Deka dan Puput turun ke lantai satu setelah makan. Urai tidak mau turun karena mengerjakan skripsi. Aktivitas toko sudah dimulai sejak pagi. Beberapa pembeli yang sebagian besar langganan, tengah melakukan transaksi. Sambil mengawasi pegawainya bekerja, Deka kembali menggali kemungkinan-kemungkinan hubungan semua orang.
Bersama Puput, Deka mereka mengumpulkan berbagai berita dari internet terkait tragedi-tragedi kematian di sekitar Bendungan Riam Kanan dan Matang Kaladan. Mereka menemukan beberapa. Ada berita yang telah berusia puluhan tahun.
"Put, perhatikan korban-korban ini. Kamu menemukan kesamaan, nggak?"
"Kita udah boleh ngomong?" tanya Puput.
"Udah. Tuh, ada naga putih melingkar di atap."
Puput bergegas keluar, memandang atap ruko. "Mana? Aku nggak lihat."
"Yang ini nggak mau terlihat olehmu. Tingkatannya lebih tinggi. Frekuensi energinya berbeda dari buaya tadi."
Puput kembali duduk di samping Deka, memelototi layar laptopnya.
Deka mengheningkan cipta sebentar. "Hmm, energi para jata ini sangat berbeda. Mau dibilang gelap, nyatanya tidak gelap. Mau dibilang kotor, nyatanya mereka netral aja seperti energi dunia manusia. Tapi apa ya ... kuat dan kasar? Aneh."
"Kasar? Pantas Kak Jata makin emosian setelah mengenal mereka. Sifatnya makin keras aja."
"Itu yang aku takutkan, Put. Karena menyatu dengan kekuatan para jata, pasti kepribadian suamimu akan berubah. Kamu siap mental aja."
Puput mendesah dengan sedih. Deka menjadi kasihan. Gadis semuda itu harus menjalani masalah seberat ini.
"Tapi energimu unik lho, Put," kata Deka tulus untuk menghibur gadis itu. "Halus, tapi terasa banget. Sayangnya masih lemah. Coba kalau dilatih, mungkin bisa sangat kuat."
"Gimana cara melatihnya?"
Deka tercenung. "Aku baru ketemu yang model begini, Put. Mana kutahu gimana melatihnya."
Otomatis Puput mencibir mendengar itu. Matanya kembali ke laptop dan catatan yang dibuat. "Kesamaan semua korban adalah mereka pasangan. Aku belum nemu korban tunggal."
Deka membenarkan. "Yang ini, pasangan terlarang, seorang suami dengan selingkuhannya. Tiga terakhir sama, semua pasangan. Semua mempunyai riwayat hubungan yang tidak baik. Korban terakhir adalah istri cemburu yang membunuh suaminya. Si istri menjadi gila setelah membunuh, lalu bunuh diri."
Puput mengamati data pasangan korban terakhir itu. "Menarik. Suaminya sering memukul, selingkuh, dan tidak memberi nafkah. Istrinya diduga stres karena kekerasan itu."
"Ada yang aneh nggak sih, Put? Suami sekuat ini, kenapa bisa dibujuk untuk datang ke Riam Kanan?"
Bersamaan mereka berseru, "Naaah!"
"Sesuatu mempengaruhi kejiwaan mereka, seperti aku dan Kak Asrul," lanjut Puput.
Deka tiba-tiba teringat sesuatu. "Bang Asrul bilang, dia melihat makhluk hitam yang matanya menyala merah sebelum masuk jurang."
"Tapi kenapa dia korban tunggal?"
"Beda pola biasanya beda motivasi, Put."
Mereka terdiam sejenak, sebelum Puput menemukan berita terbaru. "Ada lagi korban tunggal. Seorang paranormal yang ditemukan lumpuh di jurang dekat Desa Aranio."
Deka mengamati berita itu sejenak. "Aku tahu orang ini. Ilmu hitamnya tingkat tinggi."
"Wah, dia kecelakaan atau apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Percobaan 44
ParanormalJata benar-benar kehilangan kesabaran. Setelah enam bulan menikah, Puput tetap perawan. Tentu saja, harga dirinya sebagai lelaki jatuh bagai keset kaki. Hati Jata semakin tersayat manakala membaca catatan kegagalan percobaan-percobaan mereka. Percob...