Karena apapun perbuatan tidak benar terlebih telah menccemarkan citra sekolah. Maka tidak pntas untuk dimaafkan jika kesalahan itu benar-benar telah fatal.
~~~~~
Di SMA Sembilan Enam nampak sangat sepi dengan ketidak hadiran trio pentolan itu. Siapa lagi kalo bukan El, Duke, dan Maxwel.
Mereka semua penasaran apa alasan trio pentolan tersebut tidak masuk sekolah. Padahal biasanya tidak pernah janjian seperti ini jika tidak berangkat.
Chloe yang tidak semangat untuk ke sekolah juga semakin tidak bersemangat ketika Delano tidak ada. Dia tidak tau juga alasannya apa, kenapa mereka tidak hadir.
"Sopia! Lo kan balikan lagi sama Duke. Kenapa mereka bertiga gak berangkat?" Chloe bertanya kepada Sopia yang sekarang sudah asing baginya.
Sopia sebelum menjawab mendengus malas. "Mau tau tentang El? Buat apa? Lo kan udah ada om-om." Ledek dia dengan terang-terangan dan ditertawai oleh semua yang mendengarnya.
"Maksud lo apa! Gue nanya baik-baik!" Chloe tidak terima dengan mendorong tubuh Sopia kasar.
Sopia juga tidak terima ketika diperlakukan kasar. "Jaga sikap lo! Gak perlu marah kalo itu emang gak benar!"
Dia kemudian memilih pergi dari hadapan Chloe. Sopia sangat malas sekarang hanya untuk sekedar melihat wajahnya. "Kenapa orang kayak dia masih sekolah sih? Harusnya kan dikeluarin."
Sopia langsung datang ke lapangan futsal ketika dia sudah dihubungi kalo di sana sudah ramai. Bibirnya tersenyum merasa senang. "Enak aja dia gak dikeluarin dari sekolah. Sekolahkan tempatnya orang-orang terpelajar dan berpendidikan." Dia mengomel sambil memainkan ponsel.
Begitu sampai di sana, Sopia langsung mengambil alih dan memegang mikrofon langsung. "Tes ... mohon semuanya untuk tenang sekarang!"
Sopia tidak menyangka kalo dirinya yang merupakan teman dekat Chloe. Sekarang malah seperti musuhnya. Lagian ini yang terbaik untuk semua siswa di sekolah ini.
Jika dia tidak bertindak maka tidak ada yang berani melakukannya. Orang tua dari Chloe sangat berpengaruh dan mempunyai nama yang besar. Pasti sekolah akan membela Chloe.
"Gue gak mau basa-basi di sini. Kalian tentu tau alasan gue kumpulin kalian di sini buat apa. Kita buat petisi dan demo supaya Chloe dikeluarkan dari sekolah ini!" Sopia benar-benar bersemangat mengatakannya. "Kalian tidak mau bukan kalo sekolah kita tercemar hanya karena satu orang seperti dia? Apalagi dia orang yang sok berkuasa!"
"Betul itu!"
"Chloe emang harus dikeluarkan!"
"Cukup! Gue gak mau dengar apapun di sini tapi kalian katakan nanti di depan halaman sekolah." Sopia berdiri di depan semua orang dengan menaiki kursi. Ia benar--benar telah mengumpulkan siswa-siswi Sembilan Enam dengan begitu beraini.
"Sopia, lo gak ngaca? Kalo lo juga sok berkuasa di sini? Lo sama aja kali kayak Chloe!" Salah satu dari mereka tentu ada yang berani mengatakannya.
Sopia menganggukkan kepalanya menerima hal itu. "Iya gue sadar itu. Tapi, apa gue suka ngrendahin yang lain? Gak kan? Lagian kita demo karena Chloe perempuan gak benar!"
"Emangnya lo mau ada perempuan yang jadi lc dan udah cemari nama sekolah kita tetap sekolaah di sini?" lanjut Sopia mengatakannya.
•••••
Chloe berjalan menuju ke kantin sendirian karena merasa lapar. Tapi, dia merasa kalo sekolah hari ini memang sangat terasa sepi. "Atau cuma perasaan gue aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Delano & Elena
Ficção AdolescenteElena Elizabet, gadis yang harus mengungkap banyak rahasia tentang kematian kembarannya dan juga orang tuanya sendiri. Menyamar sebagai gadis culun untuk mencari tau kebenarannya malah membuat dia terjebak dengan cinta seorang yang selamanya tidak b...