Luka yang mengkhianati kepercayaan, menorehkan bekas yang tak mudah hilang
~~~
Di balik baju hitam dan celana selututnya, rokok yang masih menyimpan bara dibuangnya, seolah mengusir sisa kemarahan yang membara di dalam dirinya. Tatapannya tajam dan membelah, seperti mata panah menembus malam yang pekat. Tangannya mengepal erat, seperti besi yang ditempa di api unggun kemarahan. Rahangnya mengeras, keras dan teguh layaknya tebing yang menantang gelombang ganas. Dia adalah Delano Eldrich, lebih dikenal sebagai El.
"Gue nggak nyangka dia malah main di belakang gue selama ini!" Delano menatap dengan mata yang seakan bergetar, menyaksikan perempuan yang selama ini ia lindungi tiba-tiba berubah menjadi pengkhianat. Seakan, kepercayaan yang ia rawat dengan penuh perhatian tiba-tiba merobek dirinya, dan rasa yang sebelumnya lembut kini terinjak dalam kekacauan.
Ia membalikkan tubuhnya dan hendak pergi tapi ditahan oleh temannya, Maxwel. "Lo mau pergi gitu aja, El? Marahin cewek lo dong! Lo mau dia dimiliki sama Ken, musuh lo sendiri?"
Delano mendengarnya hanya membuang muka dan berdesis tidak suka. Ia melanjutkan langkahnya untuk pergi dari club.
"Dia beneran udah marah banget kalo kayak gitu, Max." Duke sudah tau seperti apa Delano karena mereka juga sudah lama berteman sejak duduk di bangku SMP.
Maxwel tau itu tapi ini sangat menyebalkan. "Iya gue tau tapi masa dia gak marahin Chloe sih? Lo kan tau dia bahkan udah bun—"
"Udah diam jangan bahas ini!" Duke membungkam mulut Maxwel dengan tangannya. "Kita kejar El aja."
Bruk!
Mereka malah menabrak Sopia yang baru saja datang bersama dengan Emil.
"Jalan pakai mata!" Maxwel langsung memarahinya dan dia kaget saat melihat ternyata orang yang sangat dikenalnya. "Yaelah mereka ternyata. Punya mata gak sih?"
"Santai dong! Sensi banget lo!" Sopia merasa kesal. Ia heran dengan Maxwel yang marah kepada langsung.
"Max gak usah ngegas gitulah lagian lo juga salah." Duke yang tidak mau ada pertengkaran.
Maxwel menatap Duke tidak suka. "Bilang aja lo belain pacar lo ini!" Dia marah dengan Chloe karena mengkhianati temannya dan yang menjadi sasarannya malah teman dari Chloe. "Gue tau pasti pacar lo ini juga udah tau tentang kebusukan Chloe, Duke!"
Sopia memasang wajah bingung menatap Emil. Apa maksudnya? Apa mereka sudah tau kebenarannya? Apalagi Chloe ke sini juga bersama Ken.
"Bilang apa sih lo gak jelas banget." Emil tidak mengerti alias berpura-pura.
Duke hanya diam dengan helaan napas panjang terus menatap kekasihnya. Apa dia juga sudah tau kebenarannya atau belum.
"Bilang sama gue, Chloe sama Ken. Mereka pacaran?" Duke menatap Sopia sang kekasih.
Sopia menelan salivanya susah payah. Ia tidak boleh membocorkan rahasia ini ke siapapun apalagi mereka adalah teman baik Delano.
"Ngawur lo, Duk! Mana mungkin Chloe berani pacaran sama Ken. Diakan pacarnya El." Emil yang membalas ucapan Duke karena ia yakin Sopia pasti susah untuk menjawabnya.
Maxwel yang gemas dengan mereka karena tidak kunjung jujur akhirnya memutar kepala Emil kasar dengan menghadap ke arah Chloe. Dimana dia dan Ken tengah berpelukan dengan mesra. "Terus yang di sana apa? Boneka anabel yang lagi pacaran gitu?!"
Emil terkejut melihatnya apalagi dengan Sopia yang ikut melihat ke arah dimana Maxwel tunjuk.
"Dasar Chloe bodoh," ucap Sopia lirih tapi masih bisa didengar oleh Duke dan Maxwel.
Duke menggelengkan kepalanya tak menyangka kalo Sopia juga tidak mau jujur dengannya soal ini. "Apa lo juga selingkuh dari gue?"
"Hah?! Kenapa jadi gue yang kena? Itu Chloe, Duk! Bukan gue, aneh lo!" Sopia mengatakannya dengan nada tinggi dan kesal. "Lagian ya lo gak perlu marah. Itu mereka gak ada hubungannya sama kita!"
"Lo masih gak ngerti juga? El teman gue dari SMP dan dia selalu bantuin gue apapun itu. Gue gak suka lo malah dukung Chloe yang khianati El gini, Sopia!" Duke kemudian pergi meninggalkan Maxwel yang tengah melihat mereka bertengkar.
Maxwel tertawa kecil karena Sopia dimarahi oleh Duke. "Mampus lo! Bau-bau jomblo nih!" Dia kemudian langsung kabur menyusul Duke sebelum mulut Sopia yang pedas itu membalasnya.
Sopia merasa frustasi dan dia menatap ke arah Chloe yang tengah bermesraan dengan Ken. "Sial! Chloe yang selingkuh kenapa gue juga yang berantem sama Duke!"
Emil menepuk bahu Sopia pelan. "Sabar—"
"Gak usah sentuh-sentuh!" Sopia malah memarahi Emil yang berniat baik kepadanya.
Dia melangkahkan kakinya mendekati Chloe. "Chloe!"
Chloe kaget dan dia sama sekali tidak melepaskan tangannya dari wajah Ken. "Apa sih lo ganggu banget!"
"Apa lo udah bodoh?! Kalo mau pacaran sama dia minimal di dalam ruangan!" Sopia yang mengatai Chloe bodoh tentunya ia tidak terima dan marah kepadanya.
Chloe akhirnya melepaskan tangannya dari Ken. "Apa lo bilang? Bodoh?! Jaga mulut lo!"
Mana bisa Chloe tetap tenang ketika dia dikatai seperti itu meskipun oleh temannya sendiri.
"Apalagi kalo bukan bodoh emangnya? El sama teman-temannya lihat lo pacaran sama dia! Mampus lo!" Sopia memang paling berani dengan Chloe.
Sedangkan Emil hanya diam karena ia memang takut dengan Chloe. Jika ia melawannya, Emil takut kalo orang tuanya yang bekerja di perusahaan Chloe akan dipecat.
Chloe berdiri seketika dengan wajah terkejut. "Sumpah demi apa?! El mergokin gue?"
Dia menatap ke arah Emil ingin tau dari mulutnya. "Benar yang dikatakan sama dia?"
"Iya, dan Sopia marah karena dia sama Duke juga berantem gara-gara lo yang selingkuh sama Duke." Emil memberitahukan langsung alasan Sopia bisa semarah itu.
"Sial!" Chloe merasa frustasi akan hal ini. "Kenapa bisa dia ke sini? Bukannya dia bilang ada urusan penting?" Dia langsung menyalakan ponselnya berniat untuk menghubungi Delano.
Namun, ponselnya langsung direbut oleh Ken seketika. Tentu dia juga tidak suka ketika waktunya berduaan malah dirusak seperti ini. "Sudahlah gak perlu permasalahin kalo gitu lo bisa pacaran sama gue tanpa sembunyi-sembunyi, sayang."
Dia hendak mencium bibir Chloe tapi perempuan itu langsung mendorong tubuhnya hingga terjatuh ke sofa. "Jangan bikin gue makin marah!"
Chloe pergi seketika untuk menemui Delano yang diikuti oleh Sopia ataupun Emil.
"Sialan! Dasar perempuan murahan, dia pikir gue suka sama dia apa?" Ken kemudian meneguk segelas bir ke gelasnya dengan sangat senang. "El bodoh, gue pacaran sama kekasihnya selama dua tahun tapi dia gak tau apapun. Akhirnya tau juga, gapapa lah gue udah ngerasain tubuh dia juga kan emang tujuan gue juga buat hancurin hubungan mereka."
Plak!
Tiba-tiba Chloe yang datang kembali untuk mengambil kunci mobilnya langsung menampar wajah Ken dengan kasar. Dia mendengar semua yang dikatakan oleh Ken barusan.
"Apa lo bilang jadi selama ini lo cuma mau hancurin hubungan gue sama El? Dan lo gak beneran suka sama gue?!" Dada Chloe kembang kempis begitu mengatakannya.
Ia pikir Ken sangat mencintainya karena dia terus mentransfer uang lima puluh juta tiap bulannya.
Bukannya marah tapi Ken yang memang sudah setengah mabuk malah tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Delano & Elena
Fiksi RemajaElena Elizabet, gadis yang harus mengungkap banyak rahasia tentang kematian kembarannya dan juga orang tuanya sendiri. Menyamar sebagai gadis culun untuk mencari tau kebenarannya malah membuat dia terjebak dengan cinta seorang yang selamanya tidak b...