Hafidz berjalan tergesa menyusuri koridor, mencari seseorang yang sejak tadi tak bisa dihubungi. Hingga ia melihat kedua teman lainnya sedang berbincang dekat taman, dengan tempo yang dipercepat ia akhirnya sampai didepan kedua sahabatnya.
"Uh- kalian liat Cikal?" Hafidz menupang kedua lengannya pada lutut dengan tubuh sedikit membungkuk.
"Kalo ga salah tadi lagi ngumpulin tugas, ada apaan sampe lo kehabisan nafas gitu nyariin tuh bapak muda?" Riki memetikan roko yang ia pegang.
"Ada yang perlu gue bicarain sama dia," Hafidz kini menegakkan tubuh nya menatap kedua sahabatnya.
"Apa--- tuh si Cikal kemari," Andra menunjuk seseorang dibalik tubuh Hafidz, membuat kedua pria lainnya memfokuskan arak telunjuk Andra.
"Masih pagi dah pada ghibah aja kelean," Cikal datang dengan santai, tangan kanan ia masukkan kedalam saku celana sedangkan tangan kiri nya menuntun Langit?
"Lo gila? Bawa Langit ke kampus emang kaga dimarahi ibu nya?!" Pekik Andra sembari jongkok menyamai tinggi nya denagan anak kecil itu. "Hai boy," Lanjutnya sembari bertos ria yang dengan Langit.
Cikal memutar bola mata nya malas. "Kelas hari ini dibatalin semua, gue cuma datang nganterin tugas doang. Mbak Kinara ga keberatan lagian cuma bentaran,"
"Ooww, gue belum buka grup angkatan sih," Jawab Riky. "Oh iya, nih bocah nyariin lo," Tangan Riki menunjuk Hafidz yang sedari tadi diam.
"Ada apa lo nyariin gue? Kan bisa telfon atau chat," Cikal mengangkat alis nya sebelah menatap Hafidz.
"Udah dari tadi gue telfon sama chat tapi ga ada respon," Hafidz menghela nafas pelan.
"Apa iya?" Cikal meletakkan tas nya diatas kursi semen dekat mereka, mengobrak abrik isi tas mencari Hp. "Kaya nya ketinggalan di mobil Fidz hehe,"
Hafidz memutar bola mata nya malas, tak lama kembali menatap serius Cikal. "Lo udah tau Keysa bakal pindah sementara waktu ke lampung?"
Cikal mengkerutkan dahi nya kala mendengar pertanyaan Hafidz. "Ga, gue ga denger kabar apa-apa,"
"Kasian bener hidup lo Kal, ga tau kabar mantan istri," Cikal menendang pelan Andra yang masih berjongkok depan Langit, hampir tersungkur jika kedua lengannya telat menopang. "Ck! Dasar lo bapak muda!" Andra berdiri dan menatap tajam Cikal.
"Lagian menurut gue wajar aja sih Ndra, Cikal sama Keysa udah pisah dan sekarang Cikal udah sama keluarga kecil nya sendiri jadi ga harus selalu tau tentang Keysa. Mungkin kalo kabar umum sih ya wajar karna kita kan masih satu circle," Riki menumpangkan kaki kirinya diatas kaki kanan dengan tangan yang sudah memegang roko baru menyala.
Riki menatap Hafidz, menarik tangan sahabat nya untuk duduk disampingnya. "Hal penting yang mau lo omongin ke Cikal cuma itu doang?"
Hafid mengangguk kepala pelan. "Tapi ada yang lainnya juga sih, gue......... " Mengalir lah cerita tentang dia dan Keysa 2 hari lalu ditaman. Walau sebenarnya ga terlalu wajib untuk diberitahu pada yang lain, tapi Hafidz rasa perlu membicarakannya dengan Cikal.
"Akhir nya lo maju juga," Cikal menepuk pelan pundak Hafidz. "Gue percaya lo lebih bisa menjaga Key daripada gue, terbukti selama menikah dengan gue kita berdua saling nyakitin satu sama lain dalam diam,"
"Gue percaya lo bisa mencintai nya lebih dari siapapun," Andra menepuk pelan pucuk kepala Hafidz.
"Kalo jodoh ga akan kemana, asal lo bisa yakin dengan perasaan lo sendiri dan menunggu dengan harapan besar lo pasti bisa dapetin dia," Riki mematikan rokok nya dan menatap serius Hafidz yang duduk disampingnya.
"Ayah," Ah mereka lupa, ada laki-laki lain diantara mereka. Cikal versi mini - Langit. "Mau itu," Sembari menarik tangan Ayah nya - Cikal, Langit menunjuk seorang mahasiswi yang duduk sembari memegang gulali?
"Nanti kita cari ya," Cikal mengangkat Langit dan menggendong didepan dada nya.
"Mau yang itu Yah," Dan 3 dekit kemudian keluar rengekan dari Cikal versi mini itu.
"Beli aja dari tuh cewek," Andra berdiri membantu Cikal untuk membujuk Langit. Namun nihil. Rengekannya semakin menjadi.
"Emang bisa ya?" Cikal menatap Andra dengan raut bingung.
"Ck! Lama lo," Riki berdiri , menarik lengan Cikal dan berjalan menghampiri mahasiswi itu. Yang pasti diikuti oleh Hafidz dan Andra.
"Permisi, kalo boleh tau lo beli itu dimana?" Riki bertanya seraya menunjuk gulali yang dipegang mahasiswi itu.
"Oh, ini? Gue beli dipasar sebelum kesini. Kenapa?" Tanya nya seraya menatap keempat pria dewasa dan satu pria kecil dengan wajah basah.
"Boleh gue beli itu dari lo? Anak gue nangis pingin itu,"
Mahasiswi itu sedikit tak percaya, juga temannya yang lain pun sama.
"Lo udah nikah?" Tanya salah satu mahasiswi lain.
"Lah gue kira lo belum nikah," Ujar yang lainnya.
"Emang muka gue kek jomblo abadi?" Cikal memutar bola mata nya malas. "Bisa ga gue beli? Anak gue nangis pingin yang itu,"
"Boleh, gue kasih aja buat anak lo," Mahasiswi itu menyodorkan gulali yang diterima senang oleh Langit.
"Gue beli aja, nih makasih ya sorry ngerepotin," Cikal menyerahkan uang 50 rb dari saku nya yang disimpan diatas kedua tangan mahasiswi itu.
"Nama lo siapa?" Riki bertanya pada gadis itu.
"Gue? Nama gue Nayla," Jawabnya.
"Oh, lo suka Cikal?" Pertanyaan Riki membuat beberapa orang disekitar nya memiliki ekspresi berbeda-beda pada wajah nya. "Oke fix lo suka sama Cikal,"
"Paan sih lo," Cikal menatap Riki tajam. "Sorry , Riki emang mulut nya tuh kadang-kadang ga bisa di kontrol,"
"Gue berucap bener loh Kal, lo liat raut wajah kecewa nya pas bilang Langit anak lo," Ucapan Riki membuat Cikal kembali menatap gadis didepannya.
"Lo beneran suka gue?" Cikal bertanya dengan raut tak percaya. "Gue ganteng banget berarti ya banyak yang suka gue," Ujarnya lagi dengan wajah PD dan menyugarkan rambutnya dengan keren.
"Ngaku ganteng tapi ditolak Kinara berkali-kali," Cicit Andra membuat Cikal dongkol dan menatap tajam sahabatnya itu.
"Ssttt! Lo ga diajak," Cikal menatap tajam Andra sebelum kembali menatap beberapa gadis dihadapannya. "Gue tau gue ganteng, tapi abang ganteng ini udah punya anak ganteng dan istri yang cantik jadi lo jangan suka gue lagi oke. Kalo mau lo bisa pilih kedua sahabat gue ini yang jomblo abadi," Cikal menunjuk Andra dan Riki bergantian sebelum membalik badan berjalan menjauh.
"Sombong amat lu! Gue do'ain punya anak kembar 11! Mampus lo!" Umpat Andra tapi mengekori Cikal dari belakang yang diikuti oleh Hafidz dan Riki.
"Sabar Ndra sabar, orang sabar pacar nya spek IU," Hafidz mengusap pelan punggung Andra.
"Aamiin Ya Allah," Ujar Riki dan Andra bersamaan. Tak jauh dari mereka Cikal terkekeh mendengar penuturan ketiga sahabatnya itu, emang selalu random dan banyak gila nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sssttt Mbak!
RandomKinara Ayu (28thn), seorang sekretaris disebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang. Anak tunggal yang jauh dari sanak saudara. Wanita yang manis, perfectsionis, cuek yang selalu dihindari oleh beberapa karyawan wanita karna ke-ketusannya yang...