Aku, Jatuh Cinta

2.4K 262 48
                                    

"Jangan mempermainkanku, Salmita! Ini sama sekali tidak lucu," ucap Alfarez setelah berdiam beberapa saat karena terkejut dengan ucapan Salmita.

"Aku sedang tidak melucu, Alfarez. Aku serius!" jawab Salmita yang kini memilih membuang mukanya ke arah jendela.

Alfarez kembali meraih tangan Salmita lalu ia genggam dengan erat, "Please, kasih aku kesempatan kembali, Sal. Jangan batal ya?" mohon Alfarez kemudian mengecup punggung tangan Salmita beberapa kali.

"Capek gak sih Al? Kita ini mau nikah. Udah di jenjang yang lebih serius tapi kamu aja masih gak bisa kasih kepercayaan buat pasangan kamu. Aku gak mau pernikahan ini gagal di tengah jalan Al. Walaupun aku tau pernikahan ini cuman sebatas formalitas kamu buat bertanggung jawab atas kebodohan aku sendiri!" Alfarez menggelengkan kepala, menolak ucapan Salmita.

"Aku, Salmita Isvara, hanya sekedar pengantin pengganti untuk pernikahan seorang Alfarez Davindra, Dosen sekaligus anak pemilik Kampus!" lanjut Salmita dengan suara tangis yang sedari tadi ia tahan mati-matian.

"No!"

Salmita tersenyum getir, "Al, Aku gak hamil. Kamu gak perlu bertanggung jawab. Kita lupain semuanya dan memulainya kembali seperti awal—" Salmita mengambil napas dalam-dalam lalu kembali melanjutkan ucapannya.

"Seperti awal kita tidak saling mengenal," lanjutnya dengan suara tangisnya yang semakin terdengar menyakitkan.

Alfarez memilih menarik tubuh perempuan itu ke dalam dekapannya. Memeluknya erat seakan tidak ingin merasakan kehilangan untuk kedua kalinya.

Salmita tidak menolak kali ini. Malah tangisnya semakin pecah di dalam dekapan Alfarez.

"Aku udah kehilangan Papa, Mama dan harga diriku Al. Aku udah hancur!  Aku gak mau pernikahan aku ini juga ikut hancur. Dari pada aku harus ngerasain bahagia tapi semu mending sekarang aja aku ngerasain sakitnya. Toh disini cuman aku yang jatuh cinta tapi kamu tidak!" Afarez menggeleng lalu mencium kepala Salmita beberapa kali.

"Gak Sal. Aku gak mau pernikahan kita batal. Aku mau nikah sama kamu cuman sama kamu!" ucap Alfarez mencoba meyakinkan Salmita.

Salmita tersenyum di tengah-tengah tangisannya, "Jatuh cinta sendirian itu gak enak. Aku gak mau kesiksa dengan hubungan satu arah ini."

"Kita dua arah Sal. Aku dan kamu akan tetap jadi kita."

"Iya dua arah. Kamu dengan masa lalumu dan Aku dengan cinta penuh lukaku."

Salmita membuang napasnya kasar lalu melepas pelan pelukan Alfarez yang sebenarnya enggan di lepas oleh lelaki itu.

"Aku gak bodoh Al!  Aku tau semalam kamu menemui mantan pacarmu. Ralat! Mantan calon istrimu," ucap Salmita yang membuat tubuh Alfarez seketika menegang.

"Ka-kamu tau dari mana?" jawab Alfarez gugup.

"Jadi benar?"

"Sal, aku bisa jelasin. Dia kemarin minta ak—"

"Batalin pernikahan kita lalu kembali sama dia?" potong Salmita.

Alfarez menggeleng kepala cepat, "Sal.." 

Alfarez kembali mencoba meraih tangan Salmita namun perempuan itu dengan cepat menepisnya.

"Gue kira masa lalu tetap jadi pemenangnya itu bulshit! Tapi nyatanya berlaku di kisah percintaan gue yang baru gue rasain seujung kuku ini hahaha," ucap Salmita di iringi suara tawa palsunya.

"Gue cuman mahasiswi bodoh yang gak tau malu dan mau di ajak tidur bareng sama orang asing yang ternyata dosen gue sendiri. Sal, Sal, udah hidup sendiri masih aja goblok! Deon nih biang keroknya. Kalau gak gara-gara laki-laki brengsek itu, gue gak akan ngelakuin hal bodoh kaya gini yang akhirnya malah ngerusak hidup gue sendiri dan orang lain kaya Bapak yang seharusnya bisa nikah sama pujaan hatinya bukan malah sama saya!" racau Salmita.

"Harusnya kan—"

"STOP OMONG KOSONGMU ITU SALMITA ISVARA!!" bentak Alfarez yang sedari tadi mencoba menahan emosinya.

"SAYA MEMANG BERTEMU DENGAN CIARA DAN CIARA MEMANG MEMINTA SAYA MEMBATALKAN PERNIKAHAN SAYA DENGAN KAMU DAN KEMBALI LAGI DENGANNYA ! TAPI SAYA TIDAK SEBAJINGAN ITU UNTUK MENINGGALKAN KAMU DAN KEMBALI DENGAN PEREMPUAN PENGHIANAT SEPERTI CIARA! HARUSNYA KAMU PAHAM DARI SINI KENAPA SAYA SEMARAH ITU MELIHAT MANTAN PACARMU MENCIUMMU DI DEPAN MATA KEPALA SAYA SALMITA! KARENA SAYA BENCI PENGHIANATAN DAN SAYA TIDAK SUKA MILIK SAYA DI SENTUH ORANG LAIN! PAHAM!" bentaknya sambil mencengkram erat pipi Salmita.

"SATU LAGI! SAYA TIDAK SUKA DENGAN PENOLAKAN. SUKA TIDAK SUKA PERNIKAHAN INI AKAN TETAP BERJALAN JADI JANGAN PERNAH BERFIKIR UNTUK MEMBATALKANNYA ATAU MENCOBA KABUR DARI SAYA SALIRA. KEMANAPUN KAMU PERGI SAYA PASTIKAN AKAN MEMBAWAMU KEMBALI. KE UJUNG DUNIA SEKALIPUN SAYA AKAN TETAP MENEMUKANMU!" tekan Alfarez lalu melepas cengkraman pada pipi Salmita dengan sedikit kasar membuat perempuan itu meringis kesakitan.

"Turun dari mobil saya!" usir Alfarez dengan suara dingin.

Salmita menggelengkan kepala lalu bersiap membuka suara namun ucapan Alfarez membuat ia memilih mengurungkan niatnya.

"TURUN SEKARANG!" bentaknya.

Dengan cepat Salmita memilih membuka pintu mobil Alfarez lalu turun dengan wajah yang masih  penuh dengan air mata dan pipi yang terlihat memerah karena ulah Alfarez.  Bahkan Salmita menutup pintu mobil dengan kasar hingga terdengar bunyi dentuman yang cukup keras. 

Salmita tidak peduli.

Alfarez kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Meninggalkan Salmita yang kini kembali berjalan menuju kampusnya seorang diri.

"ARGH! INGAT SALMITA JANGAN PERNAH MAIN-MAIN DENGAN SAYA!" teriak Alfarez sambil mencengkram erat setir mobilnya dengan penuh emosi.

"Saya sudah menunggumu cukup lama jadi saya tidak akan pernah melepaskan kamu untuk ke dua kalinya!" ucap Alfarez dengan senyum licik di wajahnya.

***

Faultiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang