Hari ini sudah terhitung tiga hari Salsa dan Romy larut dalam perang dingin tanpa suara apalagi obrolan. Mereka sama-sama diam dengan ego dan gengsi yang mendominasi.
Pagi ini Mama Rosa akan kembali ke Jakarta karena ada masalah dengan restorant yang saat ini diurusnya, wanita yang masih cantik walau berusia tak lagi muda itu mengunjungi rumah Salsa dan Aca.
"Omaaaaaa" teriak Aca berlari menghampiri sang nenek yang baru saja terlihat dari balik pintu.
Mama rosa memeluk cucunya erat, sejak semalam dia sudah menahan kesedihannya karena akan berpisah dengan Aca, cucu kesayangannya.
Walaupun sangat sulit untuk berpisah, tapi wanita itu tak ingin egois dan terkesan ikut campur dengan rumah tangga anaknya, wanita itu membiarkan Romy dan Salsa menyelesaikan masalah rumah tangga mereka sendiri.
Walaupun mama Rosa menyayangkan Aca yang menjadi korbannya.
"Oma kok nangis?" Aca, gadis kecil dengan tingkat kepekaan yang tinggi itu menyadari bahwa wanita yang kini memeluknya erat tengah terisak lirih dalam tangisannya.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Aca, mama Rosa malah semakin mengeratkan pelukannya pada cucunya itu.
"Mah" Salma yang baru saja ikut bergabung nampak heran mendapati situasi yang mengharukan itu.
Mama rosa perlahan mengurai pelukannya, dengan tangan yang segera mungkin menghapus air matanya agar sang cucu tak lagi menanyakan perihal tangisannya.
Salsa menyalimi mama Rosa yang sudah beranjak berdiri, namun nampaknya mama Rosa tak puas hanya dengan seperti itu, wanita itu juga membawa Salsa kedalam pelukannya, persis seperti yang dilakukannya tadi pada Aca.
"Salsa, sayang. Kamu taukan bagaimana sayangnya mama sama kamu" lirihnya diantara pelukan hangat yang masih terjalin.
Salsa mengangguk, bagaimanapun selama ini mama Rosa adalah sosok ibu mertua yang sangat menyayanginya seperti anak sendiri, Salsapun demikian, hanya saja masalahnya dengan Romy membuat dia saat ini seolah memberi jarak pada Mama Rosa.
"Maafin mama Sal, maaf kalau dulu mama ikut serta dalam menorehkan luka dihati kamu, mama sangat menyesal nak, maafin mama" lanjutnya
Kali ini Salsa menggeleng dalam dekapan Mama Rosa. Selama ini dia tak pernah menaruh dendam ataupun menyalahkan mertuanya itu tentang masalahnya dengan Romy, malahan wanita itu yang merasa dirinya bersalah sebab pergi dalam keadaan hamil dan membawa cucu dari sang mertua
"Nggak ma, harusnya Salsa yang minta maaf sudah bawa cucu mama pergi"
"Mama mengerti bagaimana perasaan kamu nak, mama tau selama ini menjadi kamu tidak mudah"
Mama rosa melepaskan pelukannya, menatap netra Salsa yang juga sudah berair seperti dirinya.
"Mama harus kembali ke Jakarta, terima kasih sudah menerima kehadiran mama sebagai oma dari Aca" lanjutnya.
Salsa melemparkan senyumannya, lalu beralih menatap Aca yang sedang memperhatikan interaksinya dengan mama Rosa "Aca cucu mama, mama juga berhak atas dia"
Ucapan Salsa dibalas senyuman oleh mama Rosa, kali ini wanita paruh baya itu mengusap lembut lengan menantu perempuannya itu "Mama berharap kebahagiaan selalu mendampingi kamu nak, untuk Aca juga, kamu ibu yang hebat buat dia"
Kesedihan jelas terlihat diwajah mama Rosa kala membayangkan bagaimana Salsa hidup berdua selama ini dengan Aca, bisa mama Rosa pastikan bahwa itu tidaklah mudah, mengingat dia juga seorang ibu yang pernah melalui fase melahirkan dan membesarkan seorang anak.
"Mama juga berterima kasih kamu sudah izinkan Romy dekat dengan Aca"
Alih-alih merasa bahagia mendapat ucapan terima kasih, Salsa justru merasa bersalah mendengar ucapan mama Rosa "Maafin Salsa mah"
![](https://img.wattpad.com/cover/371734645-288-k293917.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You