7. Dari Penasaran ke Ancaman

53 25 1
                                    

Kekuatan sejati tidak diukur dari seberapa keras kita dapat bertarung, tetapi dari kemampuan kita untuk tetap tenang dan bijaksana di tengah  konflik.

~~~


Chloe menarik napas dalam-dalam, berusaha meredakan amarah yang membara dalam dadanya. Kenangan akan peristiwa yang membuatnya basah kuyup kembali membanjiri pikirannya. Dia menatap Elena dengan tatapan tajam, seperti singa yang siap menerkam mangsanya. "Lo!" serunya sambil mendorong bahu Elena dengan kasar. "Sepertinya lo memang nggak uka gue, ya?"

"Aku ... beneran tidak sengaja." Elena mengatakannya dengan terbata-bata.

Chloe mengernyitkan dahi, tidak percaya dengan alasan tersebut. "Halah! Sejak awal kayaknya lo emang mau nyari masalah sama gue. Oh, gue tau, lo kayaknya gak tau siapa gue!" Dengan baju yang masih basah kuyup, Chloe tidak peduli dengan tatapan bingung Elena. "Lo harus nyebur juga ke sana!"

Dia menarik tangan Elena dengan paksa.

Sopia, yang hanya menyaksikan tanpa terlibat, berseru, "Bagus, Chloe, ceburkan saja dia!" Suaranya penuh semangat.

"Jangan ... tolong jangan lakukan ini sama aku." Elena berusaha terdengar memohon, suaranya bergetar penuh ketidakberdayaan.

Di sisi lain, Delano dan dua temannya hanya berdiri diam, mengamati dengan tatapan penuh kepenasaran. Delano sepertinya ingin melihat apakah Elena akan mencoba menghindar atau justru pasrah dengan situasi tersebut.

Saat Chloe akhirnya mendorong Elena ke arah kolam, Delano dengan sigap memegangi tangan Elena dan menariknya kembali. "Bruk!"

Tubuh Elena terseret ke dalam pelukan Delano, dan mereka saling menatap dalam jarak yang sangat dekat. Tatapan mereka seperti beradu dalam diam, hingga teriakan Chloe yang melengking membuat mereka tersadar.

"Apa-apaan ini!" Chloe menggeram sambil menarik Elena dari pelukan Delano dengan penuh kemarahan. "Jangan centil lo jadi orang! Dia pacar gue!"

Delano justru menarik tangan Elena untuk berada di dekatnya kembali. "Pacar lo bilang? Kita udah putus!" Dia mengingatkan kepada Chloe untuk terakhir kalinya. "Dan sekarang perempuan ini cewek gue. Sekali lagi gue lihat lo ganggu dia maka urusan lo sama gue!"

Delano kemudian menarik tangan Elena kasar untuk mengikutinya. Sedangkan yang lain masih terdiam di tempat karena terkejut.

Apa mereka tidak salah dengar atas apa yang dikatakan oleh Delano? Setelah memutuskan Chloe tipe dia berubah.

"Sop, tampar gue sekarang." Chloe ingin memastikan bahwa ini tidaklah mimpi.

Sopia menurutinya dan dia menampar wajah Chloe.

Plak!

"Aws! Sakit banget gila! Lo gimana sih!" Chloe malah marah dan Sopia membalas ucapannya tidak terima.

"Lo yang minta buat ditampar malah sekarang gak terima!" Kesal dia dan menatap ke arah Duke yang masih berdiri di tempat. "Duke, apa lo gak mau balikan lagi sama gue?"

Duke berjalan begitu saja tanpa mau menatap Sopia begitupun dengan Maxwel yang mengikuti Duke.

"Duke sialan! Awas lo gue sumpahin jomblo karatan!" Sopia berteriak karena begitu marah kepadanya.

Chloe akhirnya ke kamar mandi untuk segera mengganti pakaiannya begitupun dengan kedua temannya. Sepanjang perjalanan mereka terus misuh-misuh tidak jelas. "Apa dia bilang? Si culun jadi milik El? Yang benar aja pasti dia cuma mau buat gue cemburukan?"

Delano & ElenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang