"Karena semua akan ada balasannya."
~~~~~~
Sopia sudah menatap ke arah Emil penuh dengan rasa ingin tau yang tinggi. "Katakan apa yang lo tau dari Duke?"
Bukannya menjawab tapi sebelumnya, Emil terkekeh. "Lo berani bayar berapa buat tahu rahasia dia?"
"Hm." Dia muak sekali mendengarnya. "Bayar? Lo lupa kita temenan?"
Sialnya, Emil semakin membuat Sopia nampak kesal. "Teman? Bukannya tadi lo aja ngatain gue pengkhianat? Kenapa sekarang anggap gue teman?"
Dia mengepalkan tangannya merasa emosi. "Katakan lo mau berapa!"
"Gitu dong," ucap dia merasa senang. "Gue mau ...." Dia sambil berpikir untuk ke depannya karena dia tidak ada lagi orang yang bisa dirinya poroti. Mungkin juga kali terakhir dirinya bisa memanfaatkan rahasia besar ini. "Lima puluh juta aja deh. Gimana?"
Bola mata Sopia membesar mendengarnya. Apa Emil ingin menguras isi dompetnya atau gimana. "What? Lima puluh juta? Lo sengaja peras gue?"
"Itu sih terserah lo mau tau atau nggak yang jelas lo bakal tau sifat asli Duke." Emil sengaja mengatakannya lagi supaya Sopia mau membayarnya sesuai dengan nominal yang dia katakan.
"Kurangin lagi gue gak punya uang sebanyak itu." Sopia tidak mau mengeluarkan uang yang begitu besar. Sebenarnya ada tapi jika diberi ke Emil semua yang ada uangnya tinggal menipis.
"Oke, gue kurangi dua juta jadi Empat puluh delapan. Gak ada nego lagi." Emil menatap Sopia berharap dia akan mau menerimanya.
Sopia tau dan sadar betul kalo Emil ini sedang memanfaatkannya. Dia kira dirinya akan tetap mengeluarkan uang sebanyak itu? Dia juga sudah mendengar obrolan mereka. Jadi, Emil tidak akan mendapat uang sepeserpun jika dirinya menolak membayar.
Di sini yang harus memberikan tawaran adalah dirinya bukanlah Emil. Sopia tidak mau dibodohi seperti ini. "Lima juta gue transfer sekarang."
"Lima juta? Enak aja dari lima puluh juta turun ke lima. Gak! Kalo lo gak mau ya udah," ucap Emil sengaja mengatakannya supaya Sopia menimbang permintaannya.
Sopia tertawa. "Oke, kalo gitu gue mending pilih gak tau aja sekalian." Dia berpura-pura untuk pergi meskipun dalam hatinya sangat menginginkan rahasia itu.
Dia menghentakkan kakinya kasar ketika Sopia tidak mau membayarnya. "Kenapa dia menolak semudah itu? Apa yang sebenarnya terjadi? Bukannya dia akan exited semua tentang Duke?" Herannya sambil menatap punggung belakang Sopia menghilang dari balik dinding.
Kali ini, Elena sendiri yang datang kepada Emil. Tapi, langkahnya terhenti ketika melihat Maxwel lebih dulu menghampiri Emil.
"Rahasia apa yang lo punya tentang Duke sampai Sopia disuruh bayar segitu banyaknya?" Maxwel bertanya penuh penasaran setelah dia bersembunyi di balik dinding.
"Jadi, lo nguping? Rahasia ini bakal buat lo terkejut sampai-sampai lo gak akan pernah menyangka ini. Jadi, lo tertarik?" Emil malah kini memanfaatkannya kepada Maxwel.
Maxwel tahu kalo Emil pasti menginginkan uang darinya. "Lo nyuruh gue buat bayar demi rahasia yang lo punya? Gak, gue gak akan bayar sama sekali."
Emil sangat kesal dengan semua orang. Kenapa rasanya sangat susah dikendalikan. "Murah deh. Sepuluh juta buat lo." Dia mecoba merayunya.
"Lo kira gue bakal mau? Gak! Sekalipun lo nyuruh buat bayar seratus ribu aja gue tetap gak mau!" Omel dia dan kemudian memilih untuk pergi juga.
Hal itu membuat Emil menghentakkan kakinya merasa marah bagaikan singa yang tengah mencari mangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delano & Elena
Teen FictionElena Elizabet, gadis yang harus mengungkap banyak rahasia tentang kematian kembarannya dan juga orang tuanya sendiri. Menyamar sebagai gadis culun untuk mencari tau kebenarannya malah membuat dia terjebak dengan cinta seorang yang selamanya tidak b...