42. Interogasi

18 4 0
                                    

Chloe membanting apa saja yang ada di depannya. Saat ini dirinya tinggal di hotel dengan sisa uangnya di atm. "Elena! Lihat aja gue akan balas lo!" Ia tidak mengerti mengapa bisa Elena mempunyai foto saat ia mendorong tubuh Emil.

Saat ini, ia begitu takut karena fotonya sudah tersebar luas. Chloe sudah yakin pasti orang tuanya semakin marah terhadap dirinya.

"Gue harus cari tau dimana dia sekarang!" Mula-mula ia menelpon seorang untuk mencari tau keberadaan Elena dan ia akan menghabisinya. Seperti yang pernah dirinya lakukan kepada orang tua Alana waktu itu.

"Lo akan tau siapa gue sebenarnya, Elena." Chloe masih tidak tau kalo sebenarnya mereka adalah kembar.

Namun, belum dia menelpon orang suruhannya. Ayahnya telah menelpon dirinya terlebih dahulu.

"Ayah? Kenapa ia telepon gue? Dia sendiri yang usir gue sekarang telepon?" Chloe berbicara sendiri sebelum ia mengangkatnya.

'Chloe! Dimana kamu sekarang? Cepat pulang!'

Bentakan yang keluar dari mulut ayahnya membuat Chloe menjauhkan ponsel dari telinganya.

'Cepat pulang!' sekali lagi ayahnya menyuruh dia untuk pulang.

'Ada apa yah? Ayah sendiri yang usir aku.' Chloe tidak akan mau untuk pulang.

'Kalo kamu gak mau nama kamu akan ayah hapus di kartu keluarga!' ancam ayahnya sudah marah besar dan Chloe tau ayahnya ini tidak main-main dengan perkataannya.

Jika namanya benar dihapus maka Chloe tidak akan mendapatkan harta sepeserpun dari ayahnya.

'Iya, ini aku mau pulang.' Chloe memilih untuk segera pulang dan melupakan sebentar balas dendamnya kepada Elena.

Dia segera keluar dari kamar hotel untuk untuk menuju ke rumah.

Begitu sampai di rumahnya yang begitu luas. Ia melihat ada mobil polisi membuat jantungnya berdekup dengan kencang. "Kenapa ada polisi di sini?" Tentu Chloe panik tapi tetap melangkah masuk.

Begitu melihat orang tuanya. Chloe  menanyakannya. "Ayah, ibu, ada apa ini?" Dia ingin tau lebih jelas.

"Saudari Chloe, anda kami tahan." Polisi itu langsung mengatakan dengan jelas membuat pendengaran Chloe mendadak terganggu.

"Apa maksudnya? Kalian bicara apa?"

"Kamu sekarang kami tahan karena kasus pelenyapan saudari Emil." Polisi muda itu menahan Chloe begitu saja. "Jelaskan di kantor polisi nanti." Dia membawa Chloe keluar dan satu polisi lagi mengatakan terima kasih.

"Baik, terima kasih atas kerja samanya. Kalian bisa datang ke kantor polisi untuk keterangan lebbih lanjut."

Dalam perjalanan menuju kantor, Chloe terus mencoba untuk kabur. "Lepasin gue, pak! Gue gak bersalah! Atas dasar apa kalian menangkap gue!" Dia marah sekali untuk saat ini kepada orang tuanya.

Chloe juga tidak habis pikir dengan orang tuanya yang dengan tega membiarkan anaknya sendiri masuk ke dalam penjara.

Sesampainya di kantor polisi seseorang menampar wajah Chloe dengan kasar.

Plak!

"Dimana anak saya, katakan! Apa yang kamu lakukan sama anak saya!" Dia adalah ibu dari Emil yang sudah tau tentang berita anaknya.

Meskipun Chloe adalah anak dari bosnya. Tapi, ia tidak akan terima jika anaknya diperlakukan dengan tidak baik. "Saya sudah cari tau Emil dua hari ini bahkan menelponnya beberapa kali tapi tidak ada. Dimana Emil!"

Chloe matanya memanas tidak terima ditampar seperti ini apalagi leh bawahan orang tuanya. "Yang benar saja! Gue gak tau dimana anak lo!"

Ayah dari Emil ikut mengatakan sesuatu. "Jangan bohong! Kamu yang terakhir kali sama dia dan dorong dia juga! Saya tau kamu membenci anak saya. Tapi, apa pantas menyembunyikan anak saya?!"

Chloe tidak bisa berbuat apapun karena dia ditahan oleh polisi. "Gue gak tau! Lo tau bahasa manusia, kan? Gue bilang gak tau!"

"Sudah! Pak, bu, jangan ribut di sini biar kita selesaikan di ruang interogasi." Polisi itu kemudian membawa Chloe ke dalam ruang interogasi selama dua puluh empat jam.

Kedua orang tua Chloe baru saja datang dan mereka benar-benar meminta maaf kepada karyawannya. "Pak, saya sungguh minta maaf atas nama anak saya. Tapi, saya janji akan membantu untuk mencari tau dimana dan bagaimana keadaan anak bapak."

"Saya tiak tahu harus mengatakan apa, pak." Laki-laki yang merupakan ayah dari Chloe kemudian ikut masuk ke dalam ruang interogasi saat ini.

"Chloe, ayah tidak menyangka kamu sampai melakukan tindakan seperti ini. Kenapa kamu melakukannya?" Sang ayah menahan air matanya. Ia merasa sudah mendidik anaknya dengan baik. Tapi, ternyata tidak.

"Bukan aku, yah! Lagian ayah ini ayah aku atau bukan? Kenapa malah membuat aku masuk ke dalam sini?" Chloe kecewa dengan ayahnya.

"Ayah lakukan ini untuk kebaikan kamu! Ayah tidak suka menutupi kesalahan kamu yang ada kamu bisa menjadi lebih parah!"

"Udahlah kalo ayah di sini cuma bisa menceramahi aku lebih baik pergi saja! Aku tidak butuh ayah!" Chloe mengusir ayahnya sendiri. Padahal ayahnya begitu menyayangi Chloe.

Sang ayah pergi dan dia hanya bisa mengusap dadanya. Sabar, kata itu yang mungkin dapat ia terapkan sekarang dalam dirinya.

Kini ganti seorang polisi yang akan menginterogasi Chloe.

"Saudari Chloe, apa benar foto di sini itu kamu dan Emil?"

Chloe menatapnya malas. "Editan itu," ngelaknya tidak mau mengaku.

"Jika memang ini editan. Lalu, pada hari senin pukul empat sore dimana kamu berada?"

Chloe merasa harus cepat berpikir supaya tidak ketahuan berbohong. "Di rumah!"

"Kami dari pihak kepolisian sudah menanyakan hal ini kepada orang tua kamu. Jika pada hari senin pukul empat sore kamu pergi dari rumah."

"Ck, mungkin mereka gak tau kali." Chloe merasa bodoh telah menjawab rumah.

"Kalo begitu katakan sama saya dimana saya bisa mendapatkan bukti kamu di rumah?"

Chloe marah juga dan memarahi polisinya. "Lo pikir gue harus pasang cctv di tubuh gue buat ada bukti!"

"Pertanyaan selanjutnya. Apa hubungan kamu dengan perempuan bernama Emil ini?"

"Teman! Gue temannya, kenapa? Naksir?" Chloe yang menjawabnya dengan tengil. "Mending gak usah soalnya dia pengkhinat. Mata duitan!"

Dia yang mengatai Emil seperti itu justru membuatnya malah semakin menjadi tersangka.

"Jadi, kamu memang tidak memiliki hubungan baik dengan dia?"

"Satu kata buat lo, dasar kepo!" Chloe tidak takut sama sekali.

"Saudari Chloe, tolong untuk kerja samanya atau kamu akan benar-benar menjadi tersangka dalam kasus ini."


Delano & ElenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang