27. Dibonceng Elena

30 8 0
                                    

Elena berada di sebuah gudang saat ini bersama dengan Delano. Lagi-lagi jika mereka tengah berdua pasti tempatnya adalah gudang.

"El ... lo bisa gak sih sekali aja jangan bikin gue kesal?" Elena memohon kepadanya.

Padahal dia bisa menikmati permainannya dengan tenang. Tapi, selalu saja Delano mengacaukan perasaannya.

Delano mendekati Elena dan dia menangkup wajahnya. "Gue bikin lo kesal? Gue cuma umumin kalo lo sekarang pacar gue."

"Gak usah gini," ucapnya melepaskan tangan Delano yang berani menyentuh wajahnya. "Bicara lo juga gak usah sok baik gitu. Biasa aja," lanjutnya lagi yang merasa kalo Delano hari ini memang aneh.

"Gue bicara gini salah. Teriak-teriak yang ada dibilang kasar." Delano merasa kalo berurusan dengan perempuan memang sangat sulit. "Intinya gue minta maaf sama lo kalo buat lo kesal."

Elena menatapnya sebentar dan dia memilih untuk pergi saja meninggalkan Delano. Tapi, laki-laki itu menahannya. "Mau kemana?"

"Pergilah!"

"Lo kan yang bawa gue ke sini." Delano bingung karena buat apa Elena membawanya ke sini kalo ternyata tidak ada hal lain untuk dibicarakan.

"Lo mikir lah! Gue bawa lo ke sini biar lo gak bikin keributan di kantin. Malu-maluin!" Elena menghempaskan tangan Delano tapi ternyata dia yang malah ditarik kasar olehnya dan jatuh ke dalam pelukannya.

Elena menelan salivanya susah payah melihat jarak mereka begitu dekat seperti ini. 'Kenapa dia bisa sewangi ini. Sial! Wangi kesukaan gue lagi!'

Delano tersenyum hangat kepadanya dan tetap dalam posisi yang sama. "Gue tau gue tampan."

Elena tersadar dan dia langsung berdiri tegak dengan menjauh dari Delano.

"Udah gak usah kesal terus gitu. Lo mau beli apa? Cokelat? Bunga? Tas? Baju? Biar gue beliin." Delano mencoba untuk merayu Elena.

"Apaan sih lo gak jelas," balasnya.

"Biasanya kan perempuan suka gitu. Dulu Chloe suka minta itu dari gue," ucap Delano yang memang dia hanya pacaran dengan Chloe saja.

"Lo kira semua perempuan suka gituan? Lagian jangan samakan gue sama dia. Beda jauh!" Enak saja dirinya disamakan dengan perempuan murahan seperti Chloe.

Dia sangat menjaga martabatnya sebagai perempuan. Tidak seperti Chloe yang jual sana-sini hanya demi harta.

"Ya udah maaf, salah mulu perasaan gue. Lo mau minta apa deh biar gue beliin." Delano berdiri sambil menatap ke arahnya.

Elena menghela napas panjang. "Lo jauhin gue selamanya!"

"Kalo itu gak bisa. Asal lo tau ada tiga hal yang gak bisa gue lakuin. Pertama, pergi dari lo. Kedua, jauhin lo, dan terakhir tinggalin lo." Setelah mengatakannya dia kembali tersenyum membuat Elena muak melihatnya.

"Sama aja semuanya!"

•••••

Elena benar-benar tidak bisa pergi dari Delano. Dia ingin pulang tapi laki-laki di depannya menahannya untuk pergi.

"Makan dulu baru lo boleh pulang." Delano menyuruhnya makan.

Dia tidak mau berkata lebih banyak dan menuruti saja kemauan Delano jika memang ingin cepat pulang.

Tidak ada lima menit Elena selesai makan dan hal itu membuat Delano menggelengkan kepalanya. "Lo gak makan selama satu minggu apa?"

"Kenapa gak suka cara gue makan? Ya udah jauhin gue," balasnya karena memang ini tujuannya supaya membuat Delano ilfil dan menjauhinya. Bukan hanya itu saja tapi supaya Delano malu membawanya pergi ke restoran ini.

Delano & ElenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang