Balas dendam mungkin memuaskan sesaat, tetapi kebijaksanaan dan keadilan adalah kemenangan yang abadi. Dalam setiap tindakan, pilihlah jalan yang membawa kedamaian sejati.
~~~
Dengan cekatan, dia membuat semua roda mobil bocor, seolah membiarkan kemarahan meledak dalam setiap tetes udara yang hilang.
Melihat ada toko cat, ia mampir ke sana untuk membelinya hingga tidak ada tiga puluh menit. Mobil milik perempuan yang telah menelindas motornya sudah dipenuhi warna cat putih.
Ketika ia akan berbalik badan malah melihat tiga motor yang menjadikan alasan dirinya terjatuh. "Sial! Jadi, jangan-jangan tiga laki-laki itu yang lagi bertengkar?"
"Motor mereka cukup gue kempesin aja lah." Elena segera menyelesaikan tugasnya. Ia menilai bahwa segala tindakan yang merugikan dirinya harus dibalas dengan cara yang sama.
Elena tertawa merasa puas ketika membuat semua kendaraan itu menerima akibatnya. "Pak ayo jalan!" Dia begitu sudah memasuki mobil.
Namun, baru berjalan sedikit. Nampaknya Elena teringat akan sesuatu.
"Pak berhenti! Berhenti!" Elena baru ingat akan sesuatu.
Dia tadi dengan jelas mendengar pertengkaran mereka dan dia juga mendengar salah satu dari mereka menyebut nama Chloe.
"Chloe? Sial, jangan-jangan itu dia," gumamnya. Kenangan dari buku harian dan pertengkaran yang baru saja didengarnya membanjiri pikirannya. Ia ingat kata-kata dalam buku tentang orang-orang yang tidak berhati nurani.
Dia sengaja duduk dengan jarak lebih dekat lagi untuk mendengarkannya. Elena memasang tudung hodienya supaya tidak dilihat oleh siapapun.
"El! Dengerin gue dulu. Gue bisa jelasin semuanya!" Chloe mencoba memegangi tangan kekasihnya tapi ditepis oleh Delano.
"Stop! Gue gak butuh penjelasan apapun! Beraninya lo selingkuh dari gue selama dua tahun!" Delano tidak habis pikir kalo Chloe berani mengkhianatinya. "Selama ini gue kasih apa yang lo mau. Bahkan tentang kematian dia, gue tutup mulut tapi lo—"
Chloe menggelengkan kepalanya. Kartu asnya ada di Delano. Bagaimana kalo dia mengatakan kepada semua orang. Apalagi laki-laki ini sangat berbahaya dan tidak bisa diperintah.
Elena membekap mulutnya sendiri ketika mendengar hal tersebut dengan jelas. "Apa jangan-jangan itu benar mereka? Kematian? Apa yang dimaksud kematiannya Alana?" Wajahnya mendadak pucat tentunya.
Dia akan mengingat dengan jelas wajah-wajah mereka.
Sedangkan seseorang menghentikan emosi Delano yang mungkin bisa saja mengatakan semuanya di depan umum seperti ini. "Udah El. Jangan bahas itu." Maxwel tidak mau jika hal ini diketahui banyak orang karena dirinya juga bisa diseret.
"Intinya kita putus! Jangan sekali-kali lo ganggu gue lagi!" Delano kemudian segera masuk ke dalam ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh laki-laki saja.
Delano masuk diikuti oleh Maxwel dan Duke. Namun, lengan Duke ditarik oleh Sopia.
"Gue perlu bicara sama lo." Sopia menatapnya penuh harap.
"Gak perlu! Kalo Delano aja putus sama dia. Kita juga putus!" Duke lebih memilih pertemanannya dari pada kekasihnya sendiri.
Sopia membulatkan matanya begitu lebar. "Hah? Putus? Lo gila? Itu masalah mereka. Kenapa jadi kita ikutan putus?"
"Karena lo juga gak mau jujur sama gue. Lo bohongin El, lo termasuk bohongi gue juga!" Duke lalu menghempaskan tangan Sopia kasar.
Dia masuk menyusul kedua temannya. Sedangkan Chloe saat ini tengah frustasi setelah diputuskan oleh Delano.
"Semua gara-gara lo, Chloe! Andai aja lo gak duain El!" Sopia malah memarahi Chloe sebagai penyebab putusnya hubungan dirinya dan Duke.
"Gue? Enak aja! Kenapa jadi gue yang kena! Itu karena pacar lo yang emang gak cinta sama lo!" Chloe tidak mau disalahkan dan dia pergi begitu saja meninggalkan kedua temannya.
Emil melihat itu memanggil nama Chloe. "Chloe mau kemana lo!" Dia mengejarnya dan Sopia hanya berdiri masih saja emosi.
Chloe menghentikan langkahnya ketika sampai di depan mobilnya. Wajahnya terkejut bukan main ketika melihat bentuk mobilnya sekarang. "Putih? Sejak kapan warna mobil gue jadi putih?"
"Ya ampun ... kenapa sama mobil lo, Chloe?" Emil juga sama terkejutnya. Padahal tadi baik-baik saja.
Chloe celingukan menatap sekitarnya. Siapa yang telah berani melakukan ini dengannya. "Sial! Lo tau siapa yang udah bikin mobil gue jadi kayak gini?" Dia menatap Emil sambil berjalan mendekati mobilnya.
Dia juga melihat semua roda mobilnya kempes semua. "Ck, berani main-main ternyata sama gue."
"Woi keluar lo! Sini hadapi gue jangan pengecut!" Chloe berteriak di area parkir. Dia menemui satpam untuk menanyakan hal ini.
"Pak, kenapa mobil gue jadi kayak gitu? Gimana sih! Bisa jagain kendaraan gak!" Chloe langsung menyalahkannya.
"Lah kenapa salahin saya? Saya juga nggak lihat ada orang yang bikin mobil kakaknya kayak gitu. Mungkin mobilnya kayak gitu sebelum ke sini."
"Dasar gak guna jadi satpam! Gue mau lihat cctv cepat tunjukan sama gue!"
Satpam itu menurut meskipun dia tidak suka dengan perempuan muda yang tidak mempunyai sopan santun itu.
"Sialan! Punya dendam apa dia sama gue? Bukan cuma mobil gue juga? Motor mereka?" Chloe tidak mengenali ciri-ciri orang yang telah melakukannya. Bahkan dia juga baru melihatnya. Chloe melihat motor Delano dan kedua temannya juga kempes. Ia yakin pasti itu ulah orang yang sama.
"Chloe! Bukannya orang itu mirip sama cewek yang kita telindas motornya tadi? Dia, kan pakai hitam-hitam juga." Emil mengingat nya dengan betul sambil menunjuk ke arahnya.
Chloe mencoba untuk mengingatnya. "Benar, Mil! Dia juga tadi pakai celana selutut!"
Ia kemudian keluar dari ruangan satpam setelah mengecek cctv.
"Gue tadi lihat dia di sana juga!" Sopia yang tiba-tiba datang dan menunjuk ke arah depan pintu masuk.
Semuanya langsung berlari untuk mencarinya. Namun, tidak ditemukan orang yang mereka cari.
Untung saja Elena sudah masuk ke dalam mobil saat ini. "Pulang saja pak. Antarin ke rumah aku."
Dia tidak menyangka akan melihat semua orang yang berhubungan dengan kematian kakaknya alias kembarannya.
"Jadi, mereka semua tau tentang kematian Alana? Gue harus cari tau lebih dalam tentang mereka." Elena membuka ponselnya dan dia tidak menyangka banyak notifikasi memenuhi ponselnya. "Gila, banyak banget yang komen. Mampus lo, Chloe sekarang lo viral!"
Dia juga segera mengirim foto Chloe yang sempat ia potret tadi. "Muka lo bakal gue viralin juga!"
![](https://img.wattpad.com/cover/372547542-288-k986583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Delano & Elena
JugendliteraturElena Elizabet, gadis yang harus mengungkap banyak rahasia tentang kematian kembarannya dan juga orang tuanya sendiri. Menyamar sebagai gadis culun untuk mencari tau kebenarannya malah membuat dia terjebak dengan cinta seorang yang selamanya tidak b...