Karma tidak pernah salah tempat, dia akan datang disaat tidak disangka-sangka.
~~~
Emil sangat penasaran dengan alasan Elena membenci Chloe. Padahal Elena adalah siswi baru dan Chloe juga nampaknya baru mengenal Elena ketika dia masuk sebagai siswi baru. Tapi, mengapa sepertinya Elena malah mengenal Chloe lama.
"Kenapa lo benci sama Chloe?" tanya Emil dengan rasa penuh ingin tahu.
Elena menatap Emil dengan tatapan penuh kebencian. "Karena dia yang membuat vespa kesayangan gue hancur. Lo ingat malam itu?"
Terlihat Emil membekap mulutnya dengan tangannya sendiri. "Astaga apa itu lo orangnya? Ya ampun jujur gue gak tau. Itu Chloe yang sopirin jangan salahin gue."
Elena menepuk bahu Emil. "Santai aja gue tau."
Emil menghela napas panjang, terlihat cemas. "Syukurlah. Gue emang benci banget sama dia. Sok cantik padahal dandanan dia udah kayak tante-tante mau open BO." Emil mengejek Chloe dengan sinis. "Tapi, gue senang akhirnya ada yang bisa melawan Chloe. Perempuan itu cuma banggain tetenya yang gede. Gue yakin, itu semua hasil pijat om-om, kayak yang lo bilang."
Elena tersenyum kecil. Tidak menyangka kalo Emil akan secepat itu percaya padanya dan menjelek-jelekkan Chloe.
•••••
Pagi berikutnya, Elena duduk di depan cermin, tatapannya penuh amarah. Dengan gerakan mekanis, dia menyisir rambutnya, pikirannya sibuk merencanakan langkah berikutnya. "Emil, Chloe, gue hampir sepenuhnya menghancurkan kalian."
Dia melirik ke arah tas slinbagnya dan langsung membukanya untuk mengambil sesuatu. Lama Elena mencoba untuk membuka ponsel milik Emil akhirnya terbuka juga.
Elena langsung menyelidiki galeri foto Emil, berharap menemukan bukti kematian Alana. Tangannya menggulir ke bawah dengan penuh harapan hingga menemukan sebuah foto yang membuat darahnya mendidih.
"Alana?" Elena melihat gambar mengerikan dengan Alana yang terikat, mulutnya tertutup kain, tubuhnya tergeletak tanpa busana kecuali tank top. Lehernya penuh dengan bekas ikan cupang. "Sial! Ternyata adik gue juga dilecehkan?" Elena mendengus marah, tangannya mengepal kuat.
"Kenapa cuma ada satu foto? Di mana foto-foto lainnya?" Elena merasa frustrasi. "Kalau tidak ada di ponsel Emil, berarti ada di Chloe atau Sopia."
Dengan cepat, Elena membuka chat room Emil. "Loh? Kenapa chat dari Duke malah paling atas? Bukannya mereka di kelas nggak pernah ngobrol?" Elena penasaran dan mulai membaca pesan dari Duke.
Duke: Sialan! lo mau porotin gue?! Yang benar aja kalo minta!
Emil: Kalo lo gak mau rahasia ini terungakap kasih gue dua puluh juta sekarang
Duke: Lo pikir uang dari mana dua puluh juta?
Emil: Bokap lo kaya tinggal minta aja kenapa susah? Gak usah alasan
Elena mengerutkan alisnya. Dia yakin Emil selalu menghapus riwayat pesan dengan Duke untuk menghindari perhatian Sopia atau Chloe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delano & Elena
Teen FictionElena Elizabet, gadis yang harus mengungkap banyak rahasia tentang kematian kembarannya dan juga orang tuanya sendiri. Menyamar sebagai gadis culun untuk mencari tau kebenarannya malah membuat dia terjebak dengan cinta seorang yang selamanya tidak b...