dia sudah memaafkan ning fatim dan masih menyimpan hati padanya tapi dia tetap tidak ingin menyakiti hati istrinya yang sudah sangat ia cintai melebihi masa lalunya itu.
"Coba kamu pertimbangkan dulu dan,abi sangat tau hati kamu dan meminta izin pada istrimu untuk meneruskan perjodohan ini"Ujar kiyai aldzam,dengan nada memohon.

Ia sangat tidak enak hati pada kerabatnya satu itu,dia sangat teringin menikahkan putrinya dengan putra kiyai aldzam walaupun putrinya itu akan jadi istri keduanya dia akan terus memohon padanya agar anaknya bisa menerimanya.
Tidak tahu harus menjawab apa ia hanya pasrah saja walaupun nantinya ia akan tetap menolaknya.

"Insyaallah abi zaidan akan pertimbangkan,jika pun rizkia menerima zaidan pun akan menerimanya juga"Cetus zaidan pasrah.

MELALUI GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang