28. Golongan Darah

30 10 0
                                    

Elena menjadi panik dan dia yang tidak jago mengendarai tentunya syok. "El, emang dia siapa? Kenapa kita harus berhenti?"

Delano menepuk-nepuk bahu Elena terus-menerus. "Udah berhenti aja cepat!"

"Aduh, susah El! Gue bingung ramai banget jalannya gimana mau berhenti," ucap dia semakin panik.

"Batu sih lo kalo bilangin biar gue aja malah gak mau!" Kesal Delano. "Udah lo maju naik ke tangkinya cepat!" Suruh dia membuat Elena syok.

"Lo gila? Gue bukan anak kecil," balasnya menolak.

Brum!

Brum!

Brum!

"Cepat lo maju duduknya! Biar gue yang ambil alih! Mereka semua musuh gue!" Delano yang memberitahukan kepada Elena hal itu dan membuat dia terkejut yang akhirnya menuruti perkataan Delano.

Kini Delano sudah mengambil alih motornya. Dia mengendarainya sendiri dengan Elena duduk ditangki motor tepat di depannya.

"Elena, lo lepas helmnya. Gue gak kelihatan," ucap Delano dan Elena menurut begitu saja. "Pokoknya lo pegangan yang kencang!"

'Kenapa jadi kayak gini? Posisi gue gak enak banget!' Batin Elena mengeluh.

"El, gue duduknya susah banget lagian kenapa lo belinya motor kayak gini sih?" Elena malah menyalahkan motor Delano.

Brum!

Terlihat motor merah sport yang sejak tadi mengejar Delano kini berada di sampingnya. "Baru lagi? Cantik juga. Bolehlah kalo gue ambil lagi."

Kaki Delano mencoba untuk menendang motor dia. Tapi, dia mampu menghindar. "Pantas aja selama ini lo selalu nolak ajakan balapan dari gue. Ternyata asik sama yang baru."

"El gak usah tendang-tendang gitu. Gue takut!" Elena berpegang dengan sangat kuat.

Delano sengaja menggiring mereka semua di tempat yang sepi dan menghentikan motornya. Dia merasa kasihan dengan duduknya Elena.

Cit!!!

"Sorry, bawa lo dalam masalah gue." Delano begitu turun dari motornya. Dia kemudian berdiri di hadapan mereka.

"El! El! Cantik juga pacar lo sekarang. Jadi lo gak lagi sama Chloe? Padahal dia nurut banget kalo disuruh muasin." Ken berbicara seperti itu supaya Delano tau kalo Chloe sering berhubungan dengannya.

Delano melempar helmnya kepada Ken. "Tutup mulut lo! Gak peduli lo sering dipuasin sama dia atau nggak!"

"Santai dong ... gak usah marah gitu. Gue dengar dia juga sering tidur sama om-om yah? Ya ampun kasihan banget ternyata lo. Jadi, lo cuma dapat bekasan?" Tawa Ken dengan sengaja memancing emosi Delano.

Delano balik tertawa. "Bekasan? Lo kira gue ini lo yang suka tidur sama perempuan? Sentuh dia aja gak pernah," ucapnya langsung.

"Halah gak usah munafik deh lo! Gue tau Chloe seperti apa mana mungkin lo nolak," ucap Ken lagi.

Delano melangkah maju dan dia langsung memukul Ken. "Sialan! Gue gak pernah tidur sama dia!"

Mereka berdua saling memukul satu sama lain dan juga tiga temannya ikut mengeroyok Delano.

Elena yang sejak tadi hanya berdiri mendengarkan mereka masih cukup terkejut. 'Apa mungkin Delano memang gak pernah tidur sama Chloe? Gak mungkin! Ikan cupang yang ada sama Alana aja ulah dia!'

Delano yang melihat ada seorang yang akan memukul kepala Elena dengan balok kayu segera berlari ke arahnya. "Elena awas!!!!"

Dia yang tengah melamun langsung tersadar dan betapa terkejutnya ketika melihat Delano sudah terpukul dengan balok kayu di kepalanya karena menolongnya. "Delano?"

Delano & ElenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang