37. Menjebak emil dan Chloe

23 3 0
                                    


Emil menghentikan laju mobilnya ketika dia berada di jalan tempat dimana Delano dipukuli oleh Ken. Dia mengamati sekitar hingga akhirnya memilih untuk turun.

"Udah hampir malam gue harus cepat-cepat nyari barang milik dia." Jika bukan karena uang seratus juta mana mungkin dia akan melakukannya.

Bisa saja Emil memilih lari membawa uang seratus juta itu. Tapi, dia tidak sejahat itu yang hanya memakai uangnya tanpa melakukan apapun.

"Kalo gak ketemu gimana yah. Lagian dia juga bisa beli lagi dengan uang yang dia punya." Emil mengusap peluh di dahinya.

Dia tidak curiga apapun tentang Elena. Meskipun telah ditipu satu kali dan membuat hidupnya sengsara sampai seperti ini.

Mobil merah yang tiba-tiba datang dan berhenti membuat Emil menatap ke arah sana. Dia mengamati siapa orang yang menghentikan mobilnya. Emil bersiap-siap untuk lari jika itu adalah seorang laki-laki jahat.

"Sial, siapa itu!" Emil yang mengatakannya lirih dan dia melihat kakinya yang turun lebih dulu. "Chloe?" Seketika matanya melebar melihat siapa orang yang turun dari mobil merah.

Seharusnya Emil memang mengenalnya karena mobil merah yang dikenakan Chloe adalah mobil baru yang akhir-akhir ini dipakai.

"Kenapa? Lo kaget lihat gue di sini?" Matanya menatap lurus ke arah Emil dengan penuh dendam.

Chloe masih ingat dengan jelas tentang Emil yang telah mengkhianati pertemanannya. Kakinya terus melangkah mendekati Emil yang terlihat sudah ketakutan.

"Tau dari mana gue ada di sini?" Emil tentunya merasa aneh karena yang tau dirinya di sini hanya Elena. Perempuan itu juga yang telah memerintahnya untuk datang ke sini. 'Sial! Jangan-jangan gue ditipu sama dia lagi!'

Emil yakin betul dengan penuh percaya diri. Seharusnya, dirinya tidak langsung menerima perintah darinya. Dia yakin kali ini pasti Elena akan memberikan sesuatu yang begitu besar.

Mengingat dia memberi dirinya uang seratus juta. "Nasib sudah jadi bubur. Semoga gue gak kenapa-kenapa." Dia mendo'akan dirinya sendiri untuk tetap baik-baik saja.

"Lo ... apa lo tau kalo hidup gue udah hancur dan semua karena perbuatan lo, Emil!" Chloe menyalahkan semuanya kepada Emil. Dia yang telah membuat dirinya juga dikeluarkan dari sekolah. "Karena lo juga orang tua gue tau semua!" Dia mendorong tubuh Emil kasar.

Emil menelan salivanya. Dia menatap sekitar dan tidak ada siapapun. Jika dirinya melakukan sesuatu pasti tidak akan ada yang tau. Dia juga harus melindungi dirinya sendiri dari perempuan seperti Chloe. "Stop! Lo pikir di sini yang salah cuma gue? Lo juga salah Chloe!" Dia menatap balik Chloe dengan tidak kalah tajam. "Siapa suruh lo jadi jalang!" Hina Emil kepada Chloe.

Hampir saja Chloe akan menampar wajah Emil tapi langsung dia hempaskan. "Gak terima? Lo emang jalang! Kalo bukan jalang apa lagi? Ani-ani?"

Gigi Chloe saling bergemelatuk menandakan dia begitu marah. "Lo! Lo ternyata berani main-main sama gue! Apa lo lupa siapa gue?"

"Gue gak akan lupa siapa lo! Lo cuma perempuan rendahan yang gak punya harga diri!" Emil benar-benar terus memancing kemarahan Chloe.

Dada Chloe kembang kempis dengan semua ucapan yang terus keluar dari mulut Emil. "Lo emang gak tau diri! Selama ini yang ngasih pekerjaan sama orang tua lo siapa kalo bukan karena orang tua gue!"

Emil tertawa begitu renyah. "Orang tua lo, kan? Bukan lo?" Kemudian dia langsung mendorong tubuh Chloe kasar hingga akhirnya terjatuh. "Dasar perempuan gila! Lo pikir selama ini gue senang orang tua gue kerja sama keluarga lo? Gak, sialan! Gue juga berusaha nahan emosi tiap kali lo selalu seenaknya sama gue!" Dia sangat marah dan akhirnya dia mengatakan semua yang dirinya rasakan selama ini. "Kalo bukan karena itu semua mana sudi gue mau berteman sama perempuan seperti lo, Chloe!" Ia meludah ke samping. "Cuih!"

Delano & ElenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang