"22-Rindu"

7.2K 550 48
                                    

"Warning!!"
2k + words
Semoga gak bosan yah
😅😅😅

.
.

HAPPY READING

.
.



Flashback.

"Ayah..."

Huek!

"SUNOO!!" Jake panik setengah mati saat tahu adiknya muntah darah. Air matanya semakin deras dan teriakannya semakin histeris.

"Bawa adikmu ke rumah sakit" ujar Seokjin pada Heeseung yang baru saja datang bersama bala bantuan.

Pria dewasa itu tak mengalihkan atensinya pada target di depannya. Dengan pembawaan yang tenang namun menatap tajam pada musuhnya.

Heeseung yang paham segera mengangguk dan membawa kedua adiknya di bantu oleh beberapa anggota ayahnya.

Saat di Ambulance, Jake tak bisa berhenti merapalkan doa untuk sang adik yang tengah mendapatkan pertolongan. Hingga akhirnya mereka tiba di rumah sakit dan Sunoo segera di tangani lebih lanjut.

"Hiks.. kak.. ini salah aku" ujar Jake untuk kesekian kalinya.

Heeseung, dengan wajah tenangnya memeluk sang adik kedua. Membisikkan kata-kata penenang untuk adiknya itu.

"Kak.." panggil seorang wanita bersama dengan beberapa orang lainnya.

"Bunda.." lirih Heeseung.

"Jake, kamu gak papa sayang?" Sowon fokus pada Jake yang masih menangis dipelukan Heeseung.

"Hiks.. bunda.. ini semua salah Jake"

"Hiks.. kalau aja Jake gak pulang malam. Kalau aja Jake lebih hati-hati. Kalau aja Jake lebih kuat-"

"Sstt.." Sowon memeluk sang anak. Tak sanggup mendengar kelanjutan ucapan sang anak.

"Bukan salah kamu nak. Ini udah takdir"

"Sekarang kita doain adek, semoga adek gak kenapa-kenapa" Sowon memeluk erat tubuh Jake dan mengecup surainya singkat.

Namun..

"Jake!" Panik Sowon saat tubuh anak ke tiganya itu melemas dan berakhir merosot sebelum Jay berhasil menahannya.

"Suster!" Sunghoon berteriak memanggil salah satu suster yang ada.

"Biar kakak aja" Heeseung mendekat dan menggendong Jake mendekati brankar yang tengah di dorong.

"Kamu disini aja. Temenin bunda dan yang lainnya sampai ayah datang" perintah Heeseung saat Jay akan mengikutinya.

Jay terdiam. Tak menjawab ataupun menolak. Pemuda bermata elang itu fokus pada tatapan mata sang kakak yang jelas memohon. Membuatnya berakhir mengangguk dan menurut.

"Biar kak Hee yang ngurus Jake" Jay menahan Sunghoon yang akan beranjak mengikuti Heeseung.

Heeseung mengikuti brankar yang membawa adik ke duanya. Pembawaan pemuda itu masih tenang, sama seperti ayahnya. Meskipun ada jejak kekhawatiran di sorot matanya. Namun sebisa mungkin ia menyembunyikannya.

"Silahkan tunggu di luar. Kami akan menangani pasien" ujar satu suster sebelum menutup pintu

Heeseung mengangguk dan mundur setelah pintu tertutup.

Hening...
Heeseung merasakan sepi yang sangat dingin setelahnya. Perlahan tubuh kokohnya luruh ke lantai. Ketenangan dan ekspresi di wajahnya berubah. Pemuda yang tadinya kokoh itu kini terlihat rapuh.
Jika tadinya dia terlihat kuat, kini dia terlihat hancur berkeping-keping.

A B A N G [E N H Y P E N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang