"42-Sedikit Tentang Kita"

4.5K 452 107
                                    

.
.

HAPPY READING

.
.

Heeseung berbeda, wajah tampannya kini nampak kacau dan lelah. Jika boleh memilih, biar dia saja yang menggantikan posisi adiknya. Tapi bagaimana, dia hanya manusia biasa.

"Hah..." Heeseung meremat rambutnya. Membiarkan rasa sakit kepalanya mereda karena tertutup rasa perih dari hasil tarikan rambutnya. Kepalanya sakit, sangat. Sunoo tengah drop dan dalam masa perawatan. Kini adik kecilnya yang lain juga harus di rawat. Bagaimana kepala Heeseung tidak ingin pecah?



Flashback.

Heeseung berlari seperti orang yang kesetanan. Beberapa menit yang lalu pemuda itu mendapat kabar bahwa salah satu adiknya dilarikan ke rumah sakit karena terlibat perkelahian.

"S-suster! Dimana ruangan pasien atas nama Ni-ki?" Tanya Heeseung terbata.

"Siswa SMA yang terlibat perkelahian?" Heeseung mengangguk.

"Disana tuan, di ruang VVIP nomer 18" suster itu menunjuk satu pintu yang berada dipaling ujung koridor.

"Terima kasih" Heeseung segera beranjak menuju ke tempat yang disebut suster tadi.

Ceklek.

Heeseung memasuki ruangan itu.

"Kak" Jungwon memanggil kakaknya lirih.

Heeseung mendekat, menatap wajah sang adik yang masih terlelap. Hatinya hancur, sungguh. Adiknya yang biasanya sering berulah dengan wajah tengilnya itu kini terbaring tak berdaya. Dengan semua luka yang menutupi wajahnya.

"Hiks .." isakan itu lolos begitu saja dari bibir Heeseung.

"Maaf, tapi dokter mengatakan bahwa ada beberapa cidera dan patah tulang pada Ni-ki" ujar satu orang dewasa yang membuat hati Heeseung semakin hancur.

"Kak!" Jungwon menahan tubuh sang kakak yang hampir luruh ke lantai.

"Kenapa? Kenapa bisa kayak gini sih Won?" Heeseung menatap Jungwon dengan berlinang air mata. Membuat remaja itu juga merasakan sesak dan berakhir meneteskan air matanya.

Flashback off.

.
.














Heeseung memasuki mansion. Dia harus mengambil beberapa barang untuk Ni-ki dan Sunoo. Mengenai Ni-ki, remaja itu telah dipindahkan ke ruangan yang berdekatan dengan Sunoo. Awalnya Heeseung ingin menempatkan Ni-ki dan Sunoo dalam satu ruangan agar memudahkan mereka memantau dua adik kecil mereka. Namun karena takut resiko kondisi keduanya drop karena kaget, maka Heeseung mengurungkan niatnya.

"Kak.." panggil Sunghoon. Pemuda itu sebenarnya sangat ingin menemui dua adiknya. Apalagi saat mendengar kabar Ni-ki yang juga dirawat. Tapi dirinya harus menahan diri, karena untuk saat ini dia harus fokus menemani Jay.

"Kenapa Hoon?" Tanya Heeseung.

"Gimana keadaan adek sama Ni-ki?" Tanya Sunghoon.

"Ni-ki udah siuman. Cuman ya gitu, kata dokter ada beberapa cidera. Jadi belum bisa banyak gerak"

"Kalau adek, kondisinya masih belum bisa dibilang baik. Tadi sempet pingsan dan mimisan lagi" jelas Heeseung.

"Kasian banget" Sunghoon melengkungkan bibirnya ke bawah. Dia sedih, dua adiknya yang paling aktif tengah terbaring sakit saat ini.

"Jay gimana?" Kini Heeseung balik menanyakan keadaan Jay.

"Udah mulai bisa jalan sendiri kak. Cuman ya gitu, kadang masih harus aku bantu. Aku juga takut biarin dia jalan sendiri" jelas Sunghoon yang dibalas anggukkan oleh Heeseung.

A B A N G [E N H Y P E N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang