Jagalah mahkotamu sebaik mungkin
~~~~~
Delano benar-benar tidak bisa tidur akhir-akhir ini. Ada tugas besar yang harus dirinya lakukan. Tapi, harus kemana lagi dia pergi untuk mencari barang itu.
"Di rumah itu gak ada terus harus dimana lagi gue cari?" Delano masih duduk di atas motornya dengan kepala yang dibungkus helm.
Tiba-tiba dia mendapatkan pesan dan segera Delano membukanya.
628xxx: Waktumu tinggal besok lagi jika tidak mau melihat ibumu untuk selamanya maka segera temukan barangnya besok!
Delano meremas ponselnya dengan kasar. Rahangnya mengeras dengan tatapan tajam. "Sial! Bagaimana bisa gue cari dimana barang itu. Sedangkan dia juga tidak menunjukkan dimana tempatnya!" Sungguh Delano dalam kebingungan yang begitu besar.
Dia tidak tau menahu soal berlian merah delima tersebut. Tapi, disuruh untuk mencarinya.
Delano: Dimana berlian itu berada?
Lain lagi dengan pria dewasa beruban. Meskipun rambutnya sudah beruban tapi dia benar-benar masih terlihat kuat. Nampaknya dia tengah duduk dengan perasaan cemas.
Jika seperti ini terus, dia tidak bisa mendapatkan berlian itu. Dirinya tidak bisa hanya mengandalkan anak kecil tersebut.
"Pak, bagaimana jika besok dia belum bawa berliannya?" tanya salah satu orang kepercayaan pria tersebut.
"Terpaksa saya katakan sama dia kalo ibunya sudah saya bunuh," ucap dia dengan mudah.
"Apa itu tidak beresiko? El sangat tempramen terkait ibunya. Jika dia benar-benar tidak datang ke sini lagi bagaimana pak?" Jujur saja dia takut karena Delano adalah irang yang dapat diandalkan. Selama ini dia selalu dapat menyelesaikan semua tugas dan baru kali ini saja Delano gagal.
Mendengarnya pria itu tertawa lebar. "Apa kamu takut kehilangan dia? Saya tidak peduli jika dia tidak terima dan marah. Itu akibatnya tidak bisa menyelesaikan tugas dari saya!"
"Tapi, bagaimana dengan ibunya? Sampai sekarang kita tidak menemukan dimana jejaknya," ucap orang kepercayaannya lagi.
"Biarkan saja wanita itu sudah tidak dibutuhkan lagi. Paling dia juga jadi gelandangan atau sudah mati tertabrak kendaraan." Baginya, orang yang tidak berguna lagi maka dia akan membuangnya. Tidak peduli apapun itu.
"Kita lihat besok saja. Selama ini dia hanya bermain-main dengan teman sekolahnya jika memang menyayangi ibunya, dia akan membawa berlian itu besok."
•••••
Elena terus melihat ke arah jarum jam di pergelangan tangannya. Sialnya, dia menunggu kedatangannya Delano yang katanya akan menjemputnya pagi ini. "Sial! Gue sepertinya dikerjain dia!"
Sudah pukul tujuh kurang lima belas menit dan Elena masih tetap menunggunya. Dia hanya takut kepada Delano yang akan melakukan sesuatu di luar dugaannya.
"Persetan dengan El! Gue mending berangkat sendiri aja!" Elena yang hendak pergi tiba-tiba ditahan oleh seseorang. "Ibu? Ada apa? Kenapa keluar?"
"Aku udah buatkan bekal buat kamu jadi bawa ini." Dia menyerahkan bekal makanan untuk Elena.
Elena mengulas senyum. "Makasih bu tapi lain kali tidak perlu aku bisa beli makan di kantin."
Dela menganggukkan kepalanya berulang kali. "Kalo begitu aku masuk dulu. Kamu hati-hati."
Tidak lama kemudian akhirnya Elena mengendarai vespa maticnya sendiri ke sekolah. Menunggu kedatangan Delano membuat dirinya frustasi.
Untung saja bel belum masuk jadi dia tidak terlambat. Segera Elena menuju ke kelasnya dan di tempatnya duduk juga tidak ada Delano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delano & Elena
Teen FictionElena Elizabet, gadis yang harus mengungkap banyak rahasia tentang kematian kembarannya dan juga orang tuanya sendiri. Menyamar sebagai gadis culun untuk mencari tau kebenarannya malah membuat dia terjebak dengan cinta seorang yang selamanya tidak b...