Harap bijak, sebagian cerita di part ini ada adegan 17+
--------------------------------------------
Cikal menggaruk kepala nya yang tak gatal, ia bingung harus bagaimana lagi untuk meredakan kekesalan Kinara padanya. Sejak pulang dari kampus, Kinara terus mengabaikannya meski sudah dirayu apapun tetap tidak mempan.
Padahal Cikal tidak berbuat salah, hanya sengaja melumat bibir Kinara sebentar. Percayalah, bibir Kinara sangat manis dan kenyal itu sangat membuat Cikal candu. Hanya saja selama ini ia tahan karna banyak masalah yang lebih penting untuk diurus, sedangkan tadi ia lost control.
"Ayah!" Panggil Langit sambil menepuk-nepuk pundak Cikal sekuat tenaga. "Maiinn, ayo main,"
"Iya iya, ayo main ayo. Tapi ajak ibu juga ya,"
"Nda mau, ibu au matsaak," Langit menarik tangan Cikal hingga bangun dan mengikuti Langit ke dalam kamar bermain nya.
Kinara tersenyum kecil melihat Langit menarik lengan Cikal menjauh darinya, sebenarnya Kinara tidak marah. Hanya sedikit kesal, bisa-bisa nya Cikal melumat bibir nya di tempat umum. Meski parkiran tidak terlalu ramai, tapi tetap aja ada orang yang melihat kelakuan Cikal. Padahal kan Cikal bisa saja melakukannya saat sampai dirumah bukan?
"Astagfirullah," Kinara memukul pelan kepalanya, menghapus pikiran kotor dari kepalanya. Bisa-bisa nya Kinara berharap dicium Cikal dirumah, "Sadar Kinara sadar,"
"Sadar kenapa ayang?" Kinara refleks menggeser tubuh nya kala mendengar suara Cikal tepat disamping telinga nya.
"Bukannya kamu bermain dengan Langit?" bukan menjawab tapi Kinara malah bertanya balik pada Cikal.
"Tuh," Cikal mengalihkan pandangannya membuat Kinara mengikuti arah pandangnya.
Didepan pintu, Langit sedang memakai jaket dan sepatu yang dibantu oleh Arki dan Inara. Kinara mematikan kompor dan berjalan menghampiri mereka, dan Cikal mengekor dibelakang.
"Mau kemana bapak sama ibu?" tanya Kinara.
"Didepan komplek ada pasar malem, ibu sama bapak mau ajak Langit untuk melihat-lihat. Boleh kan nak?" ujar Inara.
Kinara merapihkan rambut Langit yang sedikit berantakan, "Langit tidak boleh makan yang aneh-aneh oke? Tidak boleh kecapean, dan tidak boleh pulang terlalu larut oke?"
Langit mengangguk kepala nya antusias, dengan senyuman lebar nya anak kecil itu memeluk tubuh Kinara dan mencium pipi Kinara hingga basah. Kinara terkekeh melihat tingkah anak nya itu, sedangkan Cikal terdiam menatap Langit sinis.
"Dipeluk cium sama Langit senyum lebar, bagian dicium gue malah ngediemin kaya makhluk ga kasat mata. Kalo udah halal siap-siap aja seminggu full tanpa jeda gue geder dah," Gerutu Cikal dalam hati nya.
"Yah!" Langit berteriak sambil menghempas-hempaskan lengan Cikal.
"Apa?" Cikal berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Langit. "Mau uang buat jajan?"
Langit mengangguk antusias dan mengangkat kedua tangannya siap menerima uang jajan dari Cikal.
"Dasar," Cikal terkekeh dan mengeluarkan dompet nya dari saku, memberi 10 lembar uang 100 ribu yang langsung mendapat pelototoan dari Kinara.
"Langit masih kecil, kenapa ngasih banyak banget," Ujar Kinara.
"Buat bapak ibu juga, masa Langit doang yang jajan. Bapak ibu , beli aja apa yang kalian mau pakai uang ini ya," Balas Cikal.
"Terima kasih nak Cikal, jangan lupa untuk pulang. Tidak baik lama-lama berduaan dalam rumah, ingat kalian belum sah," Ujar Arki.
"Tenang aja pak, bentar lagi aku pulang kok. Mau makan dulu, sayang Kinara udah masak,"
Langit, Arki dan Inara pun pamit untuk pergi ke pasar malam menggunakkan motor. Setelah mereka pergi Kinara berjalan menuju dapur lagi, dan menyiapkan makanan yang disimpan diatas karpet. Terlihat Kinara menyiapkan dua piring kosong, Cikal tersenyum melihat itu.
Dengan telaten Kinara menyiapkan nasi dan lauk kedalam piring dan diberikan pada Cikal terlebih dahulu sebelum dirinya. Lagi, membuat Cikal tersenyum lebih lebar dari sebelumnya. Dalam diam, Cikal menyantap makanan yang disiapkan Kinara. Meski rasa nya sedikit membuat sebal, tapi Cikal terus menyantapnya hingga habis. Jika ada yang bilang, rasa masakan tergantung dari mood yang masak, maka benar. Sepertinya Kinara tadi masih kesal, sayur kacang merah nya begitu manis sedangkan tempe goreng tepung yang begitu asin, jangan lupakan sambel dadak yang flat rasa pedas.
Seusai makan, Cikal membantu Kinara mencuci piring. Meski Kinara melarang namun Cikal tetap melakukannya. Kinara pun memasuki kamar bermain Langit , membereskan semua mainan Langit yang tadi dimainkan hingga tak sadar Cikal sudah berada dibelakangnya.
Saat Kinara berdiri, badannya bersitubruk dengan tubuh Cikal hingga hampir terjatuh. Namun tangan Cikal dengan cepat menahannya. Kini mereka saling berhadapan tanpa ada ruang diantara mereka, terdengar degub jantung saling menjawab.
Ditatapnya wajah polos Kinara tanpa makeup apapun, sangat berseri dan sungguh cantik. Cikal mendekatkan wajah nya hingga hidung mereka menempel, dengan senyuman diwajahnya. Tangan kanannya sudah mengelus lembut pipi Kinara, membuat degub jantung Kinara semakin berisik.
"Sayang, boleh cium?" Ijin Cikal dengan suara yang berubah semakin serak dan berat.
Kinara terdiam menatap mata hitam Cikal, tatapannya sangat tulus. Tanpa menjawab, Kinara menutup matanya dan memajukan bibir nya hingga menempel dengan Cikal. Merasa dapat lampu hijau, Cikal pun mulai membuka mulut nya perlahan dan melumat bibir atas Kinara dengan lembut. Kinara pun mengikuti yang Cikal lakukan, pelan pelan hingga tak terasa ciuman mereka semakin menuntut. Tangan nakal Cikal entah sejak kapan sudah bertengger diatas dada Kinara.
"Eeungg, Ci-- kal," Kinara mendesah pelan seraya ciuman Cikal dan permainan tangan didada nya sungguh membuat Kinara lemas hingga tak sadar Cikal sudah memangkunya dan mendudukannya diatas lemari kayu berisi mainan Langit.
Kinara memundurkan kepala, menangkup wajah Cikal dengan kedua tangannya. Dikecup bibir Cikal yang membengkak dan memeluknya. Cikal menjatuhkan kepala nya dipundak Kinara, memahami maksud pelukan calon istri nya itu.
"Maaf," Ujar Cikal dengan suara serak.
"Aku maafin kalo tangan kamu keluar dari dalam baju aku," Balas Kinara.
Cikal terkekeh , menatap Kinara yang tersenyum. Saat hendak mengeluarkan tangannya, Cikal meremas kencang dada Kinara dan berlari pergi menghindari amukan.
"CIKAALL!!" Teriak Kinara, Cikal pun tertawa kencang didepan pintu dan tergesa memakai sepatu.
Namun , langkahnya terhenti karna tangan Kinara sudah berlabuh diatas kepala Cikal.
"Brengsek lo!" Umpat Kinara sambil menarik rambut Cikal , untungnya lebat dan lembut jadi makin enak Kinara menjambaknya.
"Sorry mbak sorry hehe," Ujar Cikal sambil sesekali meringis kesakitan.
"Kurang kurangin kebrengsekan lo itu," Kinara melepaskan tangannya dari kepala Cikal dan melipat nya didepan dada.
"Hehe, sorry deh mbak," Cikal berdiri dihapan Kinara, dengan senyuman lebar nya Cikal mengecup pucuk kepala Kinara yang ditutupi kerudung. "Jadi inget dulu, manggil nya lo gue. Jadi kerasa deket banget gitu hehe, ga bisa emang akad nikah nya besok aja? Adek bawah bangun ini," Lanjutnya dengan senyuman miring.
"Brengsek!" Kinara mendorong Cikal hingga hampir terjatuh, dan menutup pintu dengan kencang.
"Alamak nyolo ini mah," Ujar Cikal sambil berjalan lunglai menuju motor nya dan berlalu pulang.
.
.
.
.
.
Segini juga udah uyuhan update hehe
Maaf ya agak lama wkwk😂✌Jangan lupe voteee😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Sssttt Mbak!
DiversosKinara Ayu (28thn), seorang sekretaris disebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang. Anak tunggal yang jauh dari sanak saudara. Wanita yang manis, perfectsionis, cuek yang selalu dihindari oleh beberapa karyawan wanita karna ke-ketusannya yang...